Tugas sekolah memang penting untuk dikerjakan. Namun jangan sampai hal ini membuat anak Anda stres dan tertekan hingga melakukan aksi nekat seperti anak asal Cina berikut ini. Dia menusukkan jarum ke alat kelamin agar tidak mengantuk saat belajar.
Agar tak mengantuk saat belajar, anak ini memasukkan jarum ke uretranya
Dilansir dari laman Asia One, seorang anak laki-laki di Cina berusia 12 tahun menusukkan jarum ke dalam uretra agar tetap terjaga saat mengerjakan tugas sