Paru-paru basah pada anak adalah salah satu penyakit yang tidak bisa diremehkan. Bahkan bisa menyebabkan kematian. Apalagi jika anak masih berusia balita, saat sistem imunnya masih lemah.
Beberapa waktu lalu, seorang bayi harus menghembuskan napas terakhir karena terserang paru-paru basah akibat terpapar asap rokok. Tak terkirakan betapa hancur hati kedua orangtuanya.
Selengkapnya: Kisah Pilu: Bayi Meninggal karena Asap Rokok di Acara Aqiqah, Peringatan bagi Semua Perokok
Paru-paru basah pada anak akibat pengasuh suka merokok
Jenny Young, seorang ibu di Singapura juga mengalami kisah serupa. Buah hatinya terserang paru-paru basah akibat kelalaian pengasuh yang ia percayakan untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwa sang anak.
Jenny membagikan kisahnya pada theAsianparent. Ia mengungkapkan betapa hancur hatinya ketika bayinya yang baru berusia 6 bulan terserang paru-paru basah akibat pengasuhnya suka merokok. Pengasuh bayinya yang berusia 50 tahunan itu, ternyata sering merokok saat sedang menjaga si kecil.
“Saya sudah mendengar dari ibuku, bahwa dia menangkap basah pengasuh kami sedang merokok. Ibuku sudah mengingatkan pengasuh itu untuk tidak merokok,” papar Jenny.
Setelah diperingatkan, pengasuhnya berjanji tidak akan merokok lagi. Namun, buah hati Jenny kemudian mulai sakit-sakitan, dari pilek hingga batuk-batuk.
Rupanya, selama ini pengasuh tersebut masih sering merokok secara sembunyi-sembunyi.
“Waktu itu anakku sudah batuk-batuk dan pilek. Dan aku melihat dia menyembunyikan sebatang rokok menyala di punggungnya, saat dia sedang menggendong putriku dengan satu tangan.”
Kondisi putri Jenny kian memburuk, batuknya makin parah dan susah bernapas. Namun si pengasuh itu menyarankan agar tidak perlu membawanya ke dokter. Dia mengatakan bahwa dia bisa melakukan pijatan yang dapat mengurangi gejalanya. Akan tetapi yang dilakukan pengasuh itu malah membuat si bayi makin kesakitan.
Bayi Jenny mengalami paru-paru basah pada anak juga infeksi saluran kemih
Jenny pun bersikeras untuk membawa buah hatinya ke dokter. Dan sesampainya di klinik, Jenny bayinya sudah tidak bisa bernapas dengan normal. Dia juga memuntahkan obat yang diberikan dokter. Sehingga dokter menyuruh Jenny untuk membawa anaknya ke rumah sakit.
Di rumah sakit itulah, bayinya menjalani beberapa pemeriksaan, dan hasilnya menunjukkan bahwa dia menderita pneumonia atau paru-paru basah.
“Paru-parunya dipenuhi lendir dahak, jika aku tidak membawanya ke rumah sakit segera, akibatnya bisa lebih fatal,” kenang Jenny.
Selain pneumonia, bayi Jenny juga didiagnosa mengalami infeksi saluran kencing. Ternyata, pengasuhnya juga pernah memberikan si bayi minuman soda. Tanpa pikir panjang lagi, Jenny memecat pengasuh yang tidak becus tersebut.
Pengalaman ini membuat Jenny belajar hal penting. Bahwa orangtua harus selektif dalam memilih pengasuh. Pastikan dia tidak suka merokok, dan tidak sembarangan memberikan makanan atau minuman apapun pada anak. Juga tidak menyepelekan kebutuhan anak saat orangtuanya tidak di rumah.
Gejala paru-paru basah pada anak yang harus diwaspadai
Bila suami atau anggota keluarga lain yang tinggal bersama Anda adalah seorang perokok, minta dia untuk tidak merokok di dekat anak. Atau, hanya boleh merokok di luar rumah.
Kebanyakan anak-anak yang menderita pneumonia akan terlihat dari gejalanya yang beragam. Kondisinya tergantung dari kesehatan anak, dan apakah penyebab infeksinya dari virus atau bakteri.
Pneumonia yang disebabkan bakteri akan mengakibatkan anak sakit tiba-tiba, dan gejalanya cukup parah seperti:
- Batuk berdahak. Dahak yang keluar umumnya berwarna hijau, dan kadang bercampur dengan darah.
- Demam cukup tinggi
- Sesak napas. Bernapas lebih cepat dan pendek-pendek
- Nyeri dada yang diperburuk oleh batuk
- Detak jantung kencang
- Merasa lelah dan lemah
- Mual dan muntah
- Diare
Sedangkan infeksi oleh virus terjadi lebih perlahan, dan kadang anak tidak terlihat terlalu sakit. Bahkan bisa jadi ibu tidak menyadari anaknya terkena pneumonia.
Tanda-tandanya bisa seperti pilek, demam ringan, batuk kering atau kadang dengan sedikit lendir. Penumonia ringan seperti ini biasa disebut walking pneumonia.
Pneumonia pada bayi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda khas infeksi pneumonia. Selain itu, bayi juga tidak bisa diajak berkomunikasi untuk mengetahui apa yang ia rasakan.
Namun, perhatikan gejala-gejala pneumonia pada bayi seperti tampak pucat, lemas dan lesu, menangis lebih sering dari biasanya, tidak mau makan, mudah marah atau gelisah, dan muntah-muntah.
Bagaimanapun, ini sakit yang tidak menyenangkan ya, Bunda. tetapi dengan pengobatan yang tepat, kebanyakan anak-anak dengan pneumonia dapat sembuh sepenuhnya.