Mengeluh lamanya hasil tes, pasien positif COVID-19 tulis surat terbuka untuk Presiden

Melalui surat terbuka yang ditulisnya, pasien positif COVID-19 nomor 10 mengaku hasil tes swab (pemeriksaan jaringan hidung dan tenggorokan) lanjutan miliknya tak kunjung keluar, meski sudah lebih dari satu pekan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pandemi virus korona berhasil membuat risau, tak terkecuali para pasien positif. Riki Rachman Permana, pasien positif COVID-19 nomor 10 menyampaikan kerisauannya dalam sebuah surat terbuka yang ia buat pada Jumat (27/03).

Surat terbuka yang Riki buat ditujukkan untuk Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ada beberapa poin yang ia sampaikan melalui surat, salah satunya tentang lamanya hasil tes swab.

Padahal menurut Riki, hasil swab sangat penting bagi pasien dan pihak rumah sakit. Hasil swab akan digunakan sebagai pedoman untuk menentukan jenis perawatan yang akan dilakukan selanjutnya.

"Saat pengambilan specimen COVID-19 dari pengalaman kami di Cirebon, hasil swab 1 orang saja saat ini bisa memakan waktu minimal 7 hari untuk memastikan apakah seseorang dinyatakan benar positif atau negatif. Tujuh hari adalah waktu yang cukup lama untuk mengidentifikasi seseorang terinfeksi COVID-19," ungkap Riki.

"Hingga hari ini pun (26/03) saya dan pasien lainnya belum mengetahui bagaimana hasil swab terakhir yang dilakukan oleh Dinkes pada 18 Maret 2020. Sudah 8 hari kami (pasien) dan rumah sakit menunggu hasil swab tanpa ada kejelasan," sambungnya.

Artikel terkait : Ketahui perbedaan status OTG, ODP, dan PDP Covid-19 serta penanganannya

Lamanya hasil tes swab membuat pasien positif COVID-19 gusar

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menurut Riki, kejelasan hasil tes swab juga dianggap penting bagi lingkungan tempat tinggal pasien. Sebab, selama ini masyarakat di sekitar tempat tinggalnya turut gelisah.

"Hasil swab jika dinyatakan telah negatif atau bersih tentu menjadi kabar yang dapat kami sampaikan kepada ketua RT/RW, sehingga tidak lagi menimbulkan keresahan di lingkungan tempat tinggal kami," kata Riki.

"Terkesan berlebihan? Namun itulah kenyatannya, Pak. Tekanan sosial yang besar terutama setelah data pribadi saya bocor (nama, tempat tanggal lahir, nomor telepon, dan alamat rumah) menjadi hal yang kami hadapi belakangan ini," imbuhnya.

Riki melanjutkan, semakin cepat pihak rumah sakit mengetahui status positif atau negatif pasien, maka semakin cepat juga pemetaan penyebaran penularan virus korona dilakukan. Begitu juga dengan penetapan status PDP dan ODP dari hasil penelusuran.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Riki juga berharap agar pasokan APD tetap terpenuhi

Keluhan lainnya yang Riki sampaikan melalui surat terbuka tersebut yaitu tentang APD atau alat pelindung diri. Menurutnya, kini persedian APD para tenaga medis semakin menipis, sehingga pemerintah harus lebih sigap memastikan ketersediaan APD.

"Memastikan pasokan APD sesuai standar tetap terpenuhi selama masa krisis dan mendistribusikannya tidak hanya terfokus di Jakarta saja. RSD Gunung Jati telah menerima jatah bantuan 100 APD, namun jumlah ini masih kurang karena PDP terus bertambah di ruang isolasi," ungkap Riki.

"Keprihatinan atas kondisi ini memicu berbagai komunitas di Cirebon untuk bergerak menggalang donasi agar dapat memberikan perlengkapan seperti hazmat, masker N95, face shield, goggies, head cup, masker bedah, sepatu boot, sarung tangan bedah panjang dan sarung tangan biasa," jelas Riki.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jawaban surat terbuka Riki, pasien positif COVID-19

Riki menyampaikan surat terbukanya yang ia tulis untuk Presiden dan Kemenkes melalui akun Twitter pribadinya @PermanaRikie. Hingga Kamis (02/04), surat terbuka Riki telah mendapat berbagai respons dari warganet.

Surat tersebut telah mendapat retweet sebanyak 20,8 ribu dan disukai 18,8 ribu kali oleh pengguna Twitter. Kabar bahagianya, upaya Riki untuk mengungkapkan keresehannya selama ini ternyata membuahkan hasil.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Riki mendapat respons dari Belva Devara yang merupakan salah satu staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo. Belva mengatakan jika ia sudah menyampaikan surat Riki kepada Presiden.

"Sudah saya sampaikan, semoga dibaca segera. Lekas pulih ya mas Riki, kami ikut berdoa untuk kesembuhannya dan pasien-pasien lain di RSD Gunung Jati. Terima kasih sekali lagi masukannya, saya juga sedang berusaha sekuat saya untuk mendorong semua penanganan lebih efektif dan cepat," jawab Belva untuk Riki.

Demikian kabar tentang surat terbuka dari seorang pasien positif COVID-19. Semoga Riki dan para pasien lainnya bisa mendapat penanganan yang tepat dan cepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga :

id.theasianparent.com/kalung-antivirus