Tentunya ada sederet perubahan dalam organ internal ibu hamil. Saat bumil mengakses berbagai informasi kehamilan mulai dari membaca, mendengar, dan menonton video. Bumil akan mengetahui tentang kehamilan dan pengalaman yang akan mengubah hidup, yang sulit, namun sangat bermanfaat.
Perasaan memiliki bayi dalam pelukan tentunya tidak dapat diuraikan. Sehingga, apa yang bisa kita bicarakan adalah sesuatu yang nyata, sesuatu yang dapat dikonfirmasi oleh sains.
Namun apakah jutaan wanita di luar sana mengetahui bagaimana kehamilan memengaruhi organ internal ibu hamil. Berikut akan dijelaskan tentang bagaimana organ-organ internal berubah selama kehamilan :
1. Kandung kemih, organ internal ibu hamil ini terletak di bawah rahim seperti mendapat tekanan dari atas. Hormon kehamilan progesteron akan membuat kandung kemih melemaskan otot-otot rahim dan otot saluran kemih. Ini yang menyebabkan ibu hamil sering berkemih sejak awal kehamilan. Jangan membatasi minum, mengurangi asupan cairan bisa menyebabkan infeksi kandung kemih akibat kandung kemih tidak tercuci dengan baik.
2. Lambung, yang terletak di area tertinggi rahim akan terdesak oleh pembesaran rahim, sehingga memasuki minggu ke-30 akan cepat penuh saat diisi makanan. Akibatnya Anda cepat merasa kenyang saat makan. Desakan rahim juga menyebabkan otot penutup lambung terbuka sehingga asam lambung mudah naik ke kerongkongan. Ini yang menyebabkan heartburn, rasa panas di kerongkongan dan perih di perut.
3. Lever atau hati, yang berada di bagian pinggir rahim terdesak sehingga seolah-olah ukurannya mengecil. Akibatnya, kerja hati jadi tidak optimal dalam menyaring dan mengalirkan darah, zat-zat beracun di dalam darah pun tinggal lebih lama di tubuh, kulit pun kurang cantik dan terasa gatal.
4. Jantung, akan tergeser 2 cm ke atas, tapi tak perlu khawatir karena terlindung tulang dada. Meski demikian, di masa kehamilan jantung juga punya tugas berat; akibat meningkatnya volume darah hingga 50%, otot jantung lebih banyak bekerja memompa darah.
5. Paru-paru. Pembesaran janin mengakibatkan paru-paru tidak dapat mengembang maksimal saat bernafas. Efeknya, volume udara yang masuk ke paru-paru berkurang ¼ bagian. Karena itu, organ internal ibu hamil ini harus lebih keras bekerja. Akan terasa saat Anda naik tangga, jadi mudah lelah. Atasi dengan banyak latihan pernapasan perut untuk memperbanyak oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
6. Usus. Pembesaran janin mengakibatkan kerja usus menjadi tidak teratur karena tingginya hormon progestoren. Hormon progesteron membuat gerakan perilstatik usus (menggiling dan mendorong) gagal bekerja secara ritmik dan teratur. Akibatnya, banyak bahan makanan terhambat di usus, menyebabkan ibu mengalami gangguan sembelit.
Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
Tubuh wanita mengalami banyak transformasi selama sembilan bulan kehamilan. Beberapa perubahan fisik ini terlihat, seperti perut membesar dan bertambahnya berat badan, sementara yang lain seperti rahim yang membesar, mual di pagi hari dan sakit punggung. Namun, beberapa perubahan tubuh mungkin tidak terduga dan mengejutkan beberapa wanita.
“Sungguh luar biasa bagaimana tubuh wanita beradaptasi untuk mengakomodasi kehamilan,” kata Kim Trout, bidan perawat bersertifikat dan asisten profesor kesehatan wanita di University of Pennsylvania School of Nursing di Philadelphia.
Satu perubahan yang sering mengejutkan beberapa wanita hamil adalah peningkatan ukuran payudara, kata Trout pada Live Science.
“Ukuran payudara wanita dan ukuran bra-nya mungkin berubah beberapa kali selama kehamilan,” kata Trout. “Beberapa wanita melihat ini sebagai perubahan sambutan.”
Payudara wanita mungkin terasa lebih penuh ketika dia hamil, dan putingnya juga lebih sensitif terhadap sentuhan, kata Trout. Untuk mengatasianya, beberapa wanita mungkin tidur dengan bra bersalin di malam hari, katanya. Selain itu, areola, kulit di sekitar puting akan menjadi gelap dan membesar di awal kehamilan.
Perubahan kedua yang tak terduga adalah varises di alat kelamin, kata Trout. Wanita mungkin mengharapkan varises di kaki mereka selama kehamilan, tetapi vena di dekat vagina dan vulva juga bisa menjadi bengkak dan keluar biasanya pada trimester ketiga, katanya.
Meskipun urat yang membengkak di daerah ini bisa terasa tidak nyaman, mereka cenderung hilang setelah melahirkan, kata Trout.
Sumber : Mom Junction
Baca juga :
Ajaib, wanita ini bisa punya anak meskipun terserang stroke tulang belakang