Maraknya perbincangan tentang kontroversi film Naura dan Genk Juara sempat meresahkan banyak orang tua. Melihat kasus ini, seorang ibu bekerja, Lia Toriana berbagi pengalamannya menonton film yang disutradarai Eugune Panji ini. Menurutnya ada 9 hal baik yang bisa diajarkan pada anak dari film Naura dan Genk Juara.
Tertarik film musikal Naura dan Genk Juara
“Persis di hari pertama peluncuran film, saya mengajak si sulung Aimar (8 tahun) menonton Naura dan Genk Juara. Selang beberapa hari setelahnya, barulah saya menyadari ada kehebohan-tak-beralasan di dunia maya menyoal film ini.
Seorang netizen yang menganggap film musikal ini menista suatu agama tertentu. TERLALU! Betapa netizen – yang tentu bisa kita tebak bukanlah anak-anak, melainkan orangtua, punya pemikiran seperti ini. Yang akhirnya pemikiran ini memengaruhi tidak hanya pada sesama netizen, tetapi juga: anak-anak.
Ruang publik memang terbuka lebar. Kanal media sosial menjadikannya mungkin. Semua berhak berpendapat. Tapi sekali lagi, hanya kualitas yang menentukan layak atau tidaknya pendapat itu kita dengar dan perhatikan.
Film berdurasi 102 menit ini mengisahkan Naura (Adyla Rafa Naura Ayu) bersama tiga sahabatnya Okky (Joshua Rundengan), Bimo (Vickram Priyono), dan Kipli (Adryan Sulaiman Bima) menggagalkan usaha pencurian satwa liar.
Saya termasuk penonton yang menikmati film ini, baik sebagai ibu maupun individu. Saya tidak sama sekali menemukan apa yang dituduhkan atau dikhawatirkan segelintir orang. Dan saat menonton pun, orang yang pertama kali saya pastikan menikmati dan senang terhadap film ini tak lain adalah anak saya.
Penilaian saya sebagai orang tua menjadi tidak begitu penting, saat anak kita sebetulnya sudah lebih dari happy menonton –bahkan bernyanyi sepanjang film.”
Pesan moral dari film Naura dan Genk Juara
Menurut Lia, Eugene Panji sukses menawarkan pelajaran baik dan berharga dalam film ini –setelah sukses juga membuatnya terharu di film pertamanya ‘Cita-citaku Setinggi Tanah’.
Ada setidaknya 9 hal baik yang Lia dan anaknya, Aimar dapatkan setelah menikmati film ini:
1. Kreativitas tanpa batas
Film Naura dan Genk Juara dimulai dengan suasana kompetisi sains di sekolah. Naura membuat teknologi GPS pelacak hewan, Okky mempresentasikan roket air, dan Bimo bangga dengan drone miliknya. Tidak hanya mereka bertiga, kompetisi juga diikuti oleh murid lain.
Lewat adegan ini, saya membayangkan 100 tahun Indonesia merdeka nanti sangat mungkin diisi oleh generasi emas Indonesia yang terus memproduksi teknologi dan sains. Bahwa kreativitas anak-anak adalah hal yang idealnya perlu terus didorong dan tidak dibatasi.
2. Kompetisi: ada yang menang, ada yang kalah
Tiga terbaik hasil kompetisi pun diumumkan. Ada yang menang, ada yang kalah. Lalu apakah tim lain lalu berdemo berjilid-jilid karena tidak menjadi pilihan juri? Tentu tidak. Saat dasar pendidikan mereka teknologi dan sains, sepertinya hampir sulit menemukan pilihan irasional untuk menghabiskan waktu marah-marah karena kalah.
3. Kepemimpinan perempuan
This is one of my favorites. Naura dipilih sekolah sebagai ketua kelompok yang akan mewakili mereka dalam Kemah Kreatif Sains. Terlepas dari Naura yang memang tokoh utama, berapa banyak sih film anak Indonesia yang menampilkan perempuan sebagai pemimpin?
Di film Naura dan Genk Juara, ada peran Naura sebagai ketua kelompok yang memastikan tujuan sekolah tercapai dan juga beban membawa pulang kemenangan di Kemah Kreatif. Naura menunjukkan bahwa perempuan layak menjadi pemimpin.
4. Menerima Keputusan dengan lapang dada
Sesaat setelah Naura terpilih, Bimo menunjukkan raut muka kecewa. Dia menganggap dirinya jauh lebih layak. Saat Naura menyapa Bimo, Bimo justru jutek dan melengos pergi. Sikap tidak sportif Bimo justru merugikan kelompok dan itu berpotensi melemahkan tujuan bersama.
Maka dari itu penting sekali anak-anak belajar menerima dan lapang dada dalam menerima segala keputusan penting. Baik di keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.
5. Fokus pada tujuan
Tim dari setiap sekolah hanya diberikan waktu yang sangat singkat untuk menampilkan hasil karya kreatif sains dan teknologi mereka. Tantangan terjadi di tim Naura. Bimo bersikeras bahwa karyanya lebih layak. Okky juga tidak mau kalah.
Naura pun menengahi dan mengingatkan bahwa kita tetap harus bersama dan fokus pada tujuan, yaitu memenangkan kompetisi ini. Bukan justru bertengkar dan mau menang sendiri.
Baca juga: Sebelum Ajak Anak Nonton Film Bioskop, Wajib Cek Dulu Situs Ini
6. Pantang menyerah
Pada adegan Naura dan teman-teman mencoba menggagalkan pencurian hewan-hewan terlihat sikap pantang menyerah dari anak-anak ini. Penonton anak bisa belajar menumbuhkan sikap pantang menyerah melalui adegan-adegan ini.
7. Bersama kita juara!
Ada adegan Naura dan teman-temannya menciptakan benda-benda menakjubkan bermodalkan semua alat teknologi kreatif. Adalah semangka yang disulap sebagai “bom”, belum lagi serangan balon dan bubuk-bubuk ajaib. Keren!
Lewat adegan ini, anak-anak juga bisa belajar bahwa semua mungkin dilakukan karena dengan bersama kita bisa jadi juara!
8. Berani bermimpi
“Dengan tekad kuat, semesta pasti didapat”. Mantra itu diucapkan Naura dan Mama sebelum Naura berangkat ke Kemah Kreatif di Situgunung. Mantra itu juga yang Naura ajarkan kepada Bimo untuk tidak menyerah saat penjahat hampir menangkap mereka.
Menurut saya, salah satu tantangan generasi muda zaman now –dan ke depan, adalah keberanian kita untuk bermimpi –dan mewujudkannya. Ya, bagaimana bisa bermimpi mom, kalau mau nonton aja ditakut-takutin duluan, kan?
9. Ini film musikal, bernyanyilah!
Seni mengolah rasa. Atas dasar itu pula saya tidak akan ragu merekomendasikan film Naura dan Genk Juara ini. Bukan hanya layak ditonton, tapi juga penting untuk mengolah rasa kepada anak-anak kita. Rasa seperti apa? Empati, berbagi, solidaritas, peduli, bahagia, bebas dan menjadi diri mereka sendiri.
Apa yang bisa lebih baik dibandingkan melihat anak-anak kita bersenandung menyanyi, tertawa dan menjadi dirinya sendiri? Maka sore itu pun saya merasa lebih dari senang. Bukan karena sekadar menghabiskan waktu bersama, tapi banyak nilai yang bisa dipetik dari ‘Naura dan Genk Juara’ oleh saya dan Aimar.
(*Lia Toriana, penulis lepas, ibu bekerja dan pegiat perempuan)
Baca juga:
Film Pendek Bertema Zombie ini Gambarkan Cinta Ayah yang Luar Biasa pada Anaknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.