Siapa yang pantas memberikan nasehat pernikahan selain orang yang berpengalaman menikah itu sendiri? Nasehat pernikahan dari ayah kepada putranya memang selalu diperlukan agar anaknya tahu bagaimana menjadi seorang suami yang baik.
Jika ada orang yang mengatakan bahwa perempuanlah kunci kebahagiaan dalam rumah tangga, maka sepertinya ini perlu dipikirkan ulang. Yang menjalani rumah tangga adalah suami dan istri, sehingga peran mereka berdua berjalan beriringan.
Bagi yang punya ayah perhatian, pasti mereka mendapatkan nasehat pernikahan dari ayah sebelum mengikat janji setia dengan istrinya. Namun bagaimana mereka yang ayahnya meninggal sebelum pernikahan, ayah yang pendiam, atau jenis ayah yang memang jauh secara fisik dan mental?
Artikel terkait: 14 Nasehat bijak nenek yang harus Anda ingat.
Nasehat pernikahan dari ayah bisa jadi pengingat
Nasehat pernikahan dari ayah ini barangkali bisa jadi pengingat agar anaknya dapat menjadi suami yang baik untuk keluarganya. Simak beberapa hal bertikut ini:
- Anakku, jika kau terus menghabiskan uang pada wanita dan dia tidak pernah bertanya apakah kamu perlu menabung atau berinvestasi, dan hanya terus menikmati uang tersebut, maka jangan menikahinya.
- Anakku, seorang wanita bisa menjadi istri yang baik untukmu, beberapa bisa menjadi ibu yang baik untuk anak-anakmu, tetapi jika kamu telah menemukan seorang wanita seperti seorang ibu untukmu, anak-anak, dan keluargamu, tolong jangan biarkan dia pergi.
- Anakku, jangan membatasi istrimu hanya di dapur. Bahkan pada zaman kami, kami punya lahan agar istri bisa bekerja setiap pagi. Di sanalah ‘kantor’ kami.
- Anakku, jika aku berkata bahwa kau adalah kepala rumah, jangan lihat apa yang ada di sakumu; Lihat apakah kau akan melihat senyum di wajah istrimu nantinya.
- Anakku, jika kau ingin berumur panjang, biarkan istrimu bertanggung jawab mengurus gajimu. Akan sulit baginya untuk menghabiskannya saat dia mengetahui kebutuhan rumah dan tagihan untuk dibayarkan. Tetapi jika seluruh kebutuhan tersebut kau yang mengaturnya, maka istrimu akan terus bertanya dipakai untuk apa saja uangmu bahkan jika semuanya telah dihabiskan.
- Anakku, jangan pernah melakukan kekerasan pada pasanganmu, rasa sakit di tubuhnya tidak ada bedanya dengan luka di hatinya. Kau akan berada dalam masalah hidup dengan wanita yang terluka.
- Anakku, sekarang kau sudah menikah, jika kamu menjalani hidup seperti bujangan saat hidup bersama istrimu, maka nantinya kamu akan segera lajang lagi.
- Anakku, di zaman orangtuamu, banyak lelaki yang memiliki banyak istri dan banyak anak karena lahan pertanian dan panennya yang besar. Kini, hampir tidak ada lahan untuk pertanian lagi, jadi peluklah istrimu sekarang erat-erat.
- Anakku, jangan terlena saat kau mulai menghasilkan lebih banyak uang, daripada menghabiskan uang pada wanita yang tidak tahu kerja kerasmu, maka habiskanlah uang untuk istrimu.
- Anakku, saat aku melempar batu-batu kecil atau bersiul ke jendela rumah kakekmu, maka itu semata-mata untuk memanggil ibumu keluar, itu bukan untuk mengajaknya berhubungan seks. Itu aku lakukan karena aku sangat merindukannya.
- Anakku, ingat hal ini. Ketika kau mengatakan bahwa istrimu telah berubah, mungkin ada sesuatu yang telah kamu berhenti lakukan juga.
- Anakku, ibumu mengendarai sepeda bersamaku sebelum aku mampu membeli mobil yang kini terparkir di luar sana. Wanita yang tidak tahan denganmu di saat penghasilanmu masih kecil, maka seharusnya ia juga tidak menikmati kekayaanmu.
- Anakku, jangan bandingkan istrimu dengan wanita mana pun. Karena ia juga sedang menahan diri agar tidak membandingkanmu dengan pria mana pun.
- Anakku, ada hal yang disebut dengan feminisme. Nah, jika seorang wanita mengklaim memiliki hak yang sama denganmu di rumah ini, bagilah semua tagihan menjadi dua bagian yang sama. Ambil satu bagian dan mintalah dia untuk mulai membayar yang lain.
- Anakku, aku bertemu ibumu dalam keadaan ia masih perawan. Jika saat kamu bertemu istrimu ia sudah tidak perawan, maka jangan salahkan dia. Karena setiap wanita punya masa lalu dan harga diri yang harus ikut kamu jaga.
- Anakku, aku tidak menyekolahkan saudara perempuanmu karena aku adalah ayah bodoh seperti banyak orang lainnya yang berpikir bahwa anak perempuan tidak akan bisa jadi penerus keluarga. Kumohon, jangan pernah membuat kesalahan sepertiku dulu. Wanita zaman sekarang yang aku lihat banyak yang sebenarnya lebih mampu dari lelaki.
- Anakku, ibumu pernah menarik baju yang aku kenakan dan hampir merobeknya karena dia marah. Aku tidak mengangkat tangan untuk memukulinya karena ia memperlakukanku seperti itu. Sehingga aku bisa dengan bangga memberitahumu bahwa aku tidak pernah sekali pun memukulnya.
- Anakku, ibumu dan aku tidak tertarik pada apa yang terjadi dalam pernikahanmu, cobalah untuk menangani masalah tanpa selalu bertanya pada kami.
- Anakku, ingat bahwa aku yang pertama kali membeli mesin jahit untuk ibumu, bantu istrimu mewujudkan mimpinya sama seperti kamu mengejar impianmu.
- Anakku, jangan berhenti merawatku dan ibumu, kami perlahan memang menua. Semoga kelak anakmu juga menjaga dirimu.
- Anakku, berdoalah bersama keluargamu, ada hari esok yang tidak kamu ketahui, bicaralah dengan Tuhan yang tahu segalanya setiap hari.
Nasehat pernikahan dari ayah yang dimuat di usefulgen ini beberapanya mungkin berguna untuk Anda dan dapat membuat pernikahan Anda terselamatkan.
Bagikan nasehat pernikahan ini kepada lelaki di sekitar Anda. Jika Anda tak membutuhkannya, barangkali ada orang lain yang memang sedang butuh dikuatkan rumah tangganya.
Baca juga:
10 Hal yang Harus Diketahui Sebelum Memutuskan untuk Bercerai
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.