Melihat anak mengalami alergi bisa menjadi satu kekhawatiran tersendiri karena alergi pun bisa berkembang jadi lebih serius. Namun, jangan khawatir karena ada beberapa cara mengatasi alergi pada anak yang bisa Parents praktikkan.
Mengetahui berbagai alergen atau hal yang menyebabkan alergi beserta gejala, jadi hal lain yang hendaknya diperhatikan. Di sisi lain, rupanya alergi juga bisa berisiko menurun dari keluarga.
Namun, sudah pasti kah si kecil mengalami alergi seperti orangtuanya?
Risiko Anak Alergi Seperti Orangtua
Memiliki pengalaman alergi yang masih atau telah terjadi, bisa jadi satu hal lain yang Parents khawatirkan bisa dialami oleh anak. Ya, selain bisa dipicu oleh lingkungan, genetik membawa pengaruh cukup besar pada kondisi alergi si kecil.
Risiko alergi bisa lebih tinggi terjadi pada anak yang berasal dari orangtua dengan riwayat alergi. Namun, risiko alergi anak tetap ada lho walaupun Parents tidak mengalami sebelumnya. Artinya, setiap anak memang berisiko dengan tingkat yang berbeda-beda.
Menurut Vandenplas Y et al (2014) dalam jurnal Pediatrik disebutkan bahwa terdapat risiko yang berbeda pada anak dengan riwayat alergi yang dimiliki orangtua. Parents, risikonya ini bisa beragam mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi, diadaptasi dari Kartu Deteksi Risiko Alergi UKK Alergi-Imunologi.
Seorang anak memiliki risiko rendah (5-15%) bila orangtua tidak memiliki riwayat alergi. Risiko anak bisa sedang atau sekitar 20-40% bila salah satu orangtua mengalami alergi. Di sisi lain, risikonya bisa lebih tinggi (40-60%) bila kedua orangtua memiliki alergi.
Reaksi tubuh anak pada alergen pun bisa spesifik sama dengan orangtuanya. Misalnya saja saat Parents mengalami alergi mengonsumsi udang, kemungkinan si kecil juga akan mengalami alergi yang serupa.
Gejala-gejala Alergi pada Anak
Parents, gejala yang dialami anak bisa beragam atau dikenal juga dengan Allergic March. Kondisi alergi yang terlihat dari gejalanya bisa muncul bergantung pada usia anak.
Misalnya saja alergi pada anak bisa ditandai dengan gangguan pencernaan serta bersin-bersin. Meningkat sesuai usia, gejala lain bisa muncul mulai dari gangguan pernapasan seperti flu, mata memerah dan berair, hingga asma.
Secara umum, ada beberapa gejala yang sebaiknya diwaspadai :
● Kulit ruam dan memerah
● Bengkak pada area wajah, lidah, dan bibir
● Diare
● Muntah-muntah
● Batuk dan bersin
● Sesak napas
● Gatal-gatal
● Batuk-batuk atau bersin
Berbagai Pencetus Alergi di Sekitar
Mengetahui penyebab alergi jadi satu hal lain yang tak kalah penting. Selain karena faktor genetik, ada beberapa hal lain yang bisa memicu alergi si kecil. Beberapa faktor penyebabnya antara lain :
● Berbagai jenis makanan seperti protein susu sapi, telur, kacang, dan ikan
● Lingkungan seperti keberadaan jamur, hewan seperti tungau dan kecoa, bulu hewan, hingga serbuk sari
● Gigitan serangga jenis tertentu
● Bahan kimia seperti cat, detergen, sabun, hingga bahan pada popok
Cara Mengatasi Alergi pada Anak
Jangan khawatir Parents, ada beberapa cara mengatasi kondisi alergi anak :
1. Mengetahui jenis alerginya
Pada anak, jenis alergi dan gejalanya bisa beragam. Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter terkait dengan gejala yang dialami.
Ada baiknya melakukan tes alergi terhadap beberapa jenis alergen tertentu, khususnya beberapa hal yang dicurigai sebagai alergen di sekitar si kecil.
2. Menjauhkan sementara dari alergen
Saat sudah mengetahui penyebab alerginya, hendaknya Parents menjauhkan sementara alergen tersebut pada anak. Bila berkaitan dengan makanan, sebaiknya dikonsultasikan lebih lanjut.
Misalnya saja bila ia alergi pada makanan tertentu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk pemberian makanan baru yang belum dikenal sebelumnya.
3. Membersihkan lingkungan rumah
Lingkungan sekitar juga bisa jadi pemicu alergi pada anak. Oleh karena itu mulailah dengan membersihkan lingkungan terdekatnya.
Khususnya kasur dan kamar maupun arena bermain, bersihkan dari debu dan tungau yang bisa jadi pemicunya.
4. Memberikan obat
Saat kondisi tertentu, dokter biasanya akan meresepkan obat, baik obat oles maupun obat oral untuk dikonsumsi. Obat untuk kondisi ini biasanya berjenis antihistamin atau kortikosteroid.
Jadi Parents, orangtua yang memiliki riwayat alergi memang kerap menurunkannya pada anak. Berbagai gejala alergi pada anak sebaiknya tidak diabaikan karena bisa berkembang menjadi lebih serius.
5. Pemberian Susu Hidrolisat Parsial
Pada anak yang tidak memungkinkan diberi ASI, orangtua bisa memberikan susu yang kandungannya lebih ramah untuk penderita alergi. Direkomendasikan untuk memberikan susu pertumbuhan hidrolisiat parsial atau ekstensif sampai usia 4-6 bulan.
NANkid pHPro 3 adalah susu pertumbuhan untuk anak usia 1 – 3 tahun yang diformulasikan oleh Nestlé Research Center Switzerland, dan diproduksi di Konolfingen, Switzerland. Dengan protein whey terhidrolisis parsial yang mudah dicerna sehingga mengurangi risiko alergi/dermatitis dan mendukung tumbuh kembang Si Kecil Kini dan Nanti. #SiapkanSekarang ya, Parents.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.