Memasuki masa menopause kadang menakutkan untuk beberapa perempuan. Padahal, menopause pada lelaki juga terjadi walaupun banyak lelaki yang tidak mengetahuinya. Istilah menopause pada lelaki dalam dunia kedokteran biasa disebut andropause.
Masa menopause pada lelaki ini dikarenakan perubahan hormonal yang terjadi pada saat lelaki menjadi semakin berumur, yang ditandai dengan penurunan kadar testosteron.
Gejala menopause pada lelaki atau andropause ini cenderung tidak terasa dan tidak kelihatan secara signifikan, karena terjadi secara bertahap dan dalam proses yang lambat.
Menurut Mayo Clinic, setelah melewati usia 30 tahun, lelaki mengalami penurunan kadar testosteronnya 1% dalam setahun. Pada saat memasuki usia 70 tahun, penurunan kadar testosteron bisa mencapai 50% .Hal inilah yang menyebabkan timbulnya perubahan fisik, kejiwaan dan emosional lelaki.
Perbedaan andropause (menopause pada lelaki) dan menopause
Andropause tidak sepenuhnya dialami oleh setiap lelaki ketika memasuki usia senja, bahkan dari hasil penilitian menyebutkan sebagian besar lelaki tidak mengalami gejala andropause.
Hal ini berbeda dengan perempuan, yang akan memperoleh menopause saat memasuki usia senja ditandai dengan berhentinya menstruasi.
Gejala umum andropause:
- Cenderung lebih mudah khawatir dan cepat tersinggung
- Gairah yang menurun
- Depresi
- Energi yang menurun
- Sulit tidur (Insomnia)
- Osteoporosis
- Lemak di perut yang semakin banyak
- Pembesaran payudara pada lelaki
- Sulit mengingat
- Kehilangan masa otot
- Hiperhidrosis (keringat berlebihan)
- Agak sulit berkonsentrasi
- Kehilangan antusiasme
Penanganan andropause
Jika hal ini terjadi pada pasangan Anda atau Anda, ada baiknya menghubungi dokter untuk berkonsultasi.
Dokter biasanya akan melakukan serangkaian tes darah untuk mengetahui kadar testosteron.
Dan jika kadar testosteron rendah, maka dapat diadakan terapi penggantian kadar testosteron. Namun biasanya dokter akan terlebih dahulu menyarankan untuk mengubah gaya hidup, seperti diet, program latihan dan pemberian obat anti depresan untuk mengurangi gejala andropause.
Mengatasi menopause pada pria
Wanita mungkin bukan satu-satunya yang mengalami efek dari perubahan hormon. Beberapa dokter memperhatikan para pria juga melaporkan gejala yang sama seperti yang dialami wanita dalam perimenopause dan menopause.
Namun, komunitas medis masih memperdebatkan apakah pria benar-benar mengalami “menopause” untuk mendefinisikan kondisi penurunan kadar testosteron. Dokter mengatakan, pria yang menerima terapi hormon testosteron bisa sembuh dari beberapa gejala yang berhubungan dengan apa yang disebut menopause pria.
Karena pria tidak melalui periode atau masa menstruasi, agak sulit mendefinisikan dengan baik apa yang disebut dengan menopause pria, beberapa dokter menyebut masalah ini sebagai penurunan androgen (testosteron) pada pria yang menua – atau apa yang beberapa orang sebut testosteron rendah. Adalah normal bagi pria untuk mengalami penurunan produksi hormon testosteron karena penuaan, tetapi ini juga bisa terjadi pada kondisi seperti diabetes.
Tidak seperti menopause pada wanita, ketika produksi hormon berhenti total, penurunan testosteron pada pria adalah proses yang lebih lambat. Testis, tidak seperti ovarium, tidak kehabisan zat yang dibutuhkannya untuk membuat testosteron. Pria yang sehat mungkin dapat membuat sperma mencapai usia 80-an atau lebih.
Web MD melaporkan, sebagai akibat dari menopause ini, perubahan pada fungsi testis dapat terjadi pada usia 45 hingga 50 dan lebih dramatis setelah usia 70 tahun pada beberapa pria. Untuk membuat diagnosis “menopause” pada pria, dokter akan melakukan beberapa hal berikut ini:
- Melakukan pemeriksaan fisik
- Menanyakan tentang gejalanya
- Melakukan tes untuk menyingkirkan masalah medis yang mungkin berkontribusi terhadap gejala
- Melakukan tes darah, yang mungkin termasuk mengukur kadar testosteron
Bisakah menopause pria diobati?
Jika kadar testosteron rendah, terapi penggantian testosteron dapat membantu meringankan gejala seperti:
- Kehilangan minat pada seks (penurunan libido)
- Depresi
- Kelelahan
Seperti halnya terapi penggantian hormon pada wanita, terapi penggantian testosteron memiliki potensi risiko dan efek samping. Mengganti testosteron dapat meningkatkan risiko kanker prostat dan penyakit jantung.
Jika Anda mempertimbangkan terapi pengganti androgen, bicarakan dengan dokter untuk mempelajari terapi ini lebih lanjut. Dokter mungkin juga merekomendasikan gaya hidup tertentu atau perubahan lain untuk membantu meringankan beberapa gejala menopause pria.
Baca juga:
Gejala Menopause yang Perlu Diketahui Setiap Wanita
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.