Belakangan kembali viral di media sosial mengenai pembalut mengandung klorin dalam jumlah tinggi. Beberapa merek terkenal tercantum dalam daftar ini. Tentu saja para perempuan yang menggunakan merek-merek tersebut merasa khawatir.
Akan tetapi, jangan terlalu panik dulu, Bunda. Karena ternyata berita tersebut merupakan hoaks yang beredar sejak tahun 2015 silam dan telah dikonfirmasi oleh pihak Kemenkes dan Kominfo.
Hoaks 9 Merek Pembalut Mengandung Klorin dalam Jumlah Tinggi Melebihi Batas Aman
Di tahun 2015, sempat heboh soal pembalut mengandung klorin tinggi hinga berisiko menyebabkan kanker. Hal ini karena Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengumumkan bahwa ada 9 merek pembalut dan 7 merek pantyliner yang disinyalir mengandung klorin yang bersifat racun.
Arum Dinta, salah satu peneliti YLKI membeberkan daftar merek pembalut dan pantyliner tersebut dengan jumlah kandungan klorin di dalamnya. Berikut adalah rinciannya seperti dilansir dari laman CNN:
- CHARM – 54,73 ppm
- Nina Anion – 39,2 ppm
- My Lady – 24,4 ppm
- VClass Ultra – 17,74 ppm
- Kotex, Hers Protex, LAURIER, Softex, SOFTNESS kandungan klorin 6-8 ppm.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi menambahkan bahwa kandungan klorin dalam pembalut bersifat karsinogenik. Dan ini meningkatkan risiko terkena kanker serviks bagi para perempuan yang terpapar zat klorin dalam pembalut tersebut.
Akan tetapi, benarkah klaim ini bisa dipercaya? Sayangnya, berita yang meresahkan kaum perempuan ini terbukti hoaks semata.
Kemenkes Pastikan Pembalut Mengandung Klorin dengan kadar aman untuk Kesehatan
Melalui situs resmi Kominfo, dipastikan bahwa berita tersebut adalah misinformasi atau hoaks. Kementerian Kesehatan Indonesia sudah menerapkan standar aman terhadap kandungan residu klorin dalam pembalut yang digunakan para perempuan.
Kemenkes juga telah menegaskan bahwa proses produksi semua merk pembalut yang ada di Indonesia telah sesuai standar klasifikasi BPOM dan FDA, termasuk ke dalam penggunaan zat pemutih klorin.
Kementerian Kesehatan menegaskan, proses produksi semua merk pembalut di Indonesia sesuai standar klasifikasi Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA), termasuk penggunaan zat pemutih (klorin)
Mengutip dari laman BBC.com, Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Maura Linda Sitanggang menegaskan bahwa FDA masih mengijinkan adanya jejak residu klorin pada produk akhir pembalut perempuan yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, dalam produksi pembalut, zat klorin yang digunakan ialah agen pemutih yang telah bebas dioksin, alias tidak beracun.
Linda juga melanjutkan bahwa semua merk pembalut yang beredar di pasaran sudah diuji dan dikaji dari sisi keamanaan, kemanfaatan dan mutu sehingga tidak berbahaya bila digunakan.
Beberapa Zat Berbahaya yang ada di dalam Pembalut
Selain klorin, dalam proses produksinya ternyata masih ada zat kimia lainnya di dalam pembalut. Melansir dari laman Alodokter, inilah deretan zat berbahaya yang terkandung dalam produk pembalut
- Klorin. Digunakan dalam proses pemutihan produk pembalut. Namun Kemenkes sudah menegaskan bahwa kadarnya masih aman untuk semua pembalut yang beredar di Indonesia.
- Pewangi Tambahan. Dipakai untuk menyamarkan bau darah mens di pembalut.
- Pestisida. Ada beberapa pembalut yang memakai zat berbahaya ini, dapat menyebabkan reaksi alergi seperti gatal, kemerahan, nyeri dan bengkak.
- Pewarna. Biasanya produk pembalut dengan pewarna dianggap berbahaya dan tidak dianjurkan untuk dipakai.
***
Itulah informasi hoaks mengenai pembalut mengandung klorin tinggi dan berbahaya karena bisa menyebabkan kanker. Selalu jaga kebersihan saat datang bulan, ganti pembalut dua kali sehari dan jangan biarkan area kewanitaan lembab.
Baca juga:
6 Cara Memilih Pembalut yang Baik untuk Anak, Parents Wajib Tahu!
Kumpulan foto artis Bollywood memegang pembalut untuk viralkan Padman Challenge
8 Rekomendasi Pembalut Terbaik dan Tahan Bocor di 2024, Ada yang Organik!