Konten pansos dompleng Vanessa Angel berupa video panggil arwah yang dibuat YouTuber yang menggunakan nama Ki Soleh Pet, bersama rekannya Baks 888 mendapat kecaman dari berbagai pihak, mulai dari netizen hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Di tengah suasana duka atas meninggalnya Vanessa Angel dan Bibi Andriansyah karena kecelakaan pada Kamis (7/11/2021) kemarin, konten panjat sosial (pansos) tersebut tentu saja menuai kritik dan sangat disayangkan bisa terjadi.
Kenapa di tengah banyak orang yang berduka atas tragedi kematian, bisa muncul orang-orang yang tak punya empati dan bahkan memanfaatkan musibah itu sebagai ajang yang dikomersialisasi? Berikut penjelasan dari psikolog.
Artikel terkait: Vanessa Angel Meninggal bersama Suami, Sehidup Semati Hingga Ajal Menjemput
Konten pansos dompleng vanessa angel yang dikecam banyak pihak
Youtuber Ki Soleh Pet dan Baks 888 mengunggah konten berdurasi sekitar 13 menit dengan didberi judul “Nekat ! Panggil Arwah Vannesa Angel di Tempat Terjadinya Kecelakaan Tol Jombang.”
Cuplikannya konten “Panggil Arwah” ini juga diunggah di TikTok dan mendapat banyak sekali kecaman dari warga net.
Isi video “Panggil Arwah Vannesa Angel” yang beredar itu terlihat kedua Youtuber mendengarkan suara dari perangkat mirip radio. Mereka menyebut terdengar suara-suara janggal dari perangkat ini. Mereka menyebut mendengar teriakan perempuan dan bunyi mobil.
Konten pansos youtuber ini kontan mendapat respons dari berbagai kalangan, mulai dari sahabat Vanessa Angel hingga MUI.
“Ga paham, ngapain sih bikin kek gini. do they not respect the family left behind?” tulis salah satu netizen di Twitter.
“Astagfirullah, jahat banget. Itu parah banget, sih. Nggak suka banget aku kayak gitu,” kata aktris Emma Warokka, sahabat Vanessa Angel, sebagaimana dikuti dari detikcom.
“Terkait adanya konten YouTuber yang melakukan pemanggilan arwah atas almarhumah Vanessa Angel, sungguh saya sangat menyayangkan dan menyesalkan masih ada orang-orang yang membicarakan saudaranya yang telah meninggal,” kata Wasekjen MUI, Muhammad Ziyad, kepada wartawan Detikcom.
Video tersebut kini sudah dihapus dan tak lagi ditemukan di kanal YouTube Ki Soleh Pet maupun TikTok. Pemilik akun YouTube lalu membuat klarifikasi dan minta maaf.
Artikel terkait: Pesan Vanessa Angel dan Bibi untuk Gala, 7 Bulan Sebelum Kematian
Kenapa ada orang tak punya empati mendompleng tragedi orang lain untuk pansos?
Psikolog Klinis Dewasa Sarah Siahaan kepada theAsianParent menyampaikan terkait kecenderungan seseorang membuat konten terkait orang lain adalah karena konten itu memiliki hubungan dengan mereka sebagai individu.
“Biasanya yang membuat seseorang membagikan sesuatu di media sosial ketika hal itu memiliki hubungan dengan mereka sebagai individu, baik itu politik, emosional, lucu, atau bahkan hal klenik,” tutur Sarah Siahaan kepada theAsianParent Senin (8/11/2021).
Konten Pansos Dompleng Vanessa Angel sebagai Ajang Pengakuan Creator
Sarah Siahaan lebih lanjut juga menjelaskan, banyak sekali pihak yang terkadang menghalalkan segala cara, termasuk memanfaatkan tragedi orang lain sebagai ajang untuk mendapat pengakuan, salah satu tujuan utama pansos itu sendiri.
“Jadi orang biasanya ingin berbagi dengan orang lain bagaimana mereka memandang dunia dan mencerminkan selera mereka dan juga bagaimana mereka mendefinisikan diri mereka sendiri. Jadi ingin dilihat sebagai apa imagenya,” tutur Sarah.
Sarah kemudian melanjutkan, “Dan sekarang mungkin jadi segala cara dihalalkan karena ingin mendapatkan pengakuan akan jati dirinya itu.”
Baca juga: 8 Potret Gala Sky Anak Vanessa Angel, Pintar Gaya Sampai Bikin Gemas!
Latar Belakang Orang Suka Pansos
Self-esteem yang rendah
Kecenderungan orang yang suka pansos adalah salah satunya karena kadar self-esteem dalam diri yang rendah.
“Biasanya pansos itu salah satunya karena low self-esteem dan punya kecenderungan membandingkan diri dengan orang lain,” jelasnya.
Feeling insecure tentang dirinya
Orang-orang yang kerap melakukan pansos ini, menurut Sarah, adalah justru bagian dari pribadi yang selalu insecure dengan kualitas kepribadian orang lain di sekitarnya. Sehingga terkadang menghalalkan segala cara untuk membuat dirinya ‘diakui’, termasuk membuat konten-konten miskin empati.
“Mereka melihat orang lain lebih baik dari mereka dalam hal karier, penampilan, kualitas, dan kepribadian,” kata Sarah.
Pansos untuk meningkatkan harga diri
Psikolog Sarah melanjutkan, lantaran ketidakpercayaan diri dan perasaan insecure itulah yang kemudian memotivasi seseorang meningkatkan harga diri mereka melalui pansos.
“Nah, karena tidak percaya pada diri mereka sendiri, mereka menggunakan keberadaan (atau dalam hal ini malah ketidakberadaan) orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka. Dalam tolak ukur mereka sendiri yah,” kata Sarah.
Sosial Media Menurunkan Empati Seseorang
Psikolog Sarah juga menyampaikan terkait motivasi seseorang yang suka pansos. Salah satu penyebabnya adalah faktor media sosial yang menurut penelitian memang mampu membuat orang tak berempati terhadap kondisi tertentu.
“Ada penelitian bahwa social media membuat empati orang menurun. Karena social media itu kan emang membuat kita jadi sibuk sendiri ya,” tuturnya.
Menurut penelitian yang disampaikannya, media sosial membuat koneksi antar-manusia menjadi semakin berkurang, yang kemudian mereduksi kadar empati seseorang.
“Koneksi dengan manusia lain tuh semakin berkurang. Koneksinya ya melalui chat misalnya. Dan gak cuma di Indonesia. Di luar negeri banyak kan kejadian seperti misalnya ada orang tenggelam, banyakan yang videoin daripada yang cari bantuan,” tukasnya.
Baca juga:
Punya Aset 10 Triliun, Ini 7 Fakta Kekayaan Aktor Shah Rukh Khan
10 Momen Kedekatan Mama Amy dan Mama Rieta, Besan yang Super Kompak!
Mengaku Main HP saat Mengemudi, Siapa Sebenarnya Sosok Supir Vanessa Angel?