Beberapa perempuan mengalami miss V basah yang bisa mengganggu aktivitas. Perlu diketahui, vagina adalah selaput lendir, yang berarti kulit dan jaringan vagina yang sehat pasti akan selalu lembab.
Biasanya, bagian dalam vagina terasa agak basah, dan akan lebih basah lagi bila Anda sedang bergairah.
Fungsi cairan vagina
Cairan vagina sangat penting untuk menjaga kesehatan vagina dan membuat aktivitas seksual lebih nyaman. Namun beberapa orang merasa cemas bila miss V basah. Sebagian besar sumber vagina basah berasal dari satu atau dua tempat, yaitu kelenjar Bartholin dan serviks.
Kelenjar Bartholin adalah dua kelenjar kecil berukuran kacang yang terletak tepat di dalam vagina, kelenjar ini membantu melumasi vagina untuk mencegah kekeringan yang berlebihan. Fungsi lainnya juga menghasilkan kelembaban ketika seorang perempuan merasa terangsang, dan selama aktivitas seksual.
Serviks menghasilkan lendir sepanjang siklus menstruasi. Saat masa ovulasi mendekat, serviks menghasilkan lebih banyak cairan. Lendir serviks yang subur ini dapat membantu sperma melakukan perjalanan ke sel telur, sehingga meningkatkan peluang kehamilan.
Penyebab paling umum miss V basah
Vagina yang normal dan sehat biasanya agak lembab. Rata-rata, perempuan sehat menghasilkan 1-4 mililiter (ml) cairan vagina dalam sehari. Menurut Dr. Jen Gunter, dokter kandungan-ginekologi, cairan vagina yang sangat besar dan tebal berjumlah sekitar 1 ml.
Jumlah cairan vagina yang dikeluarkan oleh perempuan sehat dapat berubah dari hari ke hari, dan kelenjar Bartholin dan serviks menghasilkan berbagai cairan yang dapat berubah dari waktu ke waktu.
Ketika masa ovulasi semakin dekat, seorang wanita mungkin akan lebih sering mengalami vagina basah, karena serviks meningkatkan produksi cairan pada saat ini.
Beberapa penyebab lainnya mengapa miss V basah sering terjadi.
1. Perubahan hormon
Tingkat estrogen yang lebih tinggi dapat menaikkan tingkat kebasahan vagina dengan menyebabkan kelenjar Bartholin menghasilkan lebih banyak cairan.
Orang-orang yang menggunakan terapi hormon, seperti mereka yang menggunakan terapi penggantian hormon, bisa jadi peningkatan vagina basahnya lebih signifikan.
Beberapa orang menggunakan perawatan hormon estrogen untuk membuat vagina lebih basah dari biasanya. Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa praktik ini tidak lebih efektif daripada menggunakan pelumas tradisional.
Jadi bagi orang yang lebih suka menghindari perawatan estrogen, pelumas vagina juga bisa digunakan.
2. Gairah seksual yang meningkat membuat miss v basah
Ketika seorang perempuan merasa terangsang secara seksual, kelenjar Bartholin menghasilkan lebih banyak cairan. Cairan ini membantu melumasi vagina selama aktivitas seksual, tujuannya untuk mengurangi risiko gesekan dan cedera yang menyakitkan.
Pelumasan ini biasanya tetap ada bahkan setelah seseorang selesai berhubungan seks atau tidak lagi merasa terangsang. Merupakan hal normal bagi vagina untuk basah selama satu atau dua jam setelah berhubungan seks atau setelah perempuan bergairah.
Seiring bertambahnya usia, mereka mungkin melihat peningkatan kekeringan vagina. Setelah menopause, tubuh memproduksi lebih sedikit estrogen, membuatnya lebih sulit untuk menjaga vagina tetap dilumasi. Dinding vagina juga menjadi lebih tipis, yang bisa membuat vagina kering kering.
3. Infeksi
Ketika cairan vagina berubah secara tekstus maupun bau, atau seseorang menghasilkan lebih banyak cairan vagina daripada biasanya, itu mungkin merupakan tanda infeksi.
Infeksi ragi menyebabkan keputihan yang tebal, putih, seperti keju cottage. Vagina bisa terasa gatal, terbakar, atau terasa sangat sakit dan kering, dan aktivitas seks bisa sangat menyakitkan.
Artikel terkait:Vagina Gatal, Waspadai Infeksi Jamur Pada Vagina
Dalam kebanyakan kasus, obat infeksi jamur antijamur (OTC) dapat mengobatinya. Antibiotik tidak akan membantu dan bahkan dapat memperburuk infeksi.
Sedangkan bakteri vaginosis adalah ketidakseimbangan bakteri pada vagina. Pada beberapa orang, infeksi bakteri vaginosis tidak memiliki gejala, tetapi yang lain merasakan gatal atau terbakar.
Vagina dapat menghasilkan cairan putih, abu-abu, atau kuning yang berbau amis. Baunya terkadang lebih buruk setelah berhubungan seks. Bila ini terjadi, dapat dipastikan ada infeksi bakteri di alat reproduksi Anda.
Selain itu, miss v basah juga bisa disebabkan oleh trikomoniasis, yakni sejenis infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menyebabkan keputihan kekuningan atau kehijauan. Kadang-kadang keluarnya cairan terlihat bergelembung dan berbau tidak enak, terutama setelah periode menstruasi. Vagina kadang terasa gatal atau terbakar.
Kandungan dalam cairan vagina
Cairan vagina memiliki banyak komponen, termasuk:
- Air: sebanyak 90%.
- Garam: Sebanyak 1%, termasuk di dalamnya natrium klorida, kalsium, dan fosfat.
- Senyawa organik: Ini termasuk asam amino, lipid, dan glikogen.
- Sel-sel tua: Sel-sel yang melapisi vagina, rahim, dan leher rahim secara teratur mengelupas dan meninggalkan tubuh melalui cairan vagina.
- Antibodi: Cairan vagina dapat mengandung antibodi yang mengurangi risiko beberapa infeksi.
Cairan vagina dapat muncul dalam berbagai warna, termasuk krem, merah muda, kekuningan, dan abu-abu. Warna-warna ini memiliki arti yang berbeda.
Artikel terkait: Gejala infeksi ovarium kadang tak disadari, komplikasinya bisa berbahaya!
Saat miss v basah, kapan harus ke dokter?
Miss V yang sering basah, yang tidak menyebabkan gejala lain, biasanya tidak menjadi masalah. Cairan vagina adalah tanda vagina yang sehat dan merupakan tanda bahwa tubuh bekerja dengan baik.
Beberapa gejala yang memerlukan perjalanan ke dokter termasuk:
- Kekeringan vagina yang berlangsung lebih dari beberapa hari
- Keputihan yang berbau tidak enak
- Gatal, terbakar, atau sakit vagina lainnya
- Perubahan keputihan setelah berhubungan seks dengan pasangan baru
- Pembengkakan di vagina
- Perubahan cairan vagina yang terkait dengan obat baru, seperti kontrol kelahiran atau terapi penggantian estrogen
- Nyeri atau sensitivitas vagina yang tidak dapat dijelaskan
Itu dia beberapa penyebab miss V basah dan kapan harus memeriksakan diri ke dokter. Semoga informasi ini bermanfaat.
***
Referensi: Medical News Today, Healthline
Baca juga
6 Penyebab Vagina Gatal yang Perlu Diketahui dan Diwaspadai Perempuan