Sejarah dan Filosofi Paes Ageng Khas Pengantin Yogyakarta

Hingga kini, rias paes ageng masih jadi pilihan sebagian pengantin. Lantas, apa makna dan filosofi rias paes ageng Yogyakarta? Simak penjelasannya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pulau Jawa dikenal kental dengan budaya dan filosofinya yang mendalam, tak terkecuali untuk acara pernikahan. Salah satunya ialah riasan pengantin perempuan yakni paes ageng yang kerap dikenakan oleh pengantin Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Meskipun kedua wilayah tersebut memiliki sejarah dan filosofi yang panjang tentang adat istiadat dalam pernikahan, namun paes pengantin wanita Solo berbeda dengan Yogyakarta. Di Yogyakarta, paes pengantin wanita dikenal dengan istilah paes ageng.

Hingga kini, di tengah gempuran modernitas, rias paes ageng masih jadi pilihan sebagian pengantin. Lantas, apa makna dan filosofi rias paes ageng Yogyakarta? Simak penjelasannya berikut ini! 

Artikel Terkait: Mengubur Ari-ari Hingga Cukur Rambut Bayi, Ini 6 Upacara Kelahiran Bayi dalam Adat Jawa

Sejarah Rias Paes Ageng

Dilansir dari Valid News, dulu tata rias paes ageng hanya diperuntukkan bagi keturunan dan kerabat dekat Keraton Yogyakarta bahkan riasan ini pun bersifat wajib.

Para putri keraton harus menggunakan tata rias paes ageng yang goresan make up, busana pengantin hingga aksesoris yang digunakan haruslah sesuai dengan pakem yang sudah ada. 

Akan tetapi, semenjak kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IX, tata rias pengantin paes ageng diperbolehkan untuk digunakan oleh masyarakat luas. Dengan begitu diharapkan tradisi tersebut tak akan punah dimakan oleh waktu dan zaman. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kaidah dan Pakem dalam Riasan Paes Ageng

Meskipun masyarakat luas dibolehkan menggunakan riasan paes ageng, tapi pihak keraton pun tetap mengimbau masyarakat agar tetap menggunakan riasan paes ageng yang sesuai dengan kaidah dan pakem yang telah ditetapkan.

Sebab, pada tiap goresan dan ukiran make up di dalamnya mengandung filosofi yang dalam bahkan berkaitan dengan doa serta harapan untuk pengantin dalam menyongsong rumah tangga baru. 

Kepala Bagian Pelayanan dan Umum Paniradya Keistimewaan D.I Yogyakarta, Ariyanti Luhur Tri Setyarini menyebut bahwa aturan yang sudah dibuat saat menggunakan riasan paes ageng mengandung doa dan harapan layaknya meminta keberkahan kepada Tuhan agar pernikahan berjalan lancar. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selain itu, sanggul hingga baju pengantin yang dikenakan pun melambangkan keindahan serta keanggunan perempuan Jawa. Lebih lanjut, paes adalah riasan di dahi yang berwarna hitam dan berbentuk runcing. Riasan ini diukir mengarah ke hidung dan berarti bahwa perempuan harus rendah hati, sopan, bertata krama, dan santun. 

Sementara itu, ukiran alis yang unik dan dibuat menjorok ke pelipis juga punya filosofinya sendiri. Ini berarti bahwa perempuan harus memiliki pandangan yang luas dan kritis. Sedangkan busana yang digunakan melambangkan kemakmuran hingga kesuburan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Diharapkan, dengan mengetahui makna, simbol, dan filosofi yang mendalam tentang tata rias paes ini masyarakat tidak semena-mena memodifikasi riasan hanya agar terlihat cantik padahal menghilangkan nilai filosofi di dalamnya. 

Lebih penting, perias juga harus memahami pakem-pakem paes ageng tersebut agar riasan itu filosofinya tetap utuh dan memiliki makna serta doa baik untuk para pengantin. 

Artikel Terkait: 5 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dengan Filosofi Mendalam

Filosofi dan Makna Busana Pengantin Perempuan Yogyakarta

Melansir dari Bersukaria, pada saat terciptanya Perjanjian Giyanti, gaya busana pengantin Keraton Surakarta Hadiningrat dibawa ke Keraton Yogyakarta Hadiningrat sebagai bentuk hadiah. Namun, tentunya keduanya berbeda. Nah, berikut ini pakem busana hingga riasan pengantin Yogyakarta. 

1. Jenis-jenis Paes Ageng 

Setidaknya ada enam jenis paes yang digunakan untuk pengantin Yogyakarta yakni Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Yogya Putri, Kasatriyan Ageng dan Pura Pakualaman. Pada paes ageng, menggunakan warna hitam dengan tinta emas yang mengikuti garis paes. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Cunduk Menthul 

Merupakan aksesoris yang disematkan di atas sanggul dan jumlahnya ganjil yakni lima atau tujuh. Cunduk menthul ini bentuknya menyerupai bunga.

Sebenarnya pemasangan cunduk menthul menggunakan sejumlah angka ganjil yakni satu, tiga, lima, dan tujuh.

Tentunya ada makna tersendiri di balik cunduk menthul tersebut. Jika cunduk menthul berjumlah satu maka melambangkan Tuhan yang Esa, cunduk menthul berjumlah tiga maka melambangkan trimurti.

Sedangkan cunduk menthul berjumlah lima simbol rukun Islam dan cunduk menthul berjumlah tujuh adalah lambang pertolongan yang dalam bahasa Jawa disimbolkan sebagai pitulungan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Gunungan 

Aksesoris pengantin perempuan berikutnya ialah gunungan. Sama halnya dengan cunduk menthul, gunungan atau pethat gunungan juga disematkan di atas gelungan kepala.

Gunungan ini melambangkan bahwa perempuan harus hormat dengan suaminya seperti para dewa di gunung yang selalu dihormati rakyatnya. 

4. Cithak

Ditempelkan di tengah kening atau di antara alis. Cithak ini dibuat dengan cara dilukis langsung di dahi. Merupakan simbol bahwa seorang wanita harus berpikiran ke depan, fokus, dan setia.

5. Centhung

Sementara itu, Centhung disematkan di bagian kanan dan kiri kepala pengantin. Centhung berjumlah dua buah dan merupakan lamang gerbang kehidupan baru yang nantinya akan dilalui oleh pengantin perempuan dan suaminya. 

Artikel Terkait: 6 Artis yang Melakukan Maternity Shoot Adat Jawa: Njawani Banget!

6. Paes Ageng Prada

Riasan ini umumnya berwarna hitam dan menyerupai garis lengkung. Paes ini dilukis di sekitar kening pengantin perempuan. Ukuran dan lengkungannya pun berbeda-beda sesuai makna dan artinya. Paes dengan lengkungan kecil atau pengapit maka melambangkan keseimbangan.

Sehingga diharapkan pengantin perempuan dapat memberikan keseimbangan dalam rumah tangga. Sedangkan lengkungan pada paes besar merupakan simbol kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 

7. Alis Menjangan 

Menjangan dalam bahasa Jawa diartikan sebagai rusa. Pada bagian alis pengantin perempuan Yogyakarta dibentuk menyerupai tanduk rusa sebagai labang cerdik, cerdas, dan anggun. Diharapkan setiap pengantin Jawa memiliki tiga hal tersebut dalam dirinya saat membina rumah tangga. 

8. Kalung Sungsun

Aksesoris Kalung sungsun memiliki tiga lempengan yang disusun sedemikian rupa menjadi satu. Kalung ini adalah simbol kemauan dan tiga tahap kehidupan yakni kelahiran, pernikahan dan kematian.

Dengan dipakaikannya kalung sungsun ini kepada pengantin perempuan diharapkan mereka akan mempersiapkan diri dalam menghadapi tiga fase kehidupan tersebut. 

9. Subang Ronyok

Subang Ronyok diletakkan di telinga sebelah kiri dan kanan pengantin perempuan. Aksesoris ini terbuat dari emas dan berlian sebagai lambang cahaya kehidupan serta harapan akan keabadian. 

10. Kelat Bahu Naga

Kelat bahu naga merupakan aksesoris yang diletakkan di bagian lengan atas kiri dan kanan pengantin perempuan.

Hewan naga dipercaya adalah simbol kekuatan besar, sehingga diharapkan pengantin perempuan memiliki kekuatan seperti naga. Tak hanya itu, kepala dan ekor naga yang saling bersentuhan atau bertautan juga jadi simbol pola pikir dan rasa yang menyatu. 

11. Gelang Paes Ageng 

Gelang paes ageng jadi simbol ikatan pengantin atau janji suci pernikahan. Sehingga kesetiaan adalah harapan utama. Gelang juga merupakan lambang cinta antara kedua mempelai. 

Tak hanya memiliki filosofi dan makna mendalam di setiap inci atau bagian dari busana pengantin Yogyakarta, menurut Institute for Javanese Islam Research, para perias juga biasanya melakukan ritual khusus seperti puasa sebelum merias.

Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dan menguatkan batin sehingga terhindar dari malapetaka. Tak hanya itu, ritual lainnya yang biasanya dilakukan ialah memberikan sesaji atau sajen bunga hingga dupa di sekitar lokasi merias pengantin sekaligus memanjatkan doa-doa.

Nah, itulah filosofi, makna dan sejarah paes ageng serta kelengkapan busana pengantin perempuan Yogyakarta. Apakah Parents salah satu yang mengenakan adat Yogya saat menikah?

Baca Juga:

Indah dan Elegan, Inilah 12 Makna Riasan Pengantin Adat Jawa

10 Potret Gemas Anak Artis Pakai Baju Adat Jawa

6 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah dan Jawa Timur, Lengkap dengan Filosofinya

Penulis

lolita