Memilih jadi ibu rumah tangga merupakan jalan hidupku.
Bagiku, seorang perempuan memang ditakdirkan untuk menjadi seorang ibu yang melahirkan anak-anaknya. Memberikan yang paling terbaik untuk buah hati.
Mulai dari memeberikan pendidikan anak-anaknya, membantu menumbuhkan karakter positif untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dengan begitu anak pun bisa tumbuh menjadi orang yang sukses kemudian hari.
Bermodalkan pendidikan dengan berbagai keterampilan, terutama yang telah diajarkan oleh ibuku, kini aku pun belajar menjadi ibu yang baik untuk anakku.
Tinggalkan Karier, Memilih Jadi Ibu Rumah Tangga
Sejak dulu, ibu mengajarkanku untuk tidak bergantung pada orang lain. Mengajarkanku mengatasi masalah pribadi sendiri, mengajarkanku menjadi perempuan kuat dan tidak mudah diremehkan, menjadi perempuan yang tidak dipandang sebelah mata, mengajarkanku sopan santun dan menghormati yang tua, dan mengajarkanku bagaimana harus bisa memberikan support untuk diri sendiri.
Nyatanya menjadi ibu memang tidak mudah, banyak hal yang harus kita korbankan. Waktu single aku mengejar pendidikan S1 untuk memiliki karier di masa depan. Banyak sekali yang bilang kalau perempuan sebenarnya nggak perlu sekolah tinggi, karena nantinya akan berakhir di dapur dan mengurus anak.
Tapi hal tersebut tidak membuatku mengubah tekadku untuk menempuh jenjang S1. Aku tumbuh dari keluarga sederhana, bahkan bisa dikatakan keluargaku kurang mampu, maka aku pun memilih bekerja sambil kuliah.
Menjalani antara kuliah dan bekerja dalam waktu yang bersamaan tentu saja bukan perkara yang mudah, bahkan banyak yang tidak mampu melakukannya.
Konsekuensi yang tak pernah mudah membuat salah satunya kadang harus dikorbankan. Begitu banyak kesulitan yang aku alami, tetapi aku percaya di balik itu semua akan banyak hal manis yang akan aku dapatkan.
Alhamdulillah, aku pun berhasil Lulus S1 tahun 2016 dengan nilai yang cukup memuaskan, dengan IPK 3.33. Setelah lulus aku mencari pekerjaan sesuai dengan passion ku.
Tahun 2019 lalu aku pun akhirnya berubah. Aku sah menjadi seorang istri pada tanggal 14 Juni 2019. Setahun berselang, tanggal 02 Desember 2020 aku pun telah melahirkan seorang anak perempuan yang sangat cantik.
Sejak menikah, aku memutuskan ingin berbakti kepada suami dan bisa full membersamai anak untuk tumbuh kembangnya.
Akhirnya aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.
Bukan Pilihan yang Mudah
Iya, aku, si sarjana kini memutuskan menjadi ibu rumah tangga. Memilih total menjadi ibu rumah tangga setelah bertahun – tahun bekerja bukanlah suatu pilihan yang mudah.
Menjadi ibu rumah tangga seutuhnya artinya aku meninggalkan banyak hal. Karier, materi dan ijazah yang akhirnya hanya menghiasi lemari.
Satu sisi, tentu saja sangat berat untuk meninggalkan semuanya, sebagai manusia normal aku tahu bahwa dengan karier dan materi hidup saya akan jauh lebih baik. Tapi di sisi lain jauh lebih berat untuk meninggalkan buah hati selama berjam – jam, jauh dari jangkauan, jauh dari pengawasan.
Perasaan dilema ini mungkin dirasakan oleh perepuan lain yang akhirnya menyandang status ibu.
Ibu rumah tangga yang bergelar sarjana sepertinya kurang keren di telinga kita. Aneh dan rasanya mungkin.
Seakan ini semakin mengutakan pandangan orang yang percaya bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, bahkan sampai mengeluarkan biaya yang begitu mahal. Ujung-ujungnya, menjadi ibu rumah tangga.
Orang berpikir untuk apa sekolah tinggi namun akhirnya hanya bekerja di rumah. Itu sama dengan menyia-nyiakan ilmu yang telah kita dapatkan?
Menurutku, tidak ada kesia-siaan dari mengorbankan karier dan pendidikan tinggi untuk menjadi seorang ibu rumah tangga.
Mendidik dan Membesarkan Anak Memerlukan Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia, dengan berpendidikan tinggi seorang perempuan akan mampu membantu pasangannya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan.
Ia akan mampu memberikan cara padang, nasihat dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. yang baik akan membentuk cara berpikir. Memiliki kemampuan dari sudut pandang yang berbeda.
Selain menjadi perempuan yang cerdas bagi pasangannya, pendidikan dapat menjadikan perempuan sebagai guru terbaik bagi anak anaknya.
Seorang ibu harus berpendidikan tinggi, karena ilmu tersebut dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anaknya, baik mengajarkan nilai moral, nilai agama, dan nilai kehidupan lainnya.
Maka tidak ada kata sia-sia untuk seorang wanita berpendidikan tinggi yang memilih untuk menjadi seorang ibu rumah tangga. Karena semua pendidikan tinggi yang telah dicapai telah dipersembahkan bagi anak-anak dan keluarganya.
Karena itu aku bersyukur dan bangga tercipta sebagai seorang perempuan, termasuk memilih jadi ibu rumah tangga.
Ditulis oleh Annisa Nurfahanah, VIP Member theAsianparent ID
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.