Heboh Fenomena Boneka Arwah, Wajarkah Orang Dewasa Bermain Boneka?

Jadi hal yang biasa di luar negeri, bagaimana dengan di Indonesia? Simak penjelasannya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di Indonesia akhir-akhir ini, heboh fenomena mengadopsi boneka arwah, setelah selebritas terkenal seperti Ivan Gunawan, memiliki boneka yang dibelai manja layaknya anak sendiri. Sebenarnya wajarkah jika orang dewasa main boneka?

Fenomena Orang Dewasa Main Boneka Arwah di Luar Negeri

Sedikit bergeser ke luar negeri, fenomena boneka arwah atau doll spirit sebenarnya sudah lama menjadi hobi bergengsi di Eropa dan Amerika, lho. Bahkan, para kolektor dan pecinta boneka di negara maju memiliki komunitas tersendiri.

Mereka bertemu secara rutin dalam sebuah ajang Doll Fashion Festival, seperti yang biasa digelar di Nevada, Milan, Paris, Roma, dan London.

Secara psikologis, manusia selalu ingin terturuti keinginannya oleh pihak lain. Ketika makhluk hidup memberikan sikap resistensi untuk mensikapi apa yang dapat diterima oleh akal dan nalurinya, boneka sebagai benda mati tentu tak akan bersikap demikian.

Maka bisa dikatakan itulah salah satu sebab alasan manusia cenderung suka berinteraksi dengan boneka. Selain itu, faktor lucu dan menggemaskan yang ada pada boneka, juga menjadi sesuatu yang sangat mendasar untuk menghibur diri dari letihnya aktivitas kerja.

Artikel terkait: Sudah Dianggap Anak Sendiri, Ini Alasan Ivan Gunawan Adopsi Boneka

Koleksi Boneka di Luar Negeri Menjadi Hal Biasa

Pemuda Indonesia yang berdomisili di Eropa, Felix Kim dan Hafizh Atfin misalnya mengaku sebagai pecinta boneka dan ikut dalam komunitas pecinta boneka di Eropa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk menyalurkan hobi dan berbagi informasi dengan sesama komunitasnya, dibuatlah akun facebook TIFDE-The Indonesian Fashion Dolls in Europe. Melalui hobi dan akun TIFDE, mereka bisa promosi busana untuk boneka khas Indonesia di Eropa.

Doll Spirit juga sangat populer di kalangan artis negara Gajah Putih, Thailand. Mae Ning lewat stasiun radio tempatnya bekerja, memperkenalkan boneka arwah koleksinya. Sontak artis lain mengikuti langkah Mae Ning.

Seperti halnya selebritas Indonesia, mereka mengadopsi boneka arwah sebagai koleksi pribadi di rumah, dijadikan teman berinteraksi layaknya anak kandung sendiri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menyebarnya tren mengadopsi boneka arwah d kalangan masyarakat dewasa ini, membuat nilai jual boneka arwah jadi naik drastis. Ada yang dihargai sampai puluhan juta rupiah, lho. Kalau sudah begini, bukan saja nilai artistik yang jadi daya tarik, tetapi bergeser kepada nilai ekonomi.

Masyarakat di Indonesia juga sering mengaitkan boneka dengan hal mistis. Boneka kerap dijadikan media untuk mewakilkan orang yang akan diguna-guna oleh dukun santet. Dalam hal ini, bonekalah yang ditusuk-tutuk dengan benda tajam.

Artikel terkait: Lelah Dikomentari, Ivan Gunawan Berhenti Adopsi Boneka Arwah

Wajarkah Orang Dewasa Main Boneka?

Pada 2018 lalu, situs Psychology Today menerbitkan sebuah artikel berjudul No Shame in Adult Comfort Dolls, yang jika diterjemahkan kurang lebih bermakna 'Orang Dewasa Main Boneka Itu Tidak Memalukan'. Selaku penulis adalah Joseph Burgo, Ph.D, seorang psikoterapis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Burgo menuliskan, di Inggris, 50 persen orang dewasa masih memiliki boneka yang menjadi barang 'kenyamanan' mereka di masa kecil. Rata-rata boneka tersebut berusia 27 tahun.

Sebanyak 15 persen laki-laki, dan 10 persen perempuan melaporkan bahwa mereka memperlakukan boneka teddy mereka sebagai sahabat. Boneka ini juga mengambil bagian dalam keseharian sebagai pendengar 'curhat'. Hal-hal intim pun dibagikan kepada boneka-boneka itu oleh si pemilik.

Namun, mereka juga paham bahwa masih menyimpan boneka masa kecil mungkin menimbulkan pro dan kontra bagi sebagian orang. Karenanya, Satu dari sepuluh laki-laki lajang yang disurvei di Inggris, mengakui menyembunyikan bonekanya, jika sang kekasih akan berkunjung ke tempatnya.

Sementara 14 persen laki-laki yang sudah menikah, melaporkan bahwa mereka menyembunyikan boneka mereka ketika ada keluarga dan teman yang akan datang.

Menurut Burgo, ia mengamati, begitu individu menjadi dewasa dan mampu menenangkan dirinya sendiri, itu bukan berarti harus melepaskan objek kenyamanan mereka (boneka). Beberapa dari mereka bahkan masih menggunakan boneka untuk membantu tidur, terutama saat mengalami hari-hari yang menegangkan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Tetapi tidak ada alasan mengapa orang-orang itu (atau siapa pun) harus merasa malu. Di zaman yang dilanda kecemasan seperti sekarang, penuh kemarahan dan ketidakpastian, kita semua perlu mengambil kenyamanan kita di mana pun kita bisa menemukannya," tulis Burgo.

Artikel terkait: Ivan Gunawan Sewa Baby Sitter dengan Gaji Rp7,5 Juta untuk Merawat Boneka Arwah

Bagaimana menurut Parents? Adakah yang sudah dewasa main boneka? 

****

Baca juga:

id.theasianparent.com/artis-dibully-karena-bentuk-badan

id.theasianparent.com/perubahan-fisik-setelah-melahirkan

id.theasianparent.com/seks-rutin-kunci-parenting

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

alikarukhan