Bunda dan Ayah adalah orang-orang yang rela melakukan apapun untuk keluarganya meski harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Hal ini juga dilakukan oleh Luo Haili, seorang guru di Tiongkok Timur, yang nekat menghalangi pintu kereta agar keluarganya tidak ketinggalan naik.
Haili sedang bepergian dengan suami dan anak perempuannya saat menyadari bahwa mereka terlambat. Mereka dilaporkan turun di stasiun yang salah saat pergi dari Hefei, provinsi Anhui ke Guangzhou.
Wanita ini rela menjepitkan tubuhnya di antara pintu kereta agar kereta tidak berangkat. Suaminya sendiri masih membeli tiket kereta.
Nekat menghalangi pintu kereta, wanita ini dipecat dari pekerjaannya menjadi guru
Sejak insiden tersebut, video Haili tersebar viral hingga menyebabkan ia diberhentikan dari pekerjaannya sebagai guru di sebuah sekolah di Hefei.
Dalam video tersebut, dua orang petugas kereta berusaha menariknya keluar saat Haili menghalangi pintu kereta. Ia sempat jatuh namun bangkit lagi dan tetap mencegah pintu kereta menutup.
Warganet yang menyaksikan video itu mengkritik perilaku Haili. Mereka mengutuk tindakan memalukan dan tercela yang dilakukan wanita tersebut.
“Suami saya ada di loket pintu masuk. Saya akan pindah jika ia sudah datang,” ujarnya kepada petugas seperti yang dikutip dari The Straits Times.
Setelah beberapa menit berjuang menahan pintu kereta, akhirnya Haili, suami, dan anak perempuannya diizinkan naik.
Haili dapat didenda sekitar 2.000 Yuan (sekitar 5 juta Rupiah) karena telah menghalangi transportasi umum beroperasi.
Video ibu menghalangi pintu kereta
Insiden ini mengingatkan kita tentang kewajiban menghargai kepentingan umum
Meski pengorbanan Haili terhadap suami dan anaknya bisa dipuji, namun ia jelas-jelas membahayakan dirinya sendiri. Seandainya kereta tetap melaju sementara ia masih berdiri di antara pintu dan peron, Haili pasti akan terluka parah.
Artikel terkait: Video CCTV Balita Terjatuh di Antara Sela Peron dan Kereta – Peringatan Bagi Para Orangtua
Selain itu, apa yang dilakukan Haili juga dapat membahayakan seluruh penumpang kereta mengingat kereta tersebut adalah jenis kereta cepat dengan jadwal yang sudah diprediksi. Kereta tersebut menjadi terhambat karena perbuatan Haili.
Jika kereta berikutnya tiba, maka seluruh penumpang dalam keadaan bahaya karena kemungkinan kereta akan bertabrakan. Belum lagi kerugian karena banyak penumpang yang jadi terlambat untuk beraktivitas.
Meski Haili memiliki tiket, bukan berarti ia berhak seenaknya menahan kereta untuk berangkat. Semua penumpang juga memiliki hak yang sama dengannya.
Sebagai penumpang, kita harus mengikuti aturan umum yang berlaku. Jangan sampai perbuatan kita merugikan banyak orang.
Tidak jelas alasan mengapa Haili begitu gigih ingin naik kereta itu, tapi kita semua tahu bagaimana perasaan putus asa saat kereta yang kita kejar sudah berangkat dan kita tidak bisa tepat waktu tiba di tujuan. Sayangnya, perbuatan Haili menjadi contoh yang kurang baik bagi anak perempuannya.
Kami berharap insiden ini sebagai pengingat bagi Parents untuk tidak bersikap egois. Cobalah untuk tidak menempatkan diri Anda dalam situasi yang dapat membahayakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain.