X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Merasa Asing Terhadap Diri Sendiri dan Pasangan Setelah Mempunyai Anak

Bacaan 2 menit
Merasa Asing Terhadap Diri Sendiri dan Pasangan Setelah Mempunyai Anak

Setelah anakku lahir, aku justru merasa asing terhadap diri sendiri dan suami...

Dalam benakku, mempunyai anak akan membuat hubunganku dan suami semakin hangat. Seperti halnya yang sering kulihat di media sosial. Istri menyusui anak, suami membantu menyelesaikan pekerjaan rumah. Istri lelah begadang, suami bergantian peran untuk memberikan ASIP di malam hari atau sekadar bangun untuk menemani.

Namun nyatanya, setelah anakku lahir, aku justru merasa asing terhadap diri sendiri dan suami. Aku jadi sering marah tanpa tahu penyebabnya. Kalaupun sudah kutemukan penyebabnya, aku begitu enggan menyampaikan kepada suami.

Padahal sebelumnya, aku adalah orang yang mudah menyampaikan isi hati. Menurutku, seharusnya sang suami memahami apa yang perlu dia lakukan setelah kita mempunyai anak.

Keadaan itu sungguh membuatku tidak nyaman, sedih dan bingung. Kenapa suamiku tidak memperlakukanku dengan lebih baik? Bukankah dia Ayah dari anak yang kulahirkan? Bukankah mengurus anak itu tugas kita berdua? Bukan hanya aku saja! Kalimat-kalimat itu terus memenuhi kepalaku.

Sampai akhirnya, aku berusaha mengenali diriku lagi. Menerima perubahan yang ada. Belajar memahami apa yang sebenarnya terjadi di keluarga kecil ini. Ternyata, aku jadi lebih sensitif setelah punya anak. Aku berubah menjadi orang yang maunya hanya dimengerti tanpa harus kuutarakan keinginanku.

Bagaimana bisa suamiku tahu apa kesulitanku jika aku hanya diam dan memendam? Sementara, aku paham betul bahwa suamiku bukan tipe orang yang banyak bicara. Baiklah. Perlahan aku mencari waktu yang tepat untuk menyampaikan semua yang aku pendam sejak kelahiran anak pertama kami.

Suamiku merasa bersalah, begitu pula aku. Ternyata, suamiku ingin sekali membantu. Hanya saja, dia lihat aku baik-baik saja. Jadi dia pikir, aku bisa melakukan segalanya sendiri. Lagi pula, biasanya jika aku kesulitan pasti segera meminta bantuan. Dia tidak tahu bahwa aku mengalami perubahan yang entah bagaimana tiba-tiba menjadi orang yang enggan menyampaikan isi hati.

Jadi, intinya adalah komunikasi dan pengertian. Jika sudah dikomunikasikan tapi tidak ada pengertian, maka tidak ada perubahan.

Sekarang, aku dan suami bertumbuh bersama untuk mendampingi anak pertama kami.

***

sumber gambar: janethes.com

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

anggita aprillia sari

  • Halaman Depan
  • /
  • Kisah Nyata Seputar Gaya Hidup
  • /
  • Merasa Asing Terhadap Diri Sendiri dan Pasangan Setelah Mempunyai Anak
Bagikan:
  • "Aku dan Suami Sibuk Kerja, Kehilangan Masa Emas Anak, Kuputuskan jadi Ibu Rumah Tangga"

    "Aku dan Suami Sibuk Kerja, Kehilangan Masa Emas Anak, Kuputuskan jadi Ibu Rumah Tangga"

  • Mendahulukan Diri Sendiri sebelum Anak dan Suami Bukanlah Egois

    Mendahulukan Diri Sendiri sebelum Anak dan Suami Bukanlah Egois

  • "Suami Selingkuh saat Aku Hamil, Hampir Bunuh Diri, Tetap Hidup demi Anak"

    "Suami Selingkuh saat Aku Hamil, Hampir Bunuh Diri, Tetap Hidup demi Anak"

  • "Aku dan Suami Sibuk Kerja, Kehilangan Masa Emas Anak, Kuputuskan jadi Ibu Rumah Tangga"

    "Aku dan Suami Sibuk Kerja, Kehilangan Masa Emas Anak, Kuputuskan jadi Ibu Rumah Tangga"

  • Mendahulukan Diri Sendiri sebelum Anak dan Suami Bukanlah Egois

    Mendahulukan Diri Sendiri sebelum Anak dan Suami Bukanlah Egois

  • "Suami Selingkuh saat Aku Hamil, Hampir Bunuh Diri, Tetap Hidup demi Anak"

    "Suami Selingkuh saat Aku Hamil, Hampir Bunuh Diri, Tetap Hidup demi Anak"

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti