Seringkali TV menjadi penolong mujarab di saat kita sedang tidak ingin diganggu oleh si kecil. Putarkan saja film atau channel kesayangannya, dan iapun bagai terhipnotis oleh layar kaca tersebut. Namun baikkah bila anak terlalu sering nonton TV?
Pada tahun 2011, The American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan himbauan resmi pada orang tua agar membatasi lama waktu balita ketika nonton TV, menggunakan komputer, video games baik yang edukatif maupun tidak.
Himbauan ini menindaklanjuti himbauan sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu larangan nonton TV untuk anak di bawah 2 tahun. Dr. Ari Brown, Dokter Spesialis Anak di Texas mengatakan bahwa himbauan ini sudah tidak relevan lagi, karena kini layar TV dan gadget sudah semakin populer dan kontennya sudah lebih relevan bagi pendidikan dan perkembangan anak.
Apa Dampaknya Bila Anak Terlalu Banyak Nonton TV ?
1. Anak menjadi ‘Coach Potatoes’ dan obesitas
Duduk berjam-jam nonton TV sambil ngemil membuat anak kurang melakukan aktivitas fisik. Padahal, pada usia dini anak sebaiknya lebih banyak melakukan aktivitas di luar rumah, bermain dan berinteraksi dengan orang-orang di “dunia nyata”. Pada balita, golden age adalah masa di mana anak belajar melalui kegiatan bermain dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
2. Memicu tindakan kasar
Menurut penelitian, anak dapat bertindak kasar karena mencontoh hal-hal yang mereka lihat di TV.
3. Mengurangi interaksi antara anak dan orang tua
Kualitas waktu kebersamaan antara anak dan orang tua menjadi buruk, karena anak tidak berinteraksi dengan orang tua.
4. Kurangnya konsentrasi di sekolah
Akibat menonton TV hingga larut malam, anak sering mengantuk di sekolah dan prestasinya menurun.
5. Penurunan daya konsentrasi
Penelitian menunjukkan terlalu banyak nonton TV dapat menurunkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama.
Lihat juga sebuah bouncer bayi yang dilengkapi penyangga Ipad di halaman berikut!
Perusahaan mainan Fisher-Price banyak menerima kritik dari orang tua karena memproduksi bouncer yang dilengkapi dengan pegangan untuk menggantung Ipad!
Kathleen Alfano PhD, direktur senior yang menangani riset tentang anak di Fisher-Price mengatakan bahwa ketika mengenalkan media pada bayi, orang tua harus membatasi jangka waktunya serta melakukan beberapa kali break. Selain itu, kegiatan ini juga harus didampingi bersama orang tua. Orang tua harus memilihkan tayangan yang tepat untuk anak.
Parents, apakah Anda sudah menyaring konten TV dan membuat batasan lama menonton TV untuk anak-anak Anda? Semua ada di tangan Anda, jadi lakukanlah yang terbaik untuk anak-anak Anda.
Baca juga artikel menarik lainnya :
Menyiasati Kecanduan TV pada Anak
Apa Kata Marcel Siahaan tentang Program TV untuk Anak?