Seorang laki-laki berusia 32 tahun di Sarawak, Malaysia ditangkap oleh kepolisian setempat. Yang membuat geram, dia melakukan pelecehan seksual pada anak dari adiknya sendiri. Korban yang masih terhitung sebagai keponakannya ini baru berusia 3 tahun.
Menurut pemberitaan, peristiwa ini terjadi pada malam tahun baru, sekitar pukul 8 malam. Ibu dari korban yang berusia 30 tahun, mencoba mendobrak pintu kamar saudaranya yang terkunci. Setelah mendengar tangisan putri balitanya dari dalam kamar tersebut.
Setelah pintu kamarnya digedor secara terus menerus, akhirnya pelaku keluar dari kamar. Polisi setempat melaporkan, gadis kecil yang masih balita itu keluar dari kamar pamannya sambil menangis. Anak itu memberitahu sang ibu bahwa dia merasa sangat kesakitan dan mengalami perdarahan di bagian vitalnya.
Banyaknya kasus pelecehan seksual pada anak semakin mengkhawatirkan. Orangtua harus ekstra waspada untuk melindungi buah hatinya.
Pada akhirnya, pelaku mengakui kejahatan yang sudah dia lakukan. Dia mengaku ‘tertarik’ pada keponakannya tersebut, setelah sang keponakan keluar dari kamar mandi. Laki-laki yang melakukan pelecehan seksual pada anak dari adiknya sendiri ini akan menerima sanksi berat sesuai hukum berlaku.
Artikel terkait: Pelecehan seksual anak membuat masa depannya hancur sebelum dimulai
Perhatikan 5 hal ini agar si kecil tidak jadi korban pelecehan seksual pada anak
Sayangnya, terkadang orang yang paling dekat dan paling kita percayai bisa menjadi pelaku pelecehan seksual pada anak kita sendiri.
Bukan berarti Anda tidak boleh mempercayai anggota keluarga, namun sebagai orangtua kita harus benar-benar waspada dan hati-hati saat meninggalkannya anak bersama orang lain.
Artikel terkait: 7 Tips melindungi anak dari pelecehan seksual menurut dokter anak yang juga seorang ibu
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan semua orangtua, agar buah hati kita tidak menjadi korban pelecehan seksual pada anak.
1. Pelaku akan selalu menemukan cara untuk sendirian bersama anak
Pelaku pelecehan seksual pada anak, akan selalu mencari cara agar bisa ditinggal sendirian bersama korban. Dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan kepercayaan anak. Tujuannya agar anak mau ikut pergi bersamanya ke tempat sepi seorang diri.
Curigai siapapun kerabat Anda yang berusaha menjauhkan anak dari orangtuanya, walaupun cuma untuk satu jam. Apalagi jika dia menunjukkan ketertarikan yang tak biasa pada anak Anda.
Pelaku pelecehan seksual pada anak akan selalu mencari cara agar bisa sendirian bersama korban.
2. Pelaku akan mengomentari cara Anda membesarkan anak
Mereka akan selalu mempertanyakan atau mengkritik cara Anda mengasuh anak. Dan kerap memberikan pendapatnya sendiri walaupun tanpa diminta. Pelaku biasanya ingin agar orangtua tidak memiliki pengaruh besar terhadap anak, sehingga anak mudah diajak pergi bersamanya.
3. Pelaku biasanya membelikan hadiah mahal untuk anak
Curigai kerabat atau kenalan dekat, jika dia memberikan hadiah berlebihan pada anak. Apalagi jika dia termasuk orang yang tidak suka memberi hadiah.
4. Pelaku sangat suka menyentuh anak dan menunjukkan kasih sayang berlebihan
Beberapa kerabat memang bisa menunjukkan kasih sayang yang berlebihan pada anak kita, namun predator seksual juga melakukannya. Jadi Parents harus tetap waspada.
Perhatikan baik-baik gerak tubuh dari orang yang Anda curigai. Misalnya, lirikan yang terlalu lama pada bagian pribadi anak, atau senang mengelus-elus bagian tubuh anak.
Atau, jika dia terlalu senang mencium atau menyentuh anak meski si anak sudah berontak tidak mau, namun dia tetap memaksa. Bila pelaku kerap melakukan hal-hal tersebut, kita harus meningkatkan kewaspadaan.
5. Pelaku membawa anak tanpa sepengetahuan orangtua
Orangtua memiliki hak penuh untuk tahu kemana dan dengan siapa anak pergi. Walaupun jaraknya dekat, jika seseorang dari anggota keluarga membawa anak jalan-jalan tanpa sepengetahuan Anda, waspadalah. Ini adalah salah satu modus dari para predator seksual untuk menjauhkannya dari orangtua.
Tanda-tanda di atas tidak selalu berarti orang yang melakukannya adalah pelaku pelecehan seksual. Namun, tidak ada salahnya untuk ekstra hati-hati. Apalagi jika anak Anda masih terlalu kecil untuk bicara dengan benar dan menyampaikan pikiran untuk membela diri.
Pada akhirnya, percayalah pada insting Anda sebagai orangtua. Biasanya insting tidak pernah salah. Semoga buah hati kita selalu dijauhkan dari para predator seksual.
Baca juga:
Kesalahan orangtua yang membuat anak perempuan rentan jadi korban kekerasan seksual
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.