Setelah serial dramanya usai, ada sejumlah pelajaran parenting dari drakor Twenty Five Twenty One yang bisa kita contoh. Drama yang bercerita tentang kehidupan atlet anggar ini mendapatkan banyak respon positif dari penonton Indonesia.
Ditambah lagi, serial drama produksi TVN ini dibintangi sejumlah artis ternama seperti Kim Tae Ri yang berperan sebagai Na Hee-do, Bona yang berperan sebagai Ko Yu Rim, dan Nam Joo Hyuk yang berperan sebagai Baek Yi-jin.
Tak hanya berkisah tentang kehidupan percintaan para pemainnya, Twenty Five Twenty One juga bercerita tentang kehidupan keluarga masing-masing tokoh di dalamnya. Jadi bukan sekadar menghibur, serial drama yang baru saja tamat akhir pekan kemarin ini juga memiliki sejumlah pelajaran parenting yang patut dicontoh.
Ingin tahu teknik pola asuh apa saja yang bisa dicontoh dari serial drama 16 episode tersebut? Yuk simak daftarnya di bawah ini. Spoiler alert!
8 Pelajaran Parenting Drakor Twenty Five Twenty One
1. Memahami dan Memvalidasi Perasaan Anak
Sumber: Netflix
Akibat krisis IMF yang terjadi di Korea, perusahaan ayah Yi-jin menjadi bangkrut. Sang ayah pun harus bersembunyi untuk menghindari kejaran para penagih utang. Ia juga harus berpura-pura bercerai dengan sang istri dan tinggal jauh dari anak-anaknya.
Namun di suatu kesempatan, sang ayah berhasil menemui Yi-jin. Saat itu ia mengungkapkan bahwa ia menyayangi Yi-jin dan mengerti dengan kesulitan yang dialami sang anak.
Tak lupa ia juga mengucapkan terima kasih karena sang anak telah bertahan menghadapi kesulitan dalam keluarga. Pada adegan itu, terlihat jelas meskipun sudah berusia dewasa, ayah Yi-Jin tetap berusaha memahami dan memvalidasi perasaan yang sedang dirasakan sang anak. Hal tersebut penting dilakukan agar anak selalu terbuka pada orang tua.
Baca juga: 10 Foto Transformasi Nam Joo Hyuk, Sudah Tampan Sejak Kecil!
2. Tidak Mengkritik Anak Terus Menerus
Sumber: Instagram/2521_tvn
Berbeda dengan keluarga Yi-Jin yang harmonis, Hee-do justru sering bertengkar dengan sang ibu. Sejak ayahnya meninggal, Hee-do tidak pernah akur dengan ibunya yang berprofesi sebagai pembaca berita. Sebab, sang ibu terus menerus mengkritik prestasi Hee-do di olahraga anggar yang ia geluti.
Sang ibu bahkan menolak keras saat Hee-do ingin pindah sekolah agar tetap bisa berlatih anggar. Meski pada akhirnya, dengan bantuan seorang teman, sang ibu mau memindahkan Hee-do ke sekolah impiannya.
Ibu Hee-do tidak pernah mempercayai anaknya akan berhasil menjadi atlet anggar profesional yang berprestasi. Hal itulah yang kemudian membuat Hee-do merasa sendirian dan tidak mendapat dukungan.
3. Menghargai Proses yang Dijalani Anak Bukan Sekadar Hasil
Sumber: Instagram/2521_tvn
Dalam setiap kompetisi akan selalu ada yang menang dan kalah. Begitu pun yang terjadi saat Ko Yu Rim bertanding melawan Na Hee-do di ajang Asian Games. Saat itu Yu Rim harus kalah dari Hee-do. Namun ia justru melakukan protes kepada wasit dan menganggap ialah yang lebih layak untuk menang.
Meski ia tidak terima dengan kekalahan yang dialami, namun orang tuanya justru tetap memberikan dukungan. Mereka juga mengatakan bahwa mereka tetap bangga akan prestasi Yu Rim dan salut dengan perjuangannya sampai ke final.
Dengan tindakan tersebut, orang tua Yu Rim sedang menghargai proses yang telah dijalani anak meski hasilnya tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. Hal itu dapat membuat anak menjadi sosok yang pantang menyerah dan mau menerima kekalahan.
Baca juga: 7 Fakta Bona WJSN, Menarik Perhatian Lewat Serial Twenty Five Twenty One
4. Memuji Perbuatan Baik dan Mendukung Keputusan Anak
Sumber: Instagram/2521_tvn
Pada salah satu episode diceritakan Ji Seung-wan (Lee Joo Myoung) melakukan protes kepada seorang guru yang hobi memukul murid. Ia bahkan menceritakan tindakan gurunya tersebut kepada pendengar saat siaran radio. Saat ketahuan oleh sang guru, Seung-wan dipaksa untuk minta maaf dan menyampaikan bahwa ucapannya keliru. Bila tidak, ia akan dikeluarkan dari sekolah.
Merasa tindakannya benar, maka Seung-wan menolak tawaran gurunya tersebut. Ia pun memilih untuk pindah sekolah. Saat menceritakan kejadian pada sang ibu, Seung-wan mendapatkan dukungan dan sang ibu pun akhirnya mengurus proses ke luarnya Seung-wan dari sekolah itu.
Tindakan ibu Seung-wan bisa membuat anak terbuka atas setiap tindak kekerasan yang terjadi di sekolah. Hal itu juga membuat anak berani dalam berkata benar dan mengambil keputusan.
Baca juga: 9 Fakta Lee Joo Myung, Sosok Ji Seung wan dalam Drama ‘Twenty Five-Twenty One’
5. Memotivasi dan Mendukung Bakat Anak
Sumber: Netflix
Saat telah menjadi ibu, Hee-do mendapati anaknya ingin berhenti menari balet karena tidak percaya diri dengan kemampuannya. Anak Hee-do yang bernama Kim Min Chae itu juga merasa terintimidasi dengan kemampuan saingannya. Namun Hee-do tetap memberikannya dukungan dan memotivasi.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat masih menjadi atlet anggar. Hee-do bercerita bahwa ia pantang menyerah, siapa pun lawan yang akan ia hadapi. Ia juga mengajak anak untuk tetap menari balet bila balet membuatnya merasa bahagia. Namun menyarankan untuk berhenti bila balet memang terasa membebani pikirannya. Sang anak pun akhirnya memutuskan untuk kembali menari balet karena merasa balet memberinya banyak kesenangan.
6. Tak Sekadar Menasehati, tetapi Memberikan Contoh
Sumber: Netflix
Saat sang anak tak menerima kekalahan, ibu Yu Rim justru memeluk Hee-do dan mengucapkan selamat atas kemenangannya di ajang Asian Games. Tindakan itu ia lakukan di depan Yu Rim. Di momen tersebut, alih-alih memberikan nasehat kepada Yu Rim untuk supportif dan menerima kekalahan, sang ibu memilih untuk langsung memberikan contoh agar dapat menghargai kemenangan orang lain.
7. Pastikan Anak Tetap Menjadi Prioritas
Sumber: Instagram/2521_tvn
Konflik Hee-do dan sang ibu terlihat sangat kentara di serial drama ini. Tak sekadar hobi mengkritik, sang ibu juga sering tidak punya waktu untuk Hee-do. Ia kerap absen dari momen penting sang anak karena lebih mementingkan pekerjaannya sebagai seorang jurnalis.
Apalagi sejak sang ayah meninggal, Hee-do merasa semakin kesepian lantaran ketidakhadiran orang tuanya. Ia juga semakin jauh dari sang ibu dan lebih memilih untuk menyelesaikan semua permasalahannya sendiri. Dari situ, kita bisa belajar bahwa setiap orang tua sebaiknya menempatkan anak sebagai prioritas utama.
8. Melatih Anak Tetap Percaya Diri di Tengah Keterbatasan
Sumber: Instagram/2521_tvn
Ko Yu Rim diceritakan sebagai anak tunggal dari keluarga tidak mampu. Ibunya hanya memiliki sebuah warung makan kecil-kecilan. Sedangkan sang ayah berprofesi sebagai sopir. Namun dengan segala keterbatasan, orang tuanya tetap mendukung Yu Rim menjadi atlet profesional.
Mereka memotivasi Yu Rim untuk tetap percaya diri saat bertanding meski tidak berasal dari keluarga kaya seperti kebanyakan lawannya. Olahraga anggar memang dikenal sebagai olahraga yang mahal. Sehingga kebanyakan atletnya berasal dari keluarga kaya raya.
Nah itulah 8 pelajaran parenting drakor Twenty Five Twenty One yang dapat Parents ambil setelah menyaksikan 16 episode serial drama tersebut. Hal ini membuktikan bahwa menonton drama korea tidak hanya dapat dilakukan untuk hiburan mengisi waktu luang semata. Namun, bisa juga dimanfaatkan untuk memetik pelajaran yang ada.
***
Baca juga:
10 Lokasi Syuting Drama Twenty Five Twenty One yang Bisa Jadi Destinasi Wisata
7 Gaya Vintage Kim Tae Ri di Drama Twenty Five Twenty One, Gemas!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.