Bagi Parents yang ingin menunda untuk punya momongan atau ingin memberi jarak kelahiran pada anak selama beberapa tahun, ada banyak metode kontrasepsi yang bisa dipilih. Bagi Bunda yang baru mencoba pil KB pertama kali, ada beberapa hal yang harus Bunda ketahui lebih dulu.
Pil KB diketahui meningkatkan jumlah hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh Bunda, sehingga siklus ovulasi akan terhambat. Karena jumlah kedua hormon tersebut yang tinggi, maka hormon lain yang berperan untuk mematangkan sel telur tidak bisa diproduksi.
Sebab itu, jangan kaget jika setelah mencoba pil KB pertama kali, Bunda tidak mengalami haid sama sekali.
Efektivitas dan risiko hamil saat menggunakan pil KB
Fungsi pil KB untuk melindungi Bunda dari kehamilan baru bisa efektif setelah pemakaian selama 15 hari. Sebab itu, sejak Bunda meminum pil KB pertama kali hingga hari ke-14, disarankan untuk menggunakan perlindungan tambahan seperti kondom misalnya.
Bunda juga harus benar-benar rutin dan disiplin dalam minum pil KB karena kelalaian atau lupa minum bisa menyebabkan efektivitas pil tersebut menurun dan dapat menyebabkan kebobolan.
Artikel terkait: Sudah pakai pil KB tapi masih kebobolan? Ini 7 penyebabnya
Penelitian menyebut, jika pil KB tidak diminum secara rutin dan penggunanya sering lupa, maka risiko hamil sebesar 9%. Jumlah ini 30 kali lipat dibandingkan konsumsi rutin dan disiplin yang risikonya hanya 0,3%.
Selain pil KB biasa, ada pula jenis pil mini yang hanya merangsang pertumbuhkan hormon progesteron. Pil ini baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui, namun konsekuensinya harus lebih rutin lagi agar efektivitasnya sempurna.
Artikel terkait: Pil Mini, cara KB yang baik untuk ibu menyusui
Adaptasi tubuh ibu saat mengonsumi pil KB pertama kali
Bagi Bunda yang baru saja mulai menggunakan pil KB pertama kali, 3 bulan pertama akan terasa sulit. Tubuh Bunda harus beradaptasi dengan kandungan pil tersebut.
Beberapa gejala biasa terjadi saat tubuh Bunda menyesuaikan diri dengan pil KB pertama kali, seperti noda darah di celana dalam meski sedang tidak haid. Kadang, bahkan berhenti menstruasi sama sekali.
Beberapa ibu juga mengalami mual, payudara terasa sakit, berat badan naik atau malah turun, sakit kepala, dan kondisi emosi yang tidak stabil. Gejala ini muncul di hari-hari pertama Bunda mengonsumsi pil KB.
Gejala tersebut biasanya akan berhenti setelah 3 bulan pemakaian pil KB. Jika gejalanya masih terus berlanjut melebihi 3 bulan, konsultasikan dengan dokter atau bidan yang memberikan resep pil KB pada Anda.
Kemungkinan dokter atau bidan tersebut akan memberikan resep pil KB yang baru untuk Anda. Tetapi, mungkin Bunda juga harus bertahan dengan pil yang diresepkan sebelumnya untuk melihat reaksi tubuh Bunda terhadap pil tersebut.
Apabila Bunda mengalami mual yang parah atau bahkan sampai muntah-muntah, juga berat badan yang naik secara drastis setelah mencoba pil KB pertama kali, hubungi dokter Anda.
Biasanya, pada bulan ketiga semua gejala minor yang Bunda alami akan berkurang atau menghilang sama sekali. Tetapi Bunda juga akan mengalami payudara membesar sehingga ukuran BH mungkin akan bertambah, meski jarang terjadi.
Hal lain yang juga harus diperhatikan, jika Bunda mengonsumsi pil KB bersamaan dengan obat-obatan lain atau suplemen kesehatan, efektivitas pil tersebut akan berkurang. Karenanya, penting sekali untuk menyebutkan hal ini pada dokter atau bidan ketika Bunda berkonsultasi soal pil KB.
Selain itu, pil KB tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit kelamin. Jadi, setia pada satu pasangan (yang berlaku bagi suami dan istri) adalah satu-satunya cara agar tidak tertular penyakit IMS.
Muntah-muntah serta diare juga bisa menghambat kinerja pil KB, sehingga perlindungan tambahan dengan pemakaian kondom menjadi hal yang diperlukan.
Apabila Bunda tidak mengalami gejala efek samping apa pun, berarti Bunda termasuk orang yang beruntung. Dan tidak perlu kuatir jika Bunda tidak mengalami gejala seperti yang dialami oleh teman-teman Bunda yang mengonsumsi pil KB.
Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Referensi: Popit.io
Baca juga: