Apakah Anda sudah memahami metode pembelajaran, pendidikan progresif dan konvensional? Apa saja yang membedakannya? Dan apa manfaatnya bagi anak Anda?
Memilih sekolah dengan metode pembelajaran yang berbeda-beda satu sama lain memang bisa menimbulkan kebingungan. Haruskah menetapkan pendekatan pendidikan yang lebih konvensional? Atau pendekatan yang lebih maju dan modern?
Hingga pada akhirnya Anda memutuskan mana metode pembelajaran yang tepat untuk anak. Toh, pada dasarnya semua orangtua tentu memiliki keinginan yang sama. Anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk menjadi bekalnya di kemudian hari.
Artikel ini akan fokus pada metode pembelajaran progresivitas dalam pendidikan saat ini, sebuah metode yang dianggap menantang sistem pendidikan klasik atau tradisional
Apa itu metode pembelajaran pendidikan progresif?
Sejarah
Seperti yang kita ketahui, progresvisme dalam pendidikan berasal dari Eropa. Di antara kelompok orang-orang yang menjelajahi perbatasan ini adalah Maria Montessori. Dia terkenal karena membangun “metode montessori” yang kemudian melahirkan sekolah Montessori di seluruh dunia.
Antara tahun 1700 dan 1900, banyak pemikir utama Eropa bertanggung jawab untuk mengubah sistem pendidikan ‘konvensional’. Sekitar tahun 1774, beberapa sekolah progresif eksperimental didirikan di Eropa. Mereka terus berkembang dan tumbuh dalam popularitas dengan baik hingga akhir 1800-an.
Sementara itu, gagasan pendidikan progresif juga mencapai hingga Amerika Serikat, di mana ia berkembang secara terpisah. Setelah 1900, ide-ide ini – khususnya yang disumbangkan oleh John Dewey – dikombinasikan dengan ide-ide Eropa untuk membentuk progresivisme dalam pendidikan saat ini.
Metode pembelajaran pendidikan progresif
Pendidikan progresif bisa diartikan sebagai tanggapan terhadap sistem pendidikan konvensional. Orang-orang yang mendukung pendidikan progresif berpikir bahwa aturan lama tentang pendidikan bersifat restriktif dan terlalu formal.
Pendidikan progresif merupakan pendidikan yang memberikan kebebasan pada peserta didik dalam belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak diberikan kesempatan untuk membangun pengetahuan sendiri dengan melakukan, menemukan, dan menyimpulkan suatu pengetahuan dengan bimbingan guru.
Tujuannya, tentu saja agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalahnya sendiri.
Menurut teori ini pengetahuan dan kebenaran itu bersifat tidak tetap. Bisa saja kebenaran yang ada sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang.
Sehingga anak-anak terus dilatih untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya, anak-anak dianggap sebagai manusia yang merdeka. Dalam pembelajaran anak-anak tidak boleh diberi tekanan maupun diatur sesuai keinginan guru
Berikut adalah beberapa ajaran utama yang diterapkan dalam pendidikan progresif:
- Pendidikan adalah tentang mengembangkan aspek fisik, emosional dan intelektual anak
- Sekolah bukanlah lembaga yang tetap. Sebaliknya, ini adalah area anak-anak untuk bisa melakukan eksperimental tempat anak-anak terlibat dalam pembelajaran dengan melakukan berbagai hal
- Di ruang kelas, pendapat semua orang penting
- Kreativitas dan seni membantu anak-anak dalam perjalanan penemuan dan pemikiran independen.
Sederhananya, progresivisme dalam pendidikan saat ini berusaha untuk mendidik siswa pada proses berpikir, bukan hanya mencari fakta atau mencari jawaban.
Selain itu, progresivisme dalam pendidikan saat ini juga menantang gagasan bahwa ujian adalah ukuran akurat dari seorang anak yang terdidik.
Partisipasi aktif dalam proyek adalah inti dari pendidikan progresif, yang bertujuan untuk membantu anak-anak belajar berdasarkan pengalaman.
Belajar dengan pengalaman membantu memaksimalkan apa yang diserap siswa dalam waktu terbatas. Dengan terlibat dalam tugas yang menuntut aplikasi pengetahuan, siswa dapat lebih memahami apa yang mereka lakukan.
Karakteristik pendidikan progresif vs pendidikan konvensional
Tidak seperti pendidikan konvensional, pendidikan progresif memiliki berbagai perbedaan. Khususnya, perbedaan-perbedaan bisa dikatakan hampir bertolak belakang dengan metode pendidikan tradisional.
Kami telah meringkas ciri-ciri kunci pendidikan konvensional dan progresif di bawah ini sehingga Anda dapat membandingkan dan membedakan keduanya:
Dalam pendidikan konvensional:
- Para siswa duduk dengan patuh dan mengingat pengetahuan dari sumber-sumber otentik
- Orangtua sering kali tidak ambil bagian dalam mendidik anak-anak mereka
- Orang-orang memutuskan bagaimana sekolah dijalankan melalui hierarki kekuasaan, dan dilaksanakan melalui administrasi
- Kriteria eksternal digunakan untuk menilai kinerja siswa, dan merupakan dasar untuk kurikulum.
- Motode ini berisiko membuat siswa belajar dengan sudut pandang yang sempit karena hanya mengumpulkan pengetahuan, dan mampu menggunakan keterampilan secara efektif.
