“Aku Terpaksa Berhenti Bekerja dan Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga...”

“Perih rasanya. Tapi percaya tidak percaya Allah seperti membuka pintu hati dan pikiranku...”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kerja... kerja... uang... uang... Hampir separuh hidup kuhabiskan dengan bekerja. Lulus SMA tahun 2002 langsung bekerja, menikah pada 2011, melahirkan anak pertama pada 2012. Inilah kisahku menjadi seorang ibu rumah tangga. 

Berhenti Bekerja dan Menjadi Seorang Ibu Rumah Tangga

Selama 2 bulan cuti melahirkan langsung bekerja kembali. Untungnya, ada yang membantu mengurus anak dan rumah.

Pergi pagi, pulang malam. Pulang ke rumah semua sudah terkendali. Rumah bersih,makanan sudah tersedia, anak pun sudah terurus. Betapa nikmatnya...

Tahun 2016 anak kedua lahir. Selama 2 bulan cuti melahirkan, setelah itu lanjut kerja kembali. Tetap sama kondisinya ada yang membantu mengurus anak dan rumah. Situasi selalu terkendali.

Aku selalu berfikir dan merasa bahwa aku tetap bertanggung jawab. Dengan membayar orang yang menggantikan dan membantuku. Hubunganku dengan suami juga tetap berjalan harmonis.

Masalah keuangan juga sudah ada pembagian tugas masing-masing. Suami yang mengurus kebutuhan seperti pempers dan susu, tagihan-tagihan listrik dan cicilan. Sedangkan aku yang memenuhi untuk kebutuhan makan dan baju.

Hubunganku dengan anak-anak pun terbilang dekat. Setiap libur pasti aku habiskan hanya untuk mereka.

Artikel Terkait : Ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja, sudahkah Anda bahagia? Baca faktanya!

Pandemi Corona Mengubah Segalanya

“Saat pandemi, aku terkena PHK, suami mengalami pemotongan gaji...”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhirnya saat itu datang, sesuatu yang sangat mengguncang seluruh hidupku. Tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19. Aku terkena PHK, suami pun terkena pemotongan gaji.

Mencari pekerjaan baru sangat tidak mungkin, mengingat usiaku sekarang. Dengan terpaksa aku berhenti bekerja.

Suami berkata "Udah ga apa-apa kamu dirumah aja ngurus anak, Allah pasti akan memberikan rezeki untuk keluarga kita,” tuturnya.

Ok aku berusaha untuk mencoba menerima kondisi ini. Hal-hal yang jarang aku lakukan selama ini dengan menjadi Ibu Rumah Tangga alias menjadi emak-emak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Minggu pertama terkadang suka menangis. Ketika harus mencuci baju, menyetrika, dan terparah adalah mengurus 2 orang putri.

“Ya Allah....ternyata begini rasanya...”

“Aku merasa salut pada para ibu di luar sana...”

Aku beri 2 bahkan 4 jempol aku berikan untuk ibu-ibu di luar sana yang bisa mengurus rumah dan anak sendiri, bahkan sampai punya 3 atau 4 anak. Belum lagi aku yang sama sekali ga bisa masak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ya Allah...inikah rasanya....

Biasa pegang uang sendiri.. sekarang menunggu transferan suami yang harus berbagi semuanya yang hanya menyisakan sedikit untuknya.

Sekarang harus pintar-pintar mengelola keuangan. Perih rasanya. Tapi percaya tidak percaya Allah seperti membuka pintu hati dan pikiranku.

Menemukan Hikmah dari Kejadian yang Dialami

“Allah memberikan kekuatan untukku, Allah punya cara yang ajaib”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di tengah semua cobaan ini Allah seperti memberikan kekuatan untukku. Kalau aku pikir aku gak mungkin bisa menerima semua keadaan ini. Terbiasa hidup enak, tidak merasakan repotnya mengurus anak dan rumah.

Memiliki anak yang sehat dan cantik, memiliki suami yang luar biasa, dan memiliki keluarga yang rukun dan sehat itu semua sudah lebih dari cukup. Apalagi yang aku cari?

Melihat mata anak-anak setiap detik dan menit. Aku jauh lebih bahagia sekarang. Walaupun terseok-seok menjalani kehidupan sekarang.

Allah punya cara yang ajaib. Allah sangat baik mau menegurku saat ini. Harusnya keadaan ini yang aku rasakan belasan tahun lalu ketika pertama kali memutuskan berumah tangga.

Artikel Terkait : "Saya Istri dan Ibu Bekerja yang Berhenti Merasa Bersalah"

“Allah pun Memberikan Rezeki yang Lain”

“Tentu... tak ada kata terlambat meski baru sekarang belajar jadi ibu dan istri di rumah”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tidak ada kata terlambat.. walaupun aku berpikir ini sudah terlambat. Baru sekarang belajar menjadi Ibu dan Istri yang terbaik. Hasrat dan keinginan untuk bekerja lagi aku pendam jauh-jauh.

Sudah cukup... ditambah Allah memberikan rezeki yang luar biasa yaitu kehamilan ketiga. Baru beberapa bulan memantapkan hati membuka alat kontrasepsi. Alhamdulillah Allah langsung mengabulkan.

Hanya berharap dan memohon kepada Allah kehamilan ini berjalan lancar, sehat dan menyenangkan. Kalau boleh meminta sih mendapatkan anak laki-laki.

Itulah kisahku menjadi seorang ibu rumah tangga. Ingin sekali tidak mengulangi 2 kali kesalahan yang sama. Semoga bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak, yang terpenting tidak egois.

****

Artikel ini ditulis oleh Bunda Fenny Fathimah

Baca Juga :