Merebaknya virus corona yang belum juga usai telah membuat Organisasi Kesehatan Dunia mengubah status virus jenis baru ini menjadi pandemi global. Bukan tanpa alasan, persebarannya kian meluas ke berbagai negara di dunia. Melansir data yang dirilis Coronavirus COVID-19 Global Cases by the Center for Systems Science and Engineering (CSSE) at Johns Hopkins University, Kamis (12/3) jumlah pasien coronavirus telah menembus angka 126.136.
Dari total 126.136 pasien coronavirus di seluruh dunia, 68.219 orang berhasil sembuh.
Menariknya, sebuah media lokal Inggris membuat kompilasi dari masyarakatnya yang terjangkit virus ini. Sejumlah orang diminta menceritakan seperti apa rasanya menderita corona, gejala apa yang dirasakan hingga akhirnya mereka kembali pulih seperti sedia kala.
Bagaimana rasanya jadi pasien coronavirus?
1. “Kupikir aku mengalami jetlag” – Bridget, London
Bridget Wilkins, seorang perempuan muda yang tinggal di London terbang ke Australia untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Sebelumnya, ia transit di Singapura. Malangnya, ia harus dikarantina di sebuah rumah sakit di Brisbane setelah positif mengidap corona.
Perempuan berusia 29 tahun ini mengungkapkan ia merasakan dirinya sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kelelahan. Saat itu ia tidak menyadari telah tertular virus, ia meyakini itu adalah akibat jetlag setelah penerbangan panjang yang ia lakukan hari itu.
“Ada banyak rumor heboh yang beredar seputar ini (coronavirus). Ini memang merupakan hal yang serius, namun kupikir kita harus tenang karena saat panik kita tidak akan bisa berpikir jernih,” jelasnya.
2. “Sinusku bertambah sakit” – Connor, Inggris
Connor Reed, dari Llandudno menjadi warga negara Inggris pertama yang menderita corona setelah menetap di kota Wuhan. Ia tertular virus pada November, satu bulan sebelum otoritas setempat kota tersebut resmi mengumumkan persebaran virus ini yang amat masif. Masih berpikir positif, ia mengira dirinya menderita flu biasa.
Pria berusia 25 tahun yang berprofesi sebagai pengajar bahasa Inggris ini pun menghangatkan badan dengan whisky dan madu hangat setelah satu minggu dan flu yang dideritanya tak kunjung mereda.
“Aku langsung berpikir sepertinya ini bukan flu biasa. Aku merasakan sakit di seluruh tubuh, kepalaku berdebar, mataku berair parah, dan tenggorokanku serasa menyempit,” ungkapnya.
Ia juga merasakan sakit pada tulangnya serta batuk yang tak kunjung berhenti.
Pada hari ke-11. ia senang karena flu akhirnya hilang. Namun, ternyata flu kembali keesokan harinya.
“Aku berkeringat sangat banyak, pusing, juga menggigil. Aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi dan napasku kacau,” sambungnya.
Saat ke dokter itulah, dokter mengatakan ia adalah orang pertama yang terjangkit virus corona. Selain demam, ia merasa gendang telinganya seperti akan mencelat keluar. Ia berupaya menghilangkan sakitnya dengan memijat menggunakan cotton buds. Beberapa hari setelahnya, ia melaporkan dirinya sudah merasa lebih baik.
3. Pasien coronavirus: “Aku tidak sanggup makan” – Jaimuay, Thailand
Jaimuay Sae-ung, perempuan berusia 73 tahun merupakan pasien coronavirus pertama dari Thailand. Ia merasakan gejala aneh pada Desember lalu dan berhasil selamat berkat dokter mengisolasinya di rumah sakit.
Gejalanya termasuk demam dan batuk parah. Berhubung ia memiliki radang paru-paru dan masalah pada jantungnya, keluarga sangat khawatir ia tak akan bisa selamat.
