5 Mitos Seks Saat Hamil yang Perlu Anda Ketahui Kebenarannya

Mitos seks saat hamil masih sering dipercaya beberapa pasangan. Namun, benarkah mitos tersebut? Inilah 5 mitos seks dan fakta dibaliknya!

Banyak mitos yang beredar tentang melakukan hubungan badan saat hamil. Salah satunya seks saat hamil dapat menyebabkan kepala bayi menjadi kotor. Selain mitos satu itu, terdapat berbagai mitos seks saat hamil lainnya yang tidak terbukti secara ilmiah.

“Terdapat beberapa alasan bagus untuk tidak berhubungan seks, misalnya Anda sakit kepala, Tapi hamil tidak harus menjadi alasan Anda berhenti menjalankan aktivitas seksual. Itu karena seks benar-benar aman dilakukan selama kehamilan normal tanpa komplikasi,” ungkap Jacques Moritz, MD, direktur Bagian Endoskopi dan Divisi Ginekologi di St. Luke’s-Roosevelt Hospital Center di New York City, dilansir dari the Bumb.

Artikel terkait: Tak yakin bercinta saat hamil muda aman? Ini faktanya

5 Mitos Seks Saat Hamil yang Harus Diketahui Parents

1. Penetrasi yang dalam dapat membahayakan janin 

Saat berhubungan seks, vagina akan menjadi super elastis. Hal ini secara alami menciptakan jarak beberapa sentimeter antara penis dan leher rahim (pembukaan rahim Anda), sehinggal hal ini tidak akan berdampak pada janin dalam kandungan.

“Selain itu, serviks ditutup dan disegel dengan lendir tebal untuk melindungi bayi,” kata KaLee Ahlin, MD, dokter kandungan dan kebidanan di Loyola University Health System dan asisten profesor Obstetri & Ginekologi di Loyola University Chicago.

2. Bercinta saat hamil akan melukai kepala bayi

Dilansir dari The Healthsite, kebanyakan orang berpikir bahwa berhubungan seks selama kehamilan dapat melukai kepala bayi dan menghambat perkembangan otak. Tetapi kenyataannya adalah bahwa seks selama kehamilan sama sekali tidak dapat mempengaruhi perkembangan bayi, baik secara fisik maupun saraf.

Janin terlindungi dengan baik di dalam kantung ketuban dan disegel lendir di mulut serviks. Karenanya, penis laki-laki sama sekali tidak dapat menyentuh kepala bayi.

Meskipun, ketika bayi tumbuh pada trimester ketiga, kepala janin sangat dekat dengan vagina, penetrasi yang dalam tetap tidak akan menyentuh kepala bayi.

3. Kontraksi akibat orgasme dapat menyebabkan keguguran

Kram yang mungkin Anda rasakan setelah berhubungan seks adalah hal yang benar-benar normal. Kram tersebut hanya disebabkan  otot-otot rahim yang sedikit mengencang, dan selama Anda tidak mengalami kehamilan yang berisiko tinggi, kram tersebut tidak akan menyebabkan masalah.

Jangan samakan kontraksi ini dengan kontraksi persalinan, kontraksi persalinan akan lebih menyakitkan dan datang secara berkala (setiap tiga hingga lima menit).

Artikel terkait: 7 Alasan Kenapa Bercinta Saat Hamil Baik untuk Kesehatan

4. Gerakan saat bercinta bisa membahayakan janin

Kehamilan adalah masa yang penuh gairah, dan hubungan seksual tidak akan menganggu janin. Endorfin yang dilepaskan dalam tubuh setelah sesi bercinta justru membantu menyenangkan suasana hati si kecil juga.

Artikel terkait: 7 Alasan Kenapa Bercinta Saat Hamil Baik untuk Kesehatan

5. Janin akan tahu jika Anda dan pasangan bercinta

Orangtua Anda mungkin berhubungan seks saat Anda berada di dalam rahim. Namun, apakah kamu mengingatnya? tentu tidak, begitu juga dengan janin dalam kandungan Anda.

Para ahli sepakat bahwa tidak ada bukti seks dapat menyebabkan kerusakan fisik atau psikologis pada janin Anda. “Bayi itu dapat menangkap suara dan gerakan dalam rahim, Tetapi bayi belum bisa menafsirkan situasi yang terjadi,” kata Ahlin.

****
Nah, sekarang tak perlu lagi percaya sama mitos-mitos tidak benar itu ya Bun. Bunda tetap bisa menikmati hubungan percintaan dengan suami selama masa kehamilan, tentu saja bila Anda ragu Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah ini.

Baca juga:

Pendapat Dokter tentang Seks Saat Hamil

Laser Vagina Pasca Melahirkan, Benarkah Bisa Mengencangkan Miss V?

6 Tanda Vagina Sehat, Para Bunda Wajib Tahu!