Ups, ternyata orgasme palsu tidak hanya dilakukan oleh perempuan saja. Iya, orgasme palsu pada pria juga ada, Apa sebabnya?
Bukan rahasia lagi kalau orgasme palsu sering kali dilakukan oleh permpuan. Alasannya tentu berbeda-beda, ada yang ingin terburu-buru menuntaskan sesi bercinta, ada juga yang melakukan orgasme palsu lantaran tidak ingin mengecewakan pasangannya.
Namun, seperti yang dipaparkan Zoya Amirin selaku psikolog sekaligus seksolog, ia menjelaskan bahwa dalam konteks relationship, ternyata seorang perempuan ataupun pria sebenarnya bisa melakukan orgasme palsu. Hal ini lebih dikarenakan mereka tidak ingin menyakiti pasangannya.
Baca juga : Ini 5 alasan istri melakukan orgasme palsu
“So far ada beberapa peneliatan, di tahun 1983 dan 2003 yang menyebutkan kalau orgasme palsu itu lebih disebabkan ketakutan kalau mereka itu akan menyakiti pasangannya,” ujar seperti yang dikutip dari video di laman Facebooknya.
Lebih lanjut Zoya Amirin menjelaskan ada beberapa alasan yang sebabkan orgasme palsu pada pria. Apa saja?
1. Tidak siap punya anak
“Orgasme palsu pada pria ini bisa disebabkan karena pria memang belum siap untuk punya anak. Urusan punya anak sebenarnya memang perempuan yang seharusnya lebih takut karena perempuan kan yang mengandung, dan melahirkan. Tapi ternyata maternal insting itu membuat perempuan jadi nggak mikir logikanya,” tukas Zoya.
Lebih lanjut Zoya mengatakan, sementara laki-laki sebagai ‘provider’ akan membuatnya merasa saat memiliki punya anak itu merupakan tanggung jawab sangat besar.
“Jadi bukan urusan keturunan saja, bukan hanya urusan pride sebagai pria tapi juga masalah finansial. Pria itu juga sangat memikirkan apakah dia bisa menafkahi istrinya apa tidak, itu sangat berpengaruh pada kondisi psikologisnya. Apalagi kalau ditambah lagi dengan punya anak.”
“Dia nggak merasa kalau dia itu tidak man enough, tidak bisa mengontrol sutuasi yang sedang dihadapi,” Zoya menambahkan.
2. Obsesif kompulsif atau obsessive-compulsive disorder (OCD)
Alasan lain orgasme palsu pada pria dikarenakan ada gangguannya, ketika sang pria mengalami OCD. Zoya mengatakan, saat seseorang mengalami OCD akan cenderung atau sengaja melakukan faking orgasme karena tidak mau, karena saat ejakulasi dianggap messy.
3. Orgasme palsu pada pria, karena pria tidak ingin kehilangan kontrol
“Ada alasan lain, dan ini ditemukan 1 di antara 100 pria. Alasan tersebut dikarenakan pria tersebut memang tidak mau kehilangan kontrol. Karena memang ada, lho, yang seperti itu. Saat orgasme, pria itu kan merasakan euphoria ya, sehingga bisa lose control dalam beberapa saat. Nah buat mereka yang control freak-nya seperti itu memang tidak mau terlihat kehilangan kontrol. Ya, mungkin karena memang dia nggak nyaman dengan perempuannya, bisa juga pencitraan, tapi dia sengaja melakukan fake orgasm supaya dia terlihat in control. Kasihan lho, sebenarnya…”
4. Sembunyikan ejakulasi dini
Sementara ahli urologi Craig Niederberger dari Universitas Illinois di Chicago mengatakan ada beberapa pria yang bepura-pura mengalami orgasme sebagai kedok untuk ejakulasi dini.
Terkait dengan orgasme palsu pada pria, perlu digarisbawahi bahwa hal ini bukan dikarenakan pria tidak mampu terangsang atau ejakulasi, namun lebih dikarenakan sang pria ini tidak bisa mencapai titik klimaks atau kepuasan sebagaimana rasa rasa tersebut bisa dirasakan saat orgasme.
Karena pada dasarnya melakukan hubungan seksual akan kembali ke satisfaction-nya. Di mana orgasme merupakan salah satu kepuasan yang bisa didapatkan jika kondisi fisik maupun psikologis baik. Sehingga orgasme bisa dicapai jika ada kepuasaan secara menyeluruh. Ini sebenarnya kembali pada kualitas daripada hubungan.
Sementara Dr. Darius Paduch, asisten profesor urologi dan pengobatan reproduksi pada Weill Cornell Medical College seperti yang diberitakan New York Daily News mengatakan, para pria ini ketika ditanya apakah mereka merasakan orgasme setelah ejakulasi, mereka mengaku tidak mendapatkan sensasi dari orgasme.
Pada dasarnya melakukan orgasmse palsu bisa tak ubahnya melakukan kebohongan pada pasangan. Jika pura-pura orgasme terus berlanjut, dikhawatirkan bisa berdampak buruk dengan mencari pelarian karena merasa kebutuhannya tidak terpenuhi. Oleh karena itulah cara terbaik adalah dengan melakukan komunikasi seksual secara terbuka.
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/gairah-seksual-suami-istri