“Aku mengetahui diriku sakit (coronavirus) setelah aku datang ke rumah sakit,” ujar ibu tujuh anak ini.
“Aku merasa sangat sedih, terkejut. Juga merasa sangat lelah dan tidak ada makanan yang bisa masuk ke dalam tubuhku,” sambungnya.
Jaimuay mengatakan ia sempat berdebat dengan dokter dan perawat untuk pulang saja, ia yakin tidak butuh dirawat di rumah sakit. Namun, ia akhirnya bersedia menjalankan perawatan demi kesembuhan. Setelah 10 hari, kondisinya semakin mambaik dan ia dinyatakan sudah negatif corona.
4. Kisah pasien coronavirus: ‘Tidak ada batuk, aku hanya merasakan demam’
Seorang pria muda yang tidak ingin disebutkan namanya harus menjalani isolasi di rumah sakit setelah kembali dari perjalanan singkatnya. Ia menuturkan, saat kembali ke rumah suhu tubuhnya meningkat.
“Satu-satunya gejala yang saya rasakan adalah demam. Saya tidak memiliki masalah pernapasan apapun seperti pneumonia, batuk, bahkan bersin nggak ada. Hanya demam,” tegasnya.
Karena tidak ada gejala yang berkembang, ia memutuskan untuk menetap di rumah sakit untuk uji lebih lanjut. Ia menuturkan ada sedikit rasa khawatir, namun tidak ada rasa takut. Ia menjalankan semua prosedur yang harus dilakukan, sampai akhirnya melakukan tes dua kali berturut-turut dan dinyatakan negatif Covid-19.
“Hal yang aku rasakan adalah bosan. Di rumah sakit kegiatanku hanya membaca, menonton film, selain itu aku baik-baik saja,” pungkas pria tersebut.
5. “Seluruh pori tubuhku berasa terbuka” – David & Sally, penumpang kapal Diamond Princess
David dan Sally Abel dari Oxfordshire merupakan penumpang kapal pesiar Diamond Princess yang berlayar di perairan Jepang beberapa waktu lalu. Mereka menjalani perawatan di rumah sakit setelah hasil tes menunjukkan positif corona.
Walaupun sempat skeptis terhadap hasil tes, David mengakui ia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.
“Setiap pori-pori di tubuhku serasa terbuka dan aku hanya bisa duduk di kursi roda yang ada di kamarku. Saat berada di luar rumah sakit, aku hampir pingsan,” tulisnya di akun facebook pribadinya.
Selanjutnya pasangan ini didiagnosa pneumonia sekaligus corona.
Kabar terbaru, Sally dinyatakan negatif setelah melakukan tes tiga kali. Namun, David masih dinyatakan positif dalam satu kali tes sehingga belum bisa meninggalkan masa karantina.
6. “Aku tidak bisa pergi bekerja seperti biasa” – Carl, penumpang lain di kapal Diamond Princess
Carl Goldman dari Santa Clarita juga tengah bersenang-senang di atas kapal pesiar Diamond Princess saat ia dites positif corona. Pria berusia lanjut ini menjelaskan bahwa ia memang merasakan demam dan sedikit batuk selama penerbangan ke Amerika sehingga ia harus menjalani karantina.
“Saya berusia 60-an, ini belum seberapa dibandingkan bronkitis yang pernah kuderita beberapa tahun lalu. Itu sangat menyakitkan,” ujarnya.
Ia merasa optimis karena tidak merasa menggigil berlebihan dan bisa bernapas dengan mudah.
“Aku hanya merasakan dadaku mengencang, dan aku batuk. Bila saja aku bisa ada di rumah tanpa ini (Covid-19) mungkin aku akan tetap pergi bekerja seperti biasa,” keluhnya.
****
Itulah perasaan para pasien coronavirus saat wabah tersebut menjangkiti tubuhnya.
Sumber: Wales Online
Baca juga :
Sudah berapa pasien corona di Indonesia? Cari tahu info terbarunya di sini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.