Nyeri saat haid memang umum dirasakan kaum hawa, bahkan seorang fisoterapis mengatakan bahwa lebih dari 50 persen wanita di dunia, mempunyai masalah dengan nyeri haid.
Menurutnya, lebih dan 50 % wanita usia produktif di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, mengalami nyeri saat haid atau yang disebut juga dismenore.
Gangguan ini sangat mengganggu dan dapat membatasi aktivitas sehari-hari mereka, nyeri hai ini bahkan memakasa mereka bolos sekolah atau kerja, tidak bisa fokus, tidak bisa bepergian, dan melakukan aktivitas lainnya.
“Dampak dismenore yang dialami masing-masing perempuan pun berbeda, mulai dari sulit bergerak dan berbicara, area rahim dan perut yang terasa diplintir sepanjang hari, tidak bisa bangkit dari tempat tidur, hingga membutuhkan pertolongan medis di rumah sakit,” ungkap Fisioterapis Fortunella Levyana, Amd. FT, ditemui dalam acara Peluncuran iFree di Jakarta (3/5).
Gejala nyeri haid yang sering dialami wanita
Dilansir dari Mayo Clinic, kram atau nyeri saat menstruasi (dismenore) adalah nyeri yang berdenyut di perut bagian bawah. Banyak wanita mengalami kram menstruasi sebelum dan selama periode menstruasi mereka.
Gejala kram menstruasi meliputi:
- Nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah perut
- Rasa nyeri yang dimulai 1 hingga 3 hari sebelum haid, memuncak 24 jam setelah haid dan mereda dalam 2 hingga 3 hari
- Nyeri yang menjalar ke punggung dan paha bagian bawah.
Penyebab nyeri haid terjadi
Selama periode menstruasi Anda, rahim Anda berkontraksi untuk membantu mengeluarkan lapisannya. Zat Hormonelike (prostaglandin) memicu kontraksi otot rahim. Tingkat prostaglandin yang lebih tinggi akan menyebabkan kram menstruasi yang lebih parah.
Namun, kram menstruasi juga bisa disebkan oleh masalah reproduksi lain. Kram menstruasi yang sangat parah juga dapat disebabkan oleh:
- Endometriosis. Yaitu kondisi dimana tertanamnya jaringan yang melapisi rahim di luar rahim Anda, paling sering pada saluran tuba, ovarium atau jaringan yang melapisi panggul Anda.
- Fibroid rahim. Pertumbuhan non-kanker di dinding rahim ini dapat menyebabkan rasa sakit.
- Adenomyosis. Jaringan yang melapisi rahim Anda mulai tumbuh ke dinding otot rahim.
- Penyakit radang panggul. Infeksi pada organ reproduksi wanita ini biasanya disebabkan oleh bakteri yang ditularkan secara seksual.
- Stenosis serviks. Pada beberapa wanita, pembukaan serviks cukup kecil untuk menghambat aliran menstruasi, menyebabkan peningkatan tekanan yang menyakitkan di dalam rahim.
Artikel terkait: Endometriosis, Penyakit yang Membuat Wanita Sulit Punya Anak
Faktor risiko
Anda mungkin berisiko mengalami kram menstruasi jika:
- Berusia di bawah 30 tahun
- Mulai pubertas lebih awal, pada usia 11 atau lebih muda
- Mengalami pendarahan hebat saat menstruasi (menorrhagia)
- Mengalami perdarahan menstruasi yang tidak teratur (metrorrhagia)
- Memiliki riwayat keluarga mengalami kram menstruasi (dismenore)
- Anda merokok
Komplikasi yang mungkin terjadi
Kram menstruasi yang tidak disebabkan oleh penyakit, tidak menyebabkan komplikasi medis lainnya, tetapi mereka dapat mengganggu kegiatan sekolah, pekerjaan dan sosial.
Namun, kram menstruasi akibat gangguan seperti endometriosis, akan menyebabkan masalah kesuburan. Atau, penyakit radang panggul dapat melukai tuba falopi Anda, sehingga meningkatkan risiko pembuahan sel telur di luar rahim (kehamilan ektopik).
Pencegahan nyeri saat haid
Fortunella Levyana menyebutkan bahwa aktif bergerak dapat mencegah kram menstruasi.
“Jika seseorang aktif bergerak, maka tubuhnya akan memproduksi hormon endorfin, yang akan mencegah terjadinya masalah kesehatan, termasuk nyeri saat sedang menstruasi. Agar tetap aktif, sebenarnya tidak perlu olahraga berat, cukup dengan jberjalan kaki santai dan rutin tiap hari, itu bisa membantu,” tutupnya.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Kenali Siklus Menstruasi yang Normal dan Tidak Normal, Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya