Cek Fakta: 7 Mitos Penyebab Sulit Hamil yang Masih Banyak Dipercaya

Kecanggihan teknologi tak lantas membuat mitos lenyap dari muka bumi. Deretan mitos penyebab sulit hamil yang masih dipercaya ini menjadi bukti.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lekas hamil dan menimang buah hati ibarat hadiah terindah bagi pasangan yang telah menikah. Menjadi dambaan, ada saja kondisi yang membuat seseorang tertunda kehamilannya. Sayangnya, masih banyak mitos penyebab sulit hamil yang beredar di tengah masyarakat.

Infertilitas menjadi salah satu momok menakutkan yang menghantui pria maupun perempuan. Mengetahui fakta akurat perihal ini akan membantu pasangan lebih optimis merencanakan kehamilan.

“Kalau merujuk pada Organisasi Kesehatan Dunia, seseorang bisa dikatakan infertilitas jika dia sudah menikah selama setahun dan berhubungan intim tanpa alat kontrasepsi tetapi belum berhasil hamil,” demikian penuturan dr. Batara Imanuel Sirait, SpOG (K)FER, dokter ahli kebidanan dan kandungan Morula IVF Jakarta dalam sesi Instagram Live theAsianparent bertajuk Mitos vs. Fakta Fertilitas yang diadakan Kamis (11/11) siang.

7 Mitos Penyebab Sulit Hamil

Dalam sesi bincang berdurasi 1 jam tersebut, dr. Batara tidak menampik bahwa berhubungan intim adalah kunci penting. Inilah yang menjadi penentu kapan kehamilan yang dinantikan akan datang.

“Bicara mengenai hubungan intim itu ada tujuannya, prokreasi atau rekreasi. Kalau tujuan Parents adalah prokreasi alias memperoleh keturunan, dianjurkan minimal 2x seminggu,” ujar dr. Batara.

Hal ini disebabkan ejakulasi antara pria dan perempuan sangat berbeda. Laki-laki bisa mencapai ejakulasi kapan saja agar berhasil membuahi, berbeda dengan perempuan yang hanya bisa melakukannya di waktu tertentu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Waktu tertentu yang dimaksud adalah masa subur, atau disebutnya ovulasi. Kalau ejakulasi perempuan terjadi di timing ini maka terjadilah pembuahan. Makanya sangat penting untuk tahu kapan masa subur istri,” lanjut dr. Batara.

Karena itulah, dr. Batara mengingatkan pentingnya pasangan mengecek berkala kondisi internal tubuh. Menunda pemeriksaan yang berlomba dengan bertambahnya usia akan membuat kesuburan menurun, terlebih jika perempuan sudah berusia di atas 35 tahun.

Selain itu, carilah informasi akurat dan jangan mempercayai mitos yang belum tentu bisa dibuktikan secara ilmiah. Dalam kesempatan yang sama, kami merangkum segelintir mitos penyebab sulit hamil yang sayangnya masih saja dipercaya.

Artikel terkait: Mitos & Fakta: Apa Saja Sayuran yang Dilarang untuk Ibu Hamil?

Mitos #1: Genetik Memengaruhi Kesuburan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kerap menjadi tolok ukur penyakit tertentu, genetik juga erat kaitannya dengan infertilitas. Ada banyak pihak menganggap bahwa jika ada seseorang yang keluarganya belum punya anak dalam waktu lama, maka ia akan mengalami hal serupa. 

Faktanya, dr. Batara menuturkan sejumlah faktor yang membuat kemungkinan pasangan sulit memiliki anak meningkat, yakni:

  • Usia. Saat perempuan berusia di atas 35 tahun, kesehatan sel telur semakin menurun
  • Kendala masalah pada sperma
  • Gangguan ejakulasi 
  • Kesulitan perempuan penetrasi/vaginismus 
  • Haid tidak teratur 
  • Adanya miom yang mengganggu embrio menempel
  • Kista mengakibatkan perlengketan
  • Kondisi medis (misal sumbatan tuba falopii) yang akan membuat kehamilan kiat sulit

Mitos #2: Siklus Haid Menentukan Masa Subur

Adanya rumor bahwa siklus haid tertentu menentukan ovulasi adalah mitos, Bun. Siklus haid yang tidak teratur atau mundur akan membuat tibanya masa subur semakin sulit diprediksi.

“Misal ada orang bilang masa subur itu hari ke-14, yaitu hanya berlaku untuk perempuan yang siklus haidnya 28 hari. Ingat masa subur itu bukan dihitung dari kapan haid pertama, tetapi haid berikutnya. Nilai prediksi penting, jadi tidak bisa pakai aturan seperti ini sebagai patokan pasti,” jelas dr. Batara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Sawan pada Bayi, Mitos atau Fakta? Begini Penjelasan secara Medis

Mitos #3: Ovulasi Ditentukan Suhu Basal

Sayangnya, ini adalah fakta walaupun bukan satu-satunya penentu. Dokter Batara menjelaskan bahwa terjadinya ovulasi yang disertai lonjakan hormon akan membuat suhu tubuh meningkat.

“Ada ibu yang suka mengukur suhu basalnya sendiri, gak apa asalkan butuh ketelatenan dan si ibu harus tahu apa yang dilakukan. Mengingat kesulitan interpretasi membuat cara menentukan kesuburan dengan metode ini ditinggalkan,” sambung dr. Batara.

Sebagai alternatif, Bunda bisa melakukan USG transvaginal secara berkala. Ketika suhu basal mendekati 18, Anda bisa melakukan tes kesuburan untuk mengetahui waktu terbaik berhubungan seks.

Mitos #4: Sperma Cair Berkualitas Buruk

Sepanjang sesi live Instagram, kualitas sperma menjadi pertanyaan yang banyak diajukan oleh para Bunda. Tak sedikit yang mencurahkan hati bahwa sedang dalam program hamil, tetapi sperma suami cair. Kesimpulan pun muncul bahwa sperma seperti itu berkualitas buruk.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dokter Batara pun menegaskan bahwa hal ini adalah mitos. “Ketika laki-laki ejakulasi ada beragam cairan yang keluar bisa dari prostat, vesikula seminalis, kemudian sperma. Dalam air mani terkandung sperma, tetapi harus dicek normal tidaknya,” tukas dr. Batara.

Secara klinis, terdapat beberapa ciri sperma yang berkualitas antara lain:

  • Jumlah sperma sekitar 15-20 juta/mililiter dalam sekali ejakulasi
  • Persentase 40%-60% bergerak
  • Morfologi atau bentuk sperma yang sehat memiliki bentuk kepala bulat dan ekor yang panjang sehingga membantu pergerakan, persentasenya 4%
  • Volume semen normal minimal 2 ml
  • Mengandung kadar fruktosa minimal 3 mg/ml dengan pH 7,2 – 7,8.
  • Likuifaksi/denaturasi atau pemecahan protein agar semen mencair kurang dari 20 menit

Artikel terkait: Ada Efek Samping USG 4 Dimensi bagi Janin, Mitos atau Fakta?

Mitos #5: Tauge Membuat Perempuan Cepat Hamil

Seiring perkembangan informasi mengalir deras, kian banyak artikel yang mempromosikan makanan jagoan untuk kesuburan. Salah satunya tauge yang digadang ampuh membuat perempuan lekas hamil. Bagaimana pendapat dokter tentang hal ini?

“Memang mengandung vitamin E, tetapi kalau saluran telur misalnya ada masalah ya gak bisa diselesaikan dengan makan tauge. Semua jenis vitamin dan mineral bagus membantu kesuburan, tetapi pemeriksaan cermat diperlukan,” tegas dr. Batara.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mitos #6: Stres = Susah Hamil?

“Bicara stres, stresnya apa dulu nih? Kalau stresnya karena pekerjaan nyebelin, atau gondok macet di jalanan Jakarta ya itu tidak termasuk,” jelas dr. Batara. Dokter yang berpraktik di Morula IVF ini menuturkan bahwa stres yang berpengaruh adalah stres kadar berat.

Contohnya stres karena ada permasalahan rumah tangga yang tentunya akan melebar dan memengaruhi aktivitas seks itu sendiri. Stres lain seperti ditinggal orangtua bahkan pasangan hidup juga mencakup stres level berat.

Mitos #7: Punya Kucing Bikin Sulit Hamil

Pertanyaan ini juga menjadi perdebatan, utamanya bagi Bunda pencinta hewan. Tidak sedikit kasus pemilik terpaksa menghibahkan bahkan membuang kucingnya karena sedang mengandung.

Lantas, apa iya kucing layak disalahkan? “Kucing memang ada hubungannya dengan infeksi toksoplasma, tetapi ingat ini ada di kotorannya. Kalau Parents punya kucing di rumah yang dirawat dengan baik, rajin dibersihkan kotorannya ya tidak perlu khawatir,” pungkas dr. Batara.

Itu dia Parents aneka mitos penyebab sulit hamil yang masih ditelan mentah-mentah oleh masyarakat. Alangkah baiknya kita selalu mencerna setiap informasi yang masuk sebelum percaya begitu saja.

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/pantangan-ibu-hamil-bedakan-mitos-dan-fakta

Manfaat Minyak Kemiri Bisa Tebalkan Rambut Bayi, Mitos atau Fakta?

id.theasianparent.com/mitos-bulan-purnama