Bagi pasangan suami istri, seks adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, aktivitas ini bisa menjadi perekat bonding dan membuat pernikahan semakin mesra. Siapa sangka, mengapa perih saat berhubungan intim nyatanya menjadi pertanyaan banyak orang.
Penyebab Mengapa Perih Saat Berhubungan Seks
Mengutip laman Cedars Sinai, sebanyak 75% perempuan mengalami seks yang menyakitkan dalam banyak waktu. Demikian penelitian yang dipublikasikan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists.
Untuk banyak perempuan rasa sakit ini jarang atau hanya terjadi sekali, tetapi ada juga yang mengalaminya cukup sering. Hal ini tentunya berdampak pada kehidupan pernikahan.
“Beberapa perempuan memutuskan berhenti berkomitmen atau menjalin intimasi dengan pasangannya karena itu sangat menyakitkan,” demikian penuturan Dr. Jennifer Anger dikutip dari sumber. Karenanya, sangat penting mendiskusikan hal ini dengan dokter agar bisa ditangani lebih lanjut.
Umumnya, kondisi vagina yang kering menjadi penyebab mengapa perempuan merasakan nyeri saat berhubungan seks. Tak hanya mengganggu aktivitas seksual, kondisi seperti ini juga mengakibatkan bakteri baik dan jahat pada vagina tidak seimbang.
Artikel terkait: Dambakan Seks Memuaskan, Pastikan Si Dia Miliki 6 Ciri Fisik Ini
Dalam istilah medis, rasa sakit saat berhubungan intim disebut dispareunia. Kondisi ini umumnya ditandai dengan gejala nyeri pada vagina atau penis saat penetrasi.
Timbulnya rasa sakit ketika berhubungan seksual biasanya disebabkan oleh kurangnya cairan lubrikasi yang membuat vagina kering. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah kurangnya foreplay atau cara foreplay yang salah.
Beberapa faktor juga bisa menyebabkan mengapa perih saat berhubungan, antara lain:
- Iritasi atau alergi pada alat kelamin karena pemakaian spermisida dan kondom berbahan dasar lateks.
- Terpapar bahan kimia dari produk sampo dan sabun
- Infeksi atau peradangan pada alat kelamin maupun saluran kemih seperti penyakit klamidia, gonore, dan herpes genital.
- Kelainan bawaan, seperti vagina yang tidak terbentuk sempurna atau selaput dara yang menutup seluruhnya (vagina seperti tidak berlubang).
- Penyakit tertentu seperti endometriosis, penyakit radang panggul, mioma, wasir, vaginismus, penis captivus (gancet), dan kista ovarium.
- Efek samping prosedur operasi atau pengobatan seperti operasi panggul, episiotomi, histerektomi, radioterapi, dan kemoterapi.
- Fibroid, yaitu Pertumbuhan non-kanker pada rahim yang dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat, tekanan panggul, nyeri, dan hubungan seksual yang menyakitkan.
Tidak hanya itu, rasa sakit saat berhubungan intim juga bisa diakibatkan oleh gangguan psikologis misalnya stres, depresi, atau rasa takut dan malu ketika akan berhubungan seksual. Pemicunya beragam, salah satunya adalah riwayat pelecehan seksual.
Tidak hanya perempuan saja, kaum pria juga bisa mengalami nyeri ketika akan melakukan hubungan seksual. Apa saja ya?
- Infeksi seperti sariawan yang dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal
- Infeksi menular seksual, herpes misalnya
- Kulup yang ketat dapat membuat penetrasi jadi menyakitkan, karena terlalu terdorong ke belakang
- Adanya robekan kecil di kulup yang tidak terlihat tetapi menyebabkan rasa sakit dan menyengat di sekitarnya
- Penyakit radang kelenjar prostat (prostatitis)
- Nyeri dan pembengkakan testis yang kadang-kadang disebabkan oleh gairah seksual tetapi tidak kunjung merasakan ejakulasi
Artikel terkait: Sangat Menular! Kenali Chancroid, Salah Satu Infeksi Menular Seksual
Gejala
Gejala yang dirasakan setiap orang bisa saja beragam, tetapi hal ini umumnya terjadi saat mencoba penetrasi atau setelah hubungan seks terjadi.
- Timbul rasa nyeri yang serasa tajam atau terbakar
- Gejala kedua yang paling umum adalah rasa sakit yang dalam.
- Gejala lain termasuk perasaan kejang otot, kram panggul, atau ketegangan otot.
Mengutip laman Electronic Medicine Health, nyeri juga digambarkan dalam beberapa tipe:
- Rasa sakit primer dengan hubungan seksual adalah rasa sakit yang telah ada
- Nyeri sekunder berkembang setelah periode waktu bebas gejala
- Nyeri total, ketika perempuan mengalami nyeri sepanjang waktu selama berhubungan.
- Nyeri situasional terjadi dengan pasangan dalam jenis rangsangan tertentu
- Nyeri masuk superfisial terlihat saat penetrasi
- Nyeri dorong yang dalam terletak di leher rahim atau di daerah perut bagian bawah dan terlihat selama atau setelah penetrasi.
Sayangnya walaupun sering terjadi, kebanyakan perempuan masih merasa enggan membicarakan masalah ini. Mereka memilih tidak membuka diri kepada orang terdekat karena berbagai alasan. Dr. Anger merekomendasikan agar tidak takut pergi ke dokter dan memeriksakan diri.
“Perempuan lebih memilih menyalahkan diri mereka dan mengabaikan gejalanya, padahal itu bukan kesalahan mereka,” pungkas Dr. Anger.
Artikel terkait: Serba Serbi Hiperseks: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa yang Sebaiknya Dilakukan?
Mencaritahu faktor risiko yang menjadi penyebab sejatinya adalah langkah awal yang sebaiknya dilakukan. Dengan begini, Anda bisa menentukan apa langkah selanjutnya.
1. Gunakan Pelumas
Jika penyebab terjadinya rasa nyari disebabkan kondisi alat kelamin kering, cobalah menggunakan pelumas vagina sebelum memulai sesi bercinta. Kekeringan seperti ini disebabkan kurangnya cairan lubrikasi.
Ada beragam jenis pelumas yang bisa dijadikan pilihan. Jika menggunakan kondom saat berhubungan seksual, pilihlah pelumas berbahan dasar air karena pelumas berbahan dasar minyak dapat merusak kondom.
2. Konsumsi Obat
Apabila sakit saat berhubungan intim disebabkan oleh infeksi, cara yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan mengobati infeksinya. Obat-obatan yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan jenis infeksinya, misalnya antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri atau antijamur untuk mengatasi infeksi jamur.
Berbeda jika kondisi seperti ini dialami oleh perempuan yang sudah menopause, cairan lubrikasi berkurang karena hormon estrogen mulai menurun. Nantinya, dokter akan memberikan estrogen yang dioles langsung di organ intim.
3. Jalani Konsultasi dan Terapi Psikologis
Bagaimana jika sakit saat berhubungan intim diakibatkan oleh faktor psikologis atau trauma seksual di masa lalu? Maka menemui psikolog atau psikiater menjadi pilihan terbaik. Melalui cara ini, Anda akan menjalani konsultasi dan terapi psikologis seperti terapi perilaku kognitif.
Terlepas dari cara di atas, tak kalah penting jalinlah komunikasi yang romantis dan terbuka dengan pasangan. Lakukan foreplay secara perlahan untuk membangkitkan gairah dan memicu keluarnya pelumas alami dari organ intim.
Jangan ragu mengeksplor variasi pose hubungan intim yang aman dan nyaman bagi pasangan. Segera datang ke dokter jika rasa sakit itu tidak kunjung mereda. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Setelah Pasang IUD, Kapan Boleh Berhubungan Seksual?
4 Posisi Seks yang Aman dan Nyaman untuk Perempuan Penderita PCOS
Benarkah Tubuh Gemuk Bisa Kurangi Kualitas Seks? Ini Alasannya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.