Kasus kekerasan seksual, seperti tindak pemerkosaan anak memang masih sulit untuk dihentikan. Belum lama ini bahkan terjadi kembali kasus pemerkosaan. Sudahkah Anda bisa mengetahui ciri-ciri pelaku pelecehan seksual yang mengintai korban?
Belum lama ini seorang anak perempuan yang diketahui masih berusia 4 tahun menjadi korban pelaku pelecehan seksual. Sang ayah mengetahui anaknya mendapatkan pelecehan seksual setelah si kecil mengeluh tentang rasa sakit di area kelaminnya.
Dalam artikel ini, kali ini kami ingin menengaskan bahwa pelaku, para predator seks sebenarnya bisa siapa saja, bahkan orang terdekat. Karena itu, penting bagi kita sebagai orangtua untuk bisa membentengi diri anak dengan pendidikan seksual yang tepat.
Dan tentu saja waspada dan mengetahui ciri-ciri para pelaku pelecehan seksual.
Sebagai orangtua, tidak ada salahnya untuk belajar cara mengidentifikasi orang-orang dewasa yang bisa menjadi pemangsa seks yang potensial.
Predator seks tidak ditetapkan oleh usia. Baru-baru ini, petugas polisi di Jakarta Selatan menangkap seorang pria berusia 65 tahun yang dikenal dengan inisial “AS”.
Kejahatannya tentu merupakan tindakan yang menghancurkan hati orangtua dan juga masa depan anak. Pria ini melakukan tindak pemerkosaan pada dua anak yang masih berusia sangat belia.
Kejahatan ini terungkap ketika anak yang masih berusia empat tahun itu mengeluh pada ayahnya, ia mengalami nyeri di bagian kelaminnya.
“Ketika ditanya ayahnya, anak itu memberi tahu bahwa dia telah dicabuli,” kata Stefanus Tamuntuan, Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Jakarta Selatan, sebagaimana dilaporkan dalam Kompas.com.
Diketahui, pelaku berinisial AS adalah pria yang belum menikah yang sering berinteraksi dengan anak-anak. Lebih mengejutkan, dalam laporan dia mengaku bahwa selain memperkosa bocah empat tahun, sepupu korban yang berumur enam tahun juga dicabuli.
Menurut Adjunct Commissioner Nunu Suparni, kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak-anak, motivasi utama AS untuk kejahatan hanya didorong oleh keinginan saja.
Berdasarkan Hukum Indonesia, AS dapat dikenakan hingga 15 tahun penjara karena tindakannya yang melanggar hukum.
“Pelaku disangkakan Pasal 76 E jo 82 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman hingga 15 tahun penjara,” kata Stefanus.
Pelaku sudah ditangkap dan dihukum, tapi masih banyak predator seksual yang bisa ‘memangsa’ anak-anak kita. Bagaimana melindungi anak kita?
Pelecehan seksual pada anak memang ibarat gunung es. Sayangnya, sebagai orangtua, kita tidak bisa terus berada di samping anak selama 24 jam untuk memastikan dirinya selalu terlindungi.
Hal penting untuk dilakukan tentu saja dengan memberikan pendidikan seks yang tepat untuk anak, sesuai dengan usia dan perkembangannya.
Coba bayangkan, jika korban bocah 4 tahun ini tidak mengeluhkan bahwa dirinya merasa sakit? Apakah orangtuanya bisa segera mengetahuinya?
Berikut adalah beberapa tanda-tanda anak yang mendapatkan pelecehan yang perlu diwaspadai:
Mengidentifikasi apakah seorang anak telah mendapatkan pelecehan seksual tentu bukanlah perkara mudah.
Anak-anak di bawah umur, bisa saja berada di bawah tekanan karena diancam pelaku. Atau, jika anak-anak tidak dibekali pendidikan seks, maka mereka tidak memahami bahwa dirinya telah dilecehkan.
Sebagian besar waktu, anak-anak menunjukkan kepada kita jika ada sesuatu yang membuat mereka kesal alih-alih memberi tahu kita secara langsung. Karena ini, kami menyarankan orang tua untuk berhati-hati jika anak berperilaku berbeda dari biasanya. Sebab, hal ini dapat mengarah pada pelecehan seksual.
Menurut Lembar Fakta Pelecehan Seksual Anak yang diterbitkan Jaringan Stres Trauma Anak Nasional, AS, ada beberapa bendera merah yang harus diwaspadai karena dapat menunjukkan pelecehan seksual anak-anak:
- Perubahan perilaku, seperti mudah marah, atau perubahan emosi yang siginifikan
- Meningkatnya kecemasan dan depresi
- Masalah tidur seperti sering mimpi buruk
- Menunjukkan kecemasan
- Menampilkan perilaku yang tidak sesuai usia, atau pengetahuan/bahasa seksual
Tidak bisa dipungkiri bahwa pemangsa atau predator seksual kebanyakan orang-orang yang dikenal atau tinggal di lingkungan yang sama. Namun tahukan Anda bahwa sebenarnya ada beberapa tanda yang jelas bahwa seseorang sebenarnya bisa menjadi predator seksual?
Setidaknya bisa dilihat dari perilaku yang kerap ditujukan. Ya, tidak ada salahnya untuk lebih mawas diri dan mengetahui beberapa tanda perilaku para pelaku pelecehan seksual
1. Suka dikelilingi anak-anak, atau terlalu menyayangi anak
Tak ada salahnya Anda lebih mawas diri dengan orang-orang yang terlalu memanjakan anak Anda, sering menghujani anak dengan memberikan hadiah tanpa alasan jelas. Ini bisa merupakan alarm yang perlu diwaspadai.
Terus awasi. Meskipun sangat mungkin bahwa orang itu benar-benar menyukai anak Anda, itu juga bisa menjadi pertanda niat yang lebih jahat.
2. Sering berusaha untuk melakukan kontak fisik pada anak
Sudahkah Anda mengajarkan pada anak-anak, bagian mana sentuhan yang dibolehkan dan tidak? Mana sentuhan yang baik dan sebaliknya? Ketahuilah ini merupakan salah satu pendidikan seks yang mendasar dan perlu diinfokan pada anak.
Jika Anda melihat ada seseorang yang sering berusaha untuk memberikan kasih sayang secara fisik, – melalui pelukan, ciuman, atau bahkan bermain gulat – Anda perlu waspada, terlebih ini dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki kedekatan atau hubungan keluarga.
Tidak ada salahnya untuk mengatakan kepada mereka secara sopan agar tidak melakukannya karena anak Anda jelas tidak menyukainya. Mengetahui bahwa Anda sadar mungkin menghalangi pemangsa untuk benar-benar melakukan aksinya.
3. ‘Memaksa’ untuk mengasuh anak Anda
Menjadi orangtua tentu merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan sepanjang sisa hidup. Salah satu kewajiban orangtua tentu saja melindungi dan memastikan anak dalam kondisi aman.
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan orangtua tidak bisa mengasuh anak sepanjang hari. Jika memang dihadapkan pada kondisi ini, pastikan orang yang mengasuh si kecil adalah orang yang bisa Anda percaya.
Baca juga:
Pengakuan seorang Ayah "Putriku nyaris menjadi korban predator seksual online…"