Jiwa wirausaha tidak hanya tentang bagaimana menjadi pengusaha, namun lebih kepada bagaimana menjadi seseorang yang berani mengejar kesempatan berdasar kemampuan dan kekuatan yang dimiliki.
1. Ajarkan anak untuk senantiasa menetapkan tujuan (cita-cita)
Tahukah Parents, bahwa 80% cita-cita yang dituliskan akan terwujud? Jadi, ajak anak untuk menuliskan 10 hal yang menjadi cita-citanya. Minta ia memilih satu cita-cita yang sekiranya akan memberikan perubahan besar dalam hidupnya. Cita-cita inilah yang pada nantinya akan menjadi cita-cita terbesarnya.
Tuliskan cita-cita tersebut (dream card), dan tentukan bersama langkah apa saja yang hendak ditempuh untuk mencapai cita-cita itu. Dorong si Kecil untuk segera memulai langkah pertama mewujudkan cita-citanya.
2. Ajarkan anak pelbagai pengetahuan
Dalam bisnis seorang wirausahawan juga membutuhkan sense untuk mengetahui apa yang menjadi kebutuhan konsumen serta bagaimana menjaga pelanggan untuk tetap loyal kepada perusahaan.
Untuk itu jangan sepelekan pengetahuan akademi. Biarkan anak mempelajari apa yang menjadi ketertarikannya. Semakain banyak ilmu seorang calon entreprenuer miliki, akan semakin terbuka peluang baginya untuk membangun pemahaman akan karakteristik pelanggannya kelak.
Artikel terkait: Memupuk Cita-Cita Anak Sejak Dini
3. Jadilah model problem solving untuk anak
Menjadi seorang wirausahawan, berarti memiliki kemampuan untuk menjadi problem solver bagi setiap masalah yang dihadapi. Dan kemampuan ini tidaklah muncul begitu saja saat seorang dewasa. Kemampuan ini adalah hasil dari pembelajaran dan pembiasaan sepanjang hidupnya.
Pedulilah pada mereka saat mereka sedang menghadapi masalah. Ajak mereka mencari solusi, apa yang sebaiknya harus dilakukan. Tuliskan pada secarik kertas apa baik-buruk dari setiap solusi yang dipilih, dan kemudian tetapkan mana solusi yang terbaik di antara kemungkinan solusi tersebut. Cara ini akan membantu anak untuk selalu fokus pada solusi positif dibandingkan pada masalah yang terjadi. Kebiasaan seperti ini juga akan membentuk anak untuk selalu menciptakan ide-ide kreatif dalam keseharian mereka.
4. Biasakan anak untuk belajar dari kesalahannya
Ketika anak gagal mencapai apa yang menjadi target atau keinginannya (atau malah harapan orang tua), peluk mereka, hargai apa yang telah mereka usahakan. Bangkitkan semangatnya untuk kembali mencoba. Tanpa menghakimi, ajak ia menganalisa kesalahan yang ia lakukan kemarin.
Saat anak menemukan masalahnya dan bersedia mencoba kembali, hargailah hal tersebut; jika perlu berilah sedikit hadiah. Ini akan membantu anak untuk mengetahui bahwa ia telah melakukan hal yang benar; dan bahwa Anda, sebagai orang tua, lebih menghargai usahanya untuk kembali mencoba, dibanding mempermasalahkan kegagalan yang telah ia lakukan.
5. Biarkan anak untuk mengambil keputusan
Meski keputusan yang si Kecil pilih jauh dari harapan Anda, ijinkan ia mencobanya, selama ia telah mengetahui benar sisi positif dan negatif dari pilihannya tersebut.
Kebebasan dalam membuat keputusan, akan mendorong kreativitas si kecil. Tidak hanya pada saat mencari solusi sebuah masalah, belajar mengambil keputusan juga dapat dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membiarkan ia meilih sayuran yang hendak ia makan, pakaian yang hendak ia pakai, mainan yang ia ingin mainkan dan masih banyak lagi.
Alasan lain anak harus pandai membuat keputusan ada pada artikel-artikel ini
6. Ajarkan bagaimana bertahan dari tekanan emosi dan kecemasan
Dalam wirausaha, ada satu kekuatan mutlak yagn harus dimiliki. Yaitu kekuatan untuk menahan kecemasan, ketakuan dan ketidak pastian.
Ajak si Kecil untuk selalu berpikir positif; mengenali apa yang menjadi kelebihannya dan kekurangannya. Misalkan ia sering cemas dengan hasil ujiannya, maka ajak ia untuk memahami materi dengan lebih baik. Buatkan jembatan keledai, atau flash card bila ia adalah tipe anak yang mudah lupa. Sesekali ajak anak untuk merilekskan pikirannya dengan berhenti dan diam sejenak. Cara seperti ini telah terbukti efektif untuk membantu anak meredakan kecemasan yang sedang dialami.
Bagaimana membangun pribadi positif pada anak ada pada artikel ini
7. Terapkan aturan dengan demokratis
Anak-anak sering kali kita ajarkan untuk mengikuti aturan tanpa kesempatan mempertanyakan mengapa aturan tersebut ada dan berlaku untuk mereka. Kebiasaan ini justru akan menghambat jiwa wirausaha yang mungkin ada pada mereka.
Ajak anak untuk membuat aturan dalam keluarga. Saat ada beberapa aturan keluarga yang harus dipatuhi, maka berikan alasan yang rasional atas aturan tersebut. Jangan lupa jelaskan pula bahwa setiap keluarga memiliki aturan tertentu dalam kehidupan mereka; jadi ingatkan anak untuk menghormati aturan orang lain, seperti ia juga menghormati dan mematuhi aturan dalam keluarganya sendiri.
Cara seperti ini diharapkan akan mendidik anak untuk tahu kapan harus diam atau mempertanyakan aturan dengan cara yang assertif.
Artikel terkait: Menumbuhkan sikap asertif pada anak
8. Ajak anak untuk berolah raga, terutama olah raga yang ketahanan/ kegigihan untuk menyelesaikannya
Pernahkah Parents melihat seorang pelari marathon yang tetap menyelesaikan larinya meski ia tidak berada pada urutan pertama? Semangat dan karakter seperti inilah yang harus dimiliki oleh seorang calon entrepreneur. Mengetahui dan paham, bahwa ia harus selalu menyelesaikan apa yang harus ia mulai.
Dorong si Kecil untuk pantang menyerah. Selayak seorang pelari marathon tersebut, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kilometer-kilometer yang belum ia tempuh. Bisa jadi pada kilometer berikutnya justru ia yang menjadi pemenang dalam perlombaan.
Terakhir tetapi sangat penting, ada di halaman berikut ini :
9. Ajari mereka untuk menemukan keberuntungan mereka sendiri
Banyak orang percaya, keberuntungan sangat mempengaruhi kesuksesan. Namun, tidak ada yang pernah tahu, bahwa keberuntungan sebetulnya juga dapat dipersiapkan. Keberuntungan sangat dekat dengan kesempatan. Untuk itu ajari anak untuk selalu siap pada setiap kesempatanyang ia tunggu.
Tetap yakin pada ide yang ia miliki meski tidak ide tersebut tidak memberikan gambaran hasil yang pasti (ingat: analogi pelari marathon). Dukung dan dorong ia terus mewujudkan cita-citanya.
10. Ajarkan anak tentang leadership untuk melatih jiwa wirausaha
Leadership adalah bagaimana meyakinkan orang lain untuk mengikuti kehendak kita. Jadi ajarkan anak bagaimana menjadi proaktif dalam kehidupan sosialnya. Sering-seringlah mengajaknya untuk bermain bersama dengan banyak orang agar ia belajar bagaimana cara “menegosiasikan” keinginan-keinginannya diluar lingkungan keluarga.
Disarikan dari:
1. www.inc.com/