TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Pengakuan Seorang Ibu Baru, "Di Mana Passion Saya yang Dulu?"

Bacaan 3 menit
Pengakuan Seorang Ibu Baru, "Di Mana Passion Saya yang Dulu?"

Pandangan dan informasi yang diceritakan di dalam artikel ini merupakan pendapat penulis dan belum tentu didukung oleh theAsianparent atau afiliasinya. TheAsianparent dan afiliasinya tidak bertanggung jawab atas konten di dalam artikel atau tidak bisa diminta pertanggungjawaban untuk kerusakan langsung atau tidak langsung yang mungkin diakibatkan oleh konten ini.

Apakah setelah menjadi istri dan memiliki anak, passion ibu masih perlu dijalankan?

Pertanyaan yang cukup menyentil bagi saya. Well, dulu sejak masih kuliah saya termasuk perempuan yang mempunyai ambisi tinggi. Baik dalam hal akademis maupun karier.

Tahun 2016 saya mendapat pekerjaan sebagai engineer, dan saya cukup menikmati pekerjaan saya ini. Mulai dari mengerjakan project bersama customer dan vendor, melakukan riset, membuat report, serta mendapatkan ilmu-ilmu baru lainnya.

Saya memang cukup beruntung, ketika itu banyak mendapatkan kesempatan ikut training ini, training itu, tugas dinas ke sana-ke sini. Semuanya tentu saja makin memperkaya ilmu dan pengalaman saya. 

Semua saya jalani dengan penuh suka cita.

Menikah, Membuat Hidup Saya Berubah

Hingga saatnya status saya akhirnya berubah. Setelah menikah dan menjadi ibu, dengan seabrek tugas rumah tangga sehari-hari, urus anak, urus suami, lama kelamaan ambisi itu kian meredup.

Tapi di balik itu semua timbul perasaan, “Kenapa, rasanya, kok, begini ya? Di mana passion saya yang dulu? Mana semangat saya yang dulu yang sangat menggebu-gebu?”

passion ibu

Saya sampai bertanya dalam hati, “Apakah kondisi yang saya rasakan ini normal? Apakah saya akan jadi ibu yang egois jika saya hanya memikirkan passion saya? Setelah jadi ibu, saya juga tetap ingin berdaya.Tapi, jika saya memutuskan untuk tetap bekerja,  artinya saya akan kehilangan momen golden period-nya anak dong?”

Berbagai perasaan ini terus berkecamuk. Itu yang jadi pikiran saya selama ini.

Pelan-pelan, saya pun mencoba mencari tahu, dan mencari jawaban, sebernarnya apa yang ingin saya cari?Termasuk mulai banyak mendengar dan membaca artikel dari para psikolog.

Menurut psikolog anak dan keluarga, Ratih Ibrahim, rasa bersalah ibu ketika mewujudkan mimpinya adalah wujud dari besarnya dedikasi perempuan setelah menyandang gelar ibu.

Passion Ibu

Tapi, apakah lantas perasaan ini menjadi hal yang sehat? Sebetulnya tidak. Jika terus dibiarkan kondisi ini akan membuat ibu tidak bahagia sebab ada satu kebutuhan dirinya yang tidak terpenuhi yaitu aktualisasi diri.

Padahal, dalam teori Hierarki Kebutuhan yang dipopulerkan oleh Abraham Maslow, seorang pelopor aliran psikologi humanistik, aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi manusia. Artinya dibutuhkan oleh siapapun, tanpa memandang usia dan gender. Tak terkecuali, para perempuan yang telah menjadi ibu!

Lalu, bagaimana dengan keinginan dan pertanyaan saja terkait dengan passion ibu?

Passion Ibu Harus Tetap Dipertahankan

Nah, nyatnya berusaha mewujudkan impian terpendam atau menghidupkan passion kita adalah salah satu bentuk aktualisasi diri.

Namanya juga kebutuhan, jika tidak terpenuhi, akan berdampak pada diri sendiri dan sekelilingnya. Sebab, ibu yang tidak bahagia karena tidak mengaktualisasi diri, akan lebih cepat murung, cepat marah, cepat tersinggung, dan merasa rendah diri.

passion ibu

Umh, perasaan inilah yang saya rasakan… Kok  ini saya banget, ya? Rasanya jadi lebih sulit mengendalikan emosi. 

Jadi apa kesimpulannya, apakah ibu masih perlu punya passion? Dari sini, akhirnya saya sadar bahwa passion ibu harus tetap ada .HARUS. 

Saya pun percaya being passionate itu tidak hanya menguntungkan bagi diri kita sendiri, tapi juga bagi anak-anak kita. Anak akan belajar karena melihat bagaimana ibu mereka bertumbuh, dan bagaimana ibu mereka mencapai impiannya. Meski banyak yang harus dikerjakan, sambil mengurus rumah, anak-anak dan suami tercinta, seorang ibu harus tetap memiliki dan menikmati apa yang jadi minatnya.

Dengan meliat passion ibu, pada saat anak-anak tumbuh dewasa, mereka akan tidak mudah menyerah, seburuk apapun kondisi yang ada. Karena mereka ingat ibu mereka juga melakukan hal yang sama.

 

– Cikarang, 13 Agustus 2021, menulis adalah untuk menasehati diri sendiri.

Dewi Cahyanti, VIPP Member theAsianparent ID

 

Artikel Lain VIPP Member theAsianparent ID

id.theasianparent.com/kehamilan-pertamaku

Hamil dengan Kista, Inilah Pengalaman Berharga yang Kurasakan

Menjadi Ibu Membuat Lebih Kuat & Hebat, Proses Belajar Sepanjang Masa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

theAsianParent Indonesia

  • Halaman Depan
  • /
  • VIP Real Stories
  • /
  • Pengakuan Seorang Ibu Baru, "Di Mana Passion Saya yang Dulu?"
Bagikan:
  • "Istriku Melahirkan Anak Orang Lain karena Diperkosa, Aku Harus Apa?" Curhat seorang Suami

    "Istriku Melahirkan Anak Orang Lain karena Diperkosa, Aku Harus Apa?" Curhat seorang Suami

  • Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

    Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

  • Resep Favorit Keluarga

    Resep Favorit Keluarga

  • "Istriku Melahirkan Anak Orang Lain karena Diperkosa, Aku Harus Apa?" Curhat seorang Suami

    "Istriku Melahirkan Anak Orang Lain karena Diperkosa, Aku Harus Apa?" Curhat seorang Suami

  • Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

    Percaya setiap perkataan adalah doa ✨

  • Resep Favorit Keluarga

    Resep Favorit Keluarga

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti