Cara mudah mengolah sampah rumah tangga, sudahkah Parents terapkan?

Berikut ini cara mengelola sampah rumah tangga yang benar, yang perlu Parents ketahui!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi lingkungan yang semakin memprihatinkan tentu tak bisa kita pandang sebelah mata. ukankah lingkungan yang seat harus diwariskan pada generasi berikutnya? Anak-anak kita? Toh, sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Misalnya, dimulai dengan cara mengolah sampah rumah tangga.

Sudahkah dilakukan?

Sayangnya, tindakan sederhana ini justru masih sering dilupakan atau dianggap sepele. Faktor lain, bisa juga disebabkan karena kurangnta informasi atau ketidak tahuan masyarakat bagaimana mengelola sampah rumah tangga agar tidak menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan dan kesehatan.

Mengelola sampah dengan baik tujuannya tak lain untuk membuat sampah dapat diubah menjadi bahan yang tidak membahayakan untuk lingkungan. Selain itu agar sampah juga memiliki nilai ekomoni.

Dengan mengelola sampah rumah tangga dengan benar, Parents tentu juga bisa membantu menekan dampak buruk sampah terhadap lingkungan. Lantas, bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga yang baik dan benar?

Artikel terkait: Jangan sembarangan! Ini cara membuang sampah obat yang benar dan aman

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengolah sampah rumah tangga dengan baik, ini caranya

Beberapa waktu lalu, saya sempat mewawancarai Ni Made  Dwi Septiantari selaku Program Manager ecoBali, lembaga di bidang pelestarian lingkungan. Perempuan yang disapa Dwi ini mengungkapkan kalau ada cara mudah yang dapat Parents terapkan di rumah.

"Untuk ibu-ibu rumah tangga, sebenarnya ada cara simpel yang bisa dilakukan sendiri. Jadi bisa sampah itu dibagi minimal menjadi dua. Ada yang organik sama non organik. Nah, kalau yang organik itu kan bisa dimanfaatkan untuk kompos," ungkap Dwi.

Menurutnya ada beberapa sistem kompos yang bisa dilakukan di rumah. Sedangkan sampah anorganiknya, bisa dikirimkan pada bank sampah di kota masing-masing.

"Walaupun misalnya ngga punya lahan, ada beberapa sistem kompos yang bisa dilakukan di rumah. Nah, kalau yang anorganiknya gimana? Kalau di Bali udah ada namanya bank sampah, jadi bisa di tabung di sana. Di kota-kota lain sudah banyak penggiat bank sampah," lanjut Dwi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terapkan 3R untuk memilah sampah

Selain itu, Dwi mengatakan cara lain yang bisa melakukan dengan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) di rumah.

"Jadi reduce yang pertama kali itu mengurangi sampah, seperti bawa tumbler, bawa sedotan, bawa tas sendiri, bawa bekal sendiri. Itukan jauh bisa mengurangi sampah plastik," jelas Dwi.

Yang kedua adalah reuse atau memakai lagi barang-barang yang bisa digunakan kembali. Dikatakan Dwi, barang yang bisa dipakai lagi, jangan langsung dibuang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Lalu yang terakhir adalah recycle, yaitu mendaur ulang sampah.

"Terus yang terakhir recycle, ini baru yang tahap terakhir. Jadi kalau misalnya beli air dalam kemasan, banyak sisa kemasan itu yang dikumpulkan terus dibawa ke tempat penyalur seperti bank sampah atau yang lain," tutup Dwi.

Jangan lupa lakukan diet plastik

Tahu tidak, bahwa di Indonesia sendiri jumla timbunan sampah secara nasional sudah mencapai angka yang begitu tinggi, 64 sampai 67 ton tahun tahunnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bisa dibayangkan seberapa menggunungnya sampah tersebut?

Selain sampah organik yang masih bisa diolah dan dimanfaatkan, sampah terbesar lainnya merupkan sampah plastik yang begitu sulit terurai. Oleh karena itu, salah satu cara yang bisa dilakukan tentu saja dengan memulai mengurangi sampah sesuai kemampuan, misalnya dengan tidak membuang makananan dan melakukan diet plastik.

Beberapa cara di atas bisa Bunda lakukan untuk mengelola sampah rumah tangga lebih baik lagi. Semoga informasi ini bermanfaat!

***

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga

id.theasianparent.com/sampah-basah-dan-kering-mengapa-harus-dipisahkan