Bukan rahasia lagi kalau mendengar tangisan anak membuat Parents tidak nyaman dan bingung. Kita pun langsung mencoba segala cara untuk menenangkannya. Tapi apakah cara kita sudah tepat? Sebenarnya apa cara terbaik menghadapi anak menangis?
Melihat anak menangis tersedu-sedu tentu bisa memunculkan berbagai perasaan, cemas misalnya. Kita tentu paham, saat anak baru dilahirkan, ketika usianya baru beberapa hari, menangis merupakan salah satu cara anak berkomunikasi. Namun, lambat laun seiring usia anak bertambah, mereka akan bisa belajar mengelola emosi.
Sebuah penelitian mengungkapkan, otak orangtua sudah terprogram untuk segera bereaksi saat menghadapi anak menangis. Ketika anak tantrum atau rewel, kita bisa langsung sigap memberi perhatian dan berusaha menenangkannya dengan cepat.
Saat mendengar seorang bayi menangis ternyata bisa merespons dan meningkatkan detak jantung kita sehingga mendorong untuk beraksi, bahkan hal ini berlaku meskipun yang sedang menangis bukan anak sendiri!
Pertanyaan, seperti apa reaksi terbaik yang perlu kita berikan saat menghadapi anak menangis?
Hal pertama yang perlu digarisbawahi saat anak menangis, terutama di usia balita, tangisan mereka tidak selalu sebagai ungkapan rasa sedih.
Menangis bagi anak anak bisa menjadi ungkapan rasa marah, frustrasi, takut, senang, bingung, cemas atau bahkan bahagia. Itu sebabnya, menangis merupakan salah satu cara anak belajar mengenal dan megelola emosinya.
Masalahnya, anak balita memang belum memiliki kemampuan verbal dan kesadaran diri untuk menjelaskan bagaimana perasaan mereka. Ini berarti, mengajukan pertanyaan “Ada apa?” tidak akan menghasilkan respons yang diinginkan.
Baca juga : 4 Situasi yang diam-diam membuat anak menangis
“Jangan menangis, ya Nak”
Bunda mungkin berpikir bahwa salah satu cara membuat anak menghentikan tangisannya adalah dengan mengatakan, “Behenti menangis” atau “Jangan menangis”. Apakah cara ini tepat? Tunggu dulu. Sebaiknya Bunda perlu mengubah kebiasaan ini. Kenapa?
Saat mengatakan “Jangan menangis”, anak hanya akan menganggap dan berpikir bahwa Parents tidak mengerti bagaimana perasaan mereka. Akibatnya, bukannya menghentikan tangisannya, anak-anak jutsru akan cenderung melawan dengan menangis lebih keras lagi.
Selain itu, dengan meminta atau mengatakan kepada anak untuk “berhenti menangis” atau “jangan menangis”, sama saja artinya Bunda mengabaikan perasaannya, dan seakan mengatakan kepada anak bahwa emosi atau apa yang dirasakannya tidak penting. Artinya, ini bukanlah langkah bijak saat menghadapi anak menangis.
Mungkin hal ini tampak begitu sepele sehingga kerap diabaikan. Tapi, sebenarnya peduli dan merespon dengan cara tepat saat anak menangis adalah kesempatan emas untuk melatih anak mengenal dan mengelola emosi dengan cara positif.
Salah satu kekeliruan yang kerap dilupakan dan masih sering dilakukan adalah merespon anak yang sedang menangis dengan cara menggodanya.
Padahal, ketika anak menangis, cara yang bijak untuk mendiamkanya bukan dengan cara mengalihkan perhatian mereka. Baik dengan memberikan mainan, menyanyikan lagu, membuat ekspresi yang bisa membuatnya tertawa, atau mengalihkan perhatian pada hal lainnya.
Sayangnya, cara seperti ini justru membuat anak anak keliru meregulasi emosi yang tepat. Bukannya belajar mengetahui apa yang membuatnya risau dan mencari tahu cara mengatasi dengan tepat, justru tidak membantu anak untuk belajar mengatasi situasi atau emosi yang serupa dengan cara lebih positif di masa depan.
Jika dihadapkan pada situasi saat anak menangis tanpa alasan jelas, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan memastikan Parents dalam kondisi tenang. Jika Parents sedang marah, stres atau frustrasi, hal-hal yang dikatakan justru hanya akan menambah penderitaan anak.
Untuk itu, tidak ada salahnya beberapa saat untuk mengambil napas terlebih dulu untuk mendinginkan perasaan Parents. Kemudian fokus dan cobalah mulai menghadapi anak menangis.
Coba ucapkan 9 kalimat ini saat merespon anak menangis:
1. “Kita ini satu tim. Bunda tentu akan akan membantumu”
Bahkan jika anak mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan bantuan, mereka ingin merasa seolah-olah Parents tetap mendukungnya. Dekati anak yang sedang menangis dan ucapkan kalimat ini saat ia membutuhkan dukungan Anda.
2. “Bunda tahu ini terasa begitu sulit”
Salah satu cara menghadapi anak menangis, ungkapan sederhana ini akan menunjukan bahwa Parents bersedia mendengar keluhannya.
3. “Saya mengerti kamu sedang sedih, kecewa, takut, cemas, atau bahagia, dan itu tidak apa-apa”
Tegaskan bahwa merasakan perasaan seperti itu adalah hal yang sangat lumrah dan sangat manusiawi.
4. “Itu benar-benar menyedihkan/membuat frustrasi/mengecewakan”
Mengakui kejadian yang memicu tangisan anak akan membantu mereka juga melihat apa yang membuat mereka emosi mereka dan mencari tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.
5. “Mari kita istirahat”
Melepaskan Anda berdua dari situasi ini membantu anak untuk mengerti bahwa terkadang Parents pun butuh waktu untuk menenangkan diri. Anak mungkin juga merasa lelah, dan hanya perlu menghabiskan waktu di tempat tenang dan menenangkan diri sebelum beraktivitas kembali.
6. “Bunda sayang kamu, dan kamu aman bersama di sini”
Kalimat ini tentu saja menunjukan betapa sayangnya Bunda ke anak, dan mereka perlu mengetahui, dalam keadaan apapun Bunda akan membantunya. Mungkin saja, yang dibuthkan anak sebenarnya sebuah pelukan hangat, atau sentuhan Bunda sehingga mereka merasa bahwa Bunda memang ada untuk membantunya.
7. “Maukah kamu membantu/istirahat/mencoba lagi?”
Sering ketika anak merasa frustrasi, yang mereka butuhkan adalah, membantunya melakukan tugas, istirahat dari situasi yang membuatnya emosi, atau mencoba untuk melakukan tugas lagi dengan sedikit bantuan. Dengan cara bertanya, bukan dengan memerintah atau meminta mereka, akan membantu anak merasa bahwa mereka penting dan didengarkan.
8. “Bunda bisa mendengar kamu menangis, tapi Bunda tidak tahu apa yang kamu butuhkan. Bisakah kamu menjelasanya supaya Bunda mengerti?”
Meskipun anak belum bisa mengungkapkan secara verbal alasan mereka menangis, namun setelah mendengar kalimat ini anak justru akan diberikan kesempatan untuk berlatih mengungkapkan perasaannya.
9. “Mari kita membuat solusi bersama”
Pada akhirnya, Bunda ingin membantu anak untuk bisa mengembangkan keterampilan memecahkan masalah bukan? Bantu anak mencari solusi dari apa yang membuatnya menangis. Dengan begitu anak bisa berlatih memecahkan masalah tanpa merasa sendirian.
Bagaimana dengan Parents, punya tips lain untuk menenangkan anak menangis? Tulis di kolom komentar, yuk!
Referensi : Mother.ly