Setiap istri atau suami mungkin tidak akan rela mambagi kasih sayang pasangannya dengan orang lain. Sayangnya, atas alasan sulitnya mempertahankan keharmonisan, banyak istri atau suami di luar sana yang rela melakukan open marriage.
Apa yang dimaksud dengan open marriage, dan apa yang menjadi alasan membuat pasangan suami istri melakukannya?
Kisah pasangan yang melakukan open marriage
Seorang wanita yang dirahasiakan identitasnya, berbagi kisah mengenai pengalamannya menjalani open marriage bersama sang suami. Dia mengaku, alasan awal dia mengizinkan suami melakukan seks dengan orang selain dirinya, karena ia tak bisa memuaskan suami secara seksual.
“Setelah banyak berdebat tentang kurangnya kepuasan seks dalam hubungan kami, saya dan suami akhirnya mencapai kesepakatan bahwa, ia dapat melakukan seks dengan orang lain di luar pernikahan kami. Saya memang memiliki libido yang sangat rendah karena obat yang harus saya konsumsi,” tuturnya.
“Kami menyetujui beberapa aturan dasar, seperti dia boleh menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya daripada dengan saya, dia harus melakukan seks aman dengan menggunakan kondom, dan dia tidak boleh jatuh cinta pada pasangan seksnya tersebut.”
Awalnya semua berjalan baik, hingga akhirnya, sikap sang suami mulai berubah….
“Dia mulai mencari wanita lain untuk berhubungan, dan itu tidak masalah. Dia juga menunjukkan kepada percakapan online mereka kepada saya, sampai di situ, semua masih baik-baik saja. Saya benar-benar tidak cemburu, dan saya senang dia bersenang-senang saat saya tidak bisa membantunya,” paparnya.
“Kemudian suatu hari dia pulang ke rumah dan memberi tahu saya bahwa dia akan meninggalkan saya demi orang lain. Dan sekarang dia pergi,” ungkapnya penuh sesal.
Artikel terkait: 10 Hal yang Harus dilakukan Jika Merasa Tak Mencintai Suami Lagi
Apa itu open marriage?
Open marriage atau pernikahan terbuka adalah kesepakatan atau perjanjian dari sepasang suami istri untuk merelakan pasangan mereka memiliki teman kencan atau teman seksual lain.
Kesepakatan ini umumnya dilakukan pasangan yang sudah mulai jenuh berhubungan seksual, namun tidak mau terlibat dalam poligami.
Artikel terkait: Viral! Ibu hamil ini carikan istri kedua untuk sang suami, apa alasannya?
Elemen terpenting dari pernikahan terbuka adalah komunikasi dan kepercayaan. Pasangan suami istri yang menjalani open marriage harus benar-benar terbuka mengenai hubungan mereka dengan pasangan di luar nikah. Dalam mengambil keputusan, pasangan resmi tetap harus dilibatkan
Berikut parameter dan batasan dalam pernikahan terbuka:
- Kesepakatan dibuat oleh dua orang dewasa yang saling menyetujui
- Bukan poligami
- Pasangan menikah tetap berkomunikasi secara aktif dan positif (petualangan seksual rahasia tidak diperbolehkan dalam pernikahan terbuka)
- Perjanjiannya kerap berbeda pada setiap pasangan, tergantung kebutuhan dan kesepakatan masing-masing.
Risiko menjalankan pernikahan terbuka
Menurut seorang penulis, Harriet Lerner Ph.D, risiko terbesar menjalankan pernikahan terbuka adalah perceraian.
“Seks itu dalam dan rumit. Menahan diri untuk tidak melakukan seks di luar nikah adalah perekat, yang membuat pasangan menikah terhubung secara emosional.”
Jika pasangan yang telah menikah, melanjutkan eksperimen seks-nya, dia atau pasangannya mungkin mulai merasa terancam, cemburu, marah cemas dan kehilangan ketertarikan satu sama lain.
“Bereksperimen dengan pernikahan terbuka, adalah hal besar yang sangat berisiko,” ungkapnya.
Sekarang Anda sudah tahu mengenai kekurangan dan kelebihan open marriage, beserta risiko besar yang mungkin timbul. Pikirkanlah secara matang dan berulangkali sebelum memutuskan untuk menjalaninya.
***
Baca juga:
Kenali Open Relationship, Ketika Pernikahan Tak Lagi Membatasi Kehidupan Seks
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.