Gurita memiliki otak yang dikatakan mirip dengan otak manusia. Hal ini berdasarkan riset para ahli yang menemukan bahwa otak gurita mirip manusia. Kemiripan ini berhasil ditemukan oleh Remo Sanges dari Scuola Internazionale Superiore di Studi Avanzati (SISSA) dan Graziano Fiorito dari Stazione Zooligca Anton Dohm, Naples.
Para Ahli Teliti Otak Gurita Mirip Manusia dari Dua Spesies Ini
Kemiripan otak ini terletak pada transposon atau gen melompat (jumping genes) yang dimiliki manusia ternyata juga ditemukan pada otak gurita. Spesies gurita yang digunakan dalam riset ini oleh Sanges dan Fiorito adalah dua spesies gurita yakni Octopus Vulgaris dan Octopus Bimaculoides yang berasal dari California.
Kemudian hasil riset itu dipublikasikan Sanges dan Fiorito dengan judul “Identification of LINE retrotransposons and long non-coding RNAs expressed in the octopus brain” di jurnal BMC Biology.
Pexels
Selain Sanges dan Fiorito ada juga para peneliti yang ikut bersama mereka dalam riset tersebut yang antara lain, Giuseppe Petrosino, Giovanna Ponte, Massimiliano Volpe, Ilaria Zarrella, Federico Ansaloni, Concetta Langella, Giulia Di Cristina, Sara Finaurini, Monia T. Russo, Swaraj Basu, Francesco Musacchia, Filomena Ristoratore, Dinko Pavlinic, Vladimir Benes, Maria I. Ferrante, Caroline Albertin, Oleg Simakov, dan Stefano Gustincich.
Sementara itu ‘Gen melompat’ yand ditemukan pada otak gurita merupakan sebutan untuk sekuens DNA yang bergerak dari satu lokasi di genom ke lokasi lainnya, itulah mengapa dinamakan gen melompak karena tidak tetap hanya di satu lokasi saja.
pexels
Elemen gen tersebut sebenarnya pertama kali teridentifikasi pada 50 tahun lalu oleh seorang ahli genetika yang bernama Barbara McClintock dari Spring Harbor Laboratory, New York seperti dikutip dari Nature.
Sedang pada manusia, transposon ini hanya ditemukan sekitar 45 persen yang dalam banyak kasus, transposon ini tetap diam atau tidak bergerak serta tak punya efek yang tampak serta kehilangan kemampuannya.
Bahkan beberapa transposon ini tidak aktif karena adanya mutasi akumulatif sementara ada juga yang tak aktif disebabkan karena mekanisme pertahanan sel.
freepik
Kendati demikian, beberapa pecahan dari transposon ini bermanfaat untuk proses evolusi. Di antara transposon tersebut, ada pula yang disebut keluarga LINE (Long Interpersed Nuclear Elements). LINE ini juga ditemukan di genom manusia dan berpotensi aktif.
Transposon LINE inilah yang dipercaya banyak orang, berkaitan langsung dengan kemampuan kognitif seperti belajar dan mengingat. Biasanya, mereka aktif di bagian otak bernama hippocampus.
Gurita yang Diujicoba Ternyata Miliki Transposon LINE
Berkaitan dengan penemuan elemen keluarga LINE ini pada dua gurita yang diujicoba berdampak sangat signifikan bahwa elemen ini mempunya fungsi yang lebih banyak dari sekedar melipat ganda.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Computational Genomics Laboratory SISSA seperti dikutip dari Scitechdaily, Sanges.
Pexels
“Penemuan elemen keluarga LINE, aktif di dua dari spesies gurita sangat signifikan karena itu membantu ide bahwa elemen itu punya fungsi lebih dari sekadar melipat-ganda,” jelas Sanges
Lebih lanjut, para ahli menemukan bahwa LINE ini juga ternyata memeiliki peran penting dalam aspek kognitif yang dimiliki gurita. Walaupun, LINE pada gurita yang ditemukan, kebanyakan tidak aktif.
“Saya benar-benar melompat dari kursi ketika melihat lewat mikroskop, ada sinyal yang sangat kuat dari elemen ini dalam lobus. vertikal, struktur dalam otak gurita yang menjadi tempat kemampuan belajar dan kognitif, seperti hippocampus di manusia,” ujar Giovanna Ponte.
Pexels
Tak hanya itu, Friorito juga menambahkan bahwa dari riset ini diketahui bahwa gurita secara fungsi memiliki kemiripan dengan karakter otak mamalia dari adanya LINE tersebut. Hal ini lah yang menarik untuk diketahui lebih lanjut, yaitu tentang evolusi kecerdasan.
“Otak dari gurita secara fungsi punya banyak kemiripan dengan karakter otak mamalia. Untuk alasan itu, elemen LINE yang telah teridentifikasi mewakili kandidat yang sangat menarik untuk meningkatkan pengetahuan kita soal evolusi kecerdasam” ujar Fiorito menambahkan.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.