- Pengetahuan yang didapatkan lewat hasil pembicaraan guru di kelas, tugas, dan buku teks yang perlu dibaca oleh siswa
- Subjek dan topik, seperti bahasa dan matematika, adalah kategori yang berbeda
- Siswa belajar keterampilan dengan hati-hati dan penuh perhatian, dan merupakan titik akhir
- Standar normal dari sumber lain digunakan dalam tes untuk mengevaluasi siswa, setelah mendapatkan penilaian atau peringkat
- Sukses berarti naik di atas persaingan dalam hal mengembalikan informasi dari ingatan pada waktu dan tempat tertentu
- Penguasaan bahasa dan kecakapan matematika adalah ukuran utama kemampuan intelektual
- Sekolah adalah tugas wajib dan siswa harus mencari cara untuk mengatasinya.
Sedangkan dalam pendidikan progresif:
- Sekolah tidak hanya dianggap sebagai fase yang harus dilewati oleh anak, namun bagian dari kehidupan
- Siswa secara proaktif berpartisipasi dalam tugas, memecahkan masalah, dan merencanakan ke depan
- Orangtua sangat dilibatkan, karena orangtua merupakan guru paling utama. Orangtua bisa membantu anak untuk mencari tahu apa tujuan, merencanakan ke depan, dan membantu dalam proses belajar
- Komunitas adalah bagian lain dari kelas
- Semua staf berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan
- Belajar itu dianggap sebagai multi-dimensi, seperti spiral. Tujuannya adalah untuk memperluas dan memperdalam ruang lingkup pembelajaran
- Bermain, mengalami situasi yang berbeda dan bersosialisasi dengan orang lain sehingga memungkinkan semua siswa untuk mendapatkan pengetahuan
- Pertanyaan-pertanyaan utama yang ditanyakan anak-anak adalah arahan utama untuk apa yang mereka pelajari
- Siswa memahami bagaimana subjek saling berhubungan satu sama lain karena mereka bergabung
- Sistem evaluasi didasarkan pada beragam tolok ukur, muncul dalam berbagai bentuk, dan berdasarkan kemajuan siswa itu sendiri
- Sukses berarti belajar dan secara bertahap mempraktikkan apa yang telah dipelajari melalui bekerja sama dengan orang lain
- Kecerdasan dipandang sebagai berbagai tema, termasuk kegiatan artistik, dan diukur dengan menyelesaikan masalah dunia nyata
- Sekolah merupakan bagian hidup yang menyenangkan.
Perbedaan utama peran guru
Salah satu perbedaan utama dalam progresivisme dalam pendidikan dibandingkan dengan pendidikan konvensional adalah dilihat dari peran guru.
Biasanya, sistem pengajaran dilakukan oleh guru dengan cara membahas sebuah topik kemudian menjelaskannya. Selanjutnya, guru akan menulis beberapa poin penting atau menggambar simbol di papan tulis. Di mana kondisi ini mengharusnya siswa memusatkan perhatian pada guru untuk mendapatkan pengetahuan.
Sementara, seorang guru dalam pendidikan progresif biasanya akan berperan lebih dari seorang koordinator. Guru biasanya akan duduk bersama di meja dengan maksimal delapan anak, membantu mereka dalam berpikir dan menantang anak-anak untuk bisa berpikir dan mengeluarkan pendapat mereka.
Dengan sistem pembelajaran seperti ini, sebenarnya ada dua keuntungan utama, di mana guru bisa mengenal siswanya dengan lebih baik lagi.
Cara ini menyediakan ruang aman untuk anak-anak bisa belajar berdiskusi. Bahkan untuk siswa paling pemalu atau bahkan terlemah sekalipun memiliki kesempatan berbicara, mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran mereka.
Kedua, guru mengetahui apalbila ada anak atau siswa yang merasa khawatir atau merasa tidak aman. Dengan demikian, para guru bisa lebih cepat tanggap dan menolong untuk mendapatkan jalan keluar dengan cara lebih personal.
Manfaat Progresivisme dalam Pendidikan saat ini
Hal ini memungkinkan siswa untuk terpapar dengan situasi dunia nyata. Progresivisme dalam pendidikan saat ini membantu siswa menguasai beberapa keterampilan penting yang dibutuhkan setelah mereka mengejar karir mereka.
Ini tentu saja termasuk melatih mereka untuk bisa bekerja sama dengan teman satu tim, berpikir kritis sebelum melakukan sesuatu, menggunakan cara kreatif menyelesaikan masalah dan mampu berkontribusi secara mandiri.
Semua keterampilan ini akan membantu mereka menavigasi melalui pendidikan universitas tanpa intervensi orangtua, dan bahkan setelah mereka memasuki dunia kerja setelah lulus.
Model pembelajaran progresivisme dalam pendidikan saat ini juga akan menumbuhkan semangat untuk mempelajari hal-hal baru.
Ini adalah sikap pernting dan perlu dimiliki anak-anak karena menjadikan sekolah bagian dari kehidupan mereka. Bukan sekadar ‘fase’ yang mereka harus lakukan selama tahun-tahun hingga mereka memasuki usia dewasa.
Mengapa? Satu-satunya yang konstan di dunia ini adalah perubahan yang begitu cepat di dunia ini. Serta keinginan kita akan terus berubah. Untuk beradaptasi, anak-anak pun perlu memiliki rasa haus akan pengetahuan, bahkan setelah mereka dewasa.
Siswa yang menjadi pembelajar proaktif dengan kemampuan memecahkan masalah dalam pengaturan tim atau mereka sendiri dilengkapi dengan baik untuk menangani tantangan tambahan tanpa rasa takut.
Disadur dari artikel Kevin Wijaya Oey, theAsianparent Singapura
Baca juga: