Dee Lestari menjadi salah satu penulis ternama di Indonesia yang karyanya sudah tak diragukan lagi. Setiap karya yang dirilisnya, selalu habis dibeli oleh para pembaca setianya. Maka sudah tak mengherankan lagi jika setiap buku atau novel Dee Lestari kerap dipajang dalam jajaran buku best seller di setiap toko buku.
Dari banyaknya novel karya Dee Lestari, ‘Supernova’ masuk ke dalam salah satu buku terbaik milik perempuan yang pernah menjadi anggota vokal dalam grup RSD tersebut. Selain novel ‘Supernova’ berikut akan kami sajikan beberapa rekomendasi novel terbaik karya Dee Lestari lainnya yang wajib untuk dibaca.
7 Judul Novel Dee Lestari
1. Supernova
‘Supernova’ menjadi seri novel milik Dee Lestari yang berhasil meraih berbagai kesuksesan dalam perilisannya. Buku ini pertama kali dirilis pada 16 Februari 2001 dan langsung memikat hati para pembacanya.
Untuk buku seri pertama, buku ini telah terjual hingga 12 ribu eksemplar dalam waktu 35 hari perilisannya. Bahkan, buku ‘Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh’ ini juga masuk dalam Top 5 Khatulistiwa Literary Award 2001.
Untuk buku ‘Supernova’ sendiri, Dee Lestari memiliki episode atau seri berbeda. Mulai dari seri pertama yang berjudul ‘Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (KPBJ)’, kemudian di tahun berikutnya sekuel kedua dari buku ini pun dirilis dengan ‘Supernova: Akar’. Pada tahun 2004, Dee Lestari kembali merilis trilogi Supernova yang berjudul ‘Supernova: Petir’.
Tak sampai di situ, Dee Lestari terus mengeluarkan seri terbarunya di sepanjang tahun 2000-an. Di tahun 2012 dengan buku berjudul ‘Supernova 4: Partikel’, kemudian di tahun 2014 dengan judul ‘Supernova 5: Gelombang, terakhir ada ‘Supernova 6: Inteligensi Embun Pagi’ yang rilis pada tahun 2016.
Di dalam seri Supernova ini, Dee menghadirkan empat tokoh penting dalam setiap episodenya, yaitu Bodhi, Elektra, Zarah, dan Alfa. Bodhi muncul di episode Akar, Elektra Wijaya di episode Petir, Zarah Amala di Partikel, dan Thomas Alfa Edison Sagala di Gelombang.
Berikut salah satu kutipan dalam seri Supernova yang banyak disukai oleh para pembaca:
“Momentum tidak dapat dikejar. Momentum hadir. Begitu ia lewat, ia tidak lagi sebuah momentum. Ia menjadi kenangan. Dan kenangan tidak akan membawa Anda kemana-mana. Kenangan adalah batu-batu di antara aliran sungai. Anda seharusnya menjadi arus, bukan batu.”
Baca juga: 10 Artis India Menulis Buku, Bakat Lain dari Mereka Selain Berakting
2. Filosofi Kopi
Novel Dee Lestari berikutnya yang tak kalah menarik perhatian pembaca adalah ‘Filosofi Kopi’. Berbeda dari seri Supernova yang memiliki alur cerita berbeda dalam setiap episodenya, buku ini menjadi kumpulan cerpen dan prosa yang sudah 10 tahun ditulis dan dikumpulkan oleh Dee Lestari.
Buku ‘Filosofi Kopi’ sendiri pertama kali dirilis pada tahun 2006 silam, serta kembali meraih kesuksesan di berbagai penghargaan. Sama seperti seri sebelumnya, buku ini juga kembali masuk dalam Top 5 Khatulistiwa Literary Award 2006.
Penghargaan lainnya yang diraih dari Dee Lestari untuk buku ini adalah dalam Karya Sastra Terbaik 2006 versi Majalah Tempo. Kesuksesannya pun membuat produser film tertarik untuk mengangkatnya ke dalam layar lebar dengan judul yang sama, dan diarahkan oleh sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Berikut salah satu kutipan yang membekas di hati para pembaca buku ‘Filosofi Kopi’ antara lain:
“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak mungkin kamu sembunyikan.”
3. Rectoverso
Pada Agustus 2008 lalu, novel Dee Lestari berikutnya pun dirilis kepada khalayak umum. Novel terbarunya itu dirilis dengan judul ‘Rectoverso’.
Dalam bukunya kali ini, perempuan kelahiran 20 Januari 1976 itu menggabungkan antara fiksi dan juga seni musik. Ia mengusung dua tema yakni Sentuh Hati dari Dua Sisi.
Buku berjudul ‘Rectoverso’ ini menjadi pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah, namun sesungguhnya menyatu dalam satu kesatuan dan saling melengkapi. Dirilis dalam 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan, buku ini memiliki slogan untuk para pembacanya berupa ‘Dengar Fiksinya, Baca Musiknya’.
Baca juga: 8 Judul Buku Rekomendasi Maudy Ayunda, Tentang Kepemimpinan hingga Mindfulness
4. Perahu Kertas
Berikutnya ada ‘Perahu Kertas’ yang dirilis pertama kali pada tahun 2009. Sama seperti film ‘Filosofi Kopi’, karya sastra milik Dee Lestari satu ini pun kembali dilirik oleh produser untuk diangkat ke dalam layar lebar dengan judul yang sama. Film ‘Perahu Kertas’ sendiri diperankan oleh musisi sekaligus aktris Maudy Ayunda, serta aktor Adipati Dolken.
Novel yang satu ini mengisahkan pertemanan empat orang yang bernama Kugy, Noni, Eko, dan Keenan. Di mana Kugy dan Noni diceritakan sebagai teman kecil, sementara Noni dan Eko adalah sepasang kekasih. Kugy dan Keenan diam-diam memendam perasaan terhadap satu sama lain. Namun, Noni ingin menjodohkan Keenan dengan sepupunya yang bernama Wanda.
Hingga akhirnya konflik dalam cerita pun dimulai dan membuat Keenan memutuskan pergi ke Bali, lalu menjalin hubungan dengan orang lain. Sama seperti Keenan, Kugy juga menjalin hubungan dengan atasannya di tempat kerja. Namun setelah melewati waktu yang cukup lama, keduanya kembali dipertemukan dan kisah lama mereka pun terpanggil kembali.
5. Madre: Kumpulan Cerita
‘Madre: Kumpulan Cerita’ menjadi novel Dee Lestari lainnya yang dirilis berdasarkan kumpulan cerita selama lima tahun terakhir. Buku ini pertama kali dirilis pada tahun 2011, yang berisikan kumpulan cerita fiksi dan prosa pendek tentang banyak hal.
Buku dengan jumlah halaman tak terlalu banyak ini menceritakan berbagai hal. Beberapa di antaranya adalah kisah perjuangan sebuah toko roti, kisah ibu dan anak, kisah percintaan dan persahabatan, hingga tentang reinkarnasi.
Dari beberapa kisah yang digambarkan Dee dalam buku ini, salah satu cerita pendek yang menarik perhatian adalah kisah tentang seorang pria bernama Tansen Roy Wuisan. Ternyata, kakek dan neneknya telah mewarisi sebuah adonan roti bernama Madre yang sudah lama tutup dan memiliki ciri khas tersendiri. Tansen kemudian langsung pergi ke Jakarta untuk melihat toko roti Madre milik kakek dan neneknya.
Sesampainya di sana, Tansen bertemu dengan Pak Hadi, orang yang dulu bekerja untuk kakek dan neneknya. Pak Hadi kemudian menceritakan tentang terbentuknya Madre dan mulai mengajarkan Tansen cara membuat roti bersama. Selanjutnya Tansen memutuskan untuk meniti karir dengan kembali membuka toko roti yang diwariskan oleh kakek neneknya.
6. Aroma Karsa
“Asmara tidak bisa dipahami, cuma bisa dirasakan akibatnya,” menjadi salah satu kalimat yang membekas di hati pembaca novel ‘Aroma Karsa’ milik Dee Lestari.
Pada tahun 2018 lalu, Dee kembali merilis novel barunya yang menjadi karya terbaru setelah dirinya menyelesaikan seluruh seri Supernova. Novel ini ditulis olehnya dengan berbagai ramuan rasa obsesi, pencarian, penciuman, dan wangi-wangian.
Di dalamnya dikisahkan tentang tokoh utamanya yaitu Raras, Jati Wesi, dan Tanaya Suma. Cerita tentang tokoh-tokoh tersebut akan membawa pembaca seolah terhanyut dalam pencarian bunga yang bernama Puspa Karsa. Cerita yang unik dan menarik tentang pencarian dan penciuman ini membuat ‘Aroma Karsa’ berhasil meraih penghargaan Book of The Year IKAPI Awards 2018.
Baca juga: 10 Artis yang Menulis Buku, Beberapa Karyanya Jadi Best Seller!
7. Rapijali
Sama seperti seri Supernova, Dee Lestari kembali merilis buku seri berjudul ‘Rapijali’ yang terdiri dalam trilogi atau tiga seri berbeda. Ketiganya dirilis pada tahun 2021 kemarin dengan judul yang berbeda, yakni ‘Rapijali 1: Mencari’, ‘Rapijali 2: Menjadi’ dan ‘Rapijali 3: Kembali’.
Trilogi seri Rapijali ini mengisahkan hidup Ping, seorang remaja perempuan berusia 17 tahun yang hidup damai bersama kakeknya di sebuah rumah yang berada di dekat tepian Sungai Cijulang.
Ping mewarisi bakat bermain musik dari sang kakek, namun ia merasa tidak memiliki wadah untuk menyalurkan bakatnya. Memiliki bakat musik yang ada dalam dirinya, Ping rupanya tidak berani bercita-cita besar karena keterbatasan dalam kehidupannya.
Tanpa Ping sadari, sang kakek justru sudah menyiapkan masa depan untuknya di Ibukota. Tanpa sepengetahuan dari Ping, Yudha –kakek dari Ping– menyerahkan cucunya itu kepada Guntur yang merupakan ayah kandung Ping.
Guntur sendiri digambarkan sebagai walikota Jakarta Selatan yang tengah mempersiapkan dirinya untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun, kehadiran Ping ke Jakarta justru membuat kehidupannya menjadi mengalami banyak perubahan.
Mulai dari menghadapi sekolah baru, teman-teman baru, hingga tantangan baru. Kepindahan Ping ke Jakarta ini juga membuat dirinya menyadari bahwa hidup yang ia jalani selama ini, ternyata tidak sesederhana yang diduga. Sebab ada masa lalu yang menanti di depan sana untuk dibukanya.
Demikianlah beberapa rekomendasi novel Dee Lestari yang wajib untuk Anda baca. Dari beberapa judul di atas, mana nih yang sudah pernah Anda baca?
Baca juga:
Perjalanan Cinta Dewi Lestari dan Reza Gunawan, Awalnya Sahabat Berakhir Teman Sepanjang Hidup
10 Potret Kenangan Dee Lestari dan Suami yang Telah Meninggal Dunia
Profil Reza Gunawan, Suami Dee Lestari yang Meninggal karena Stroke
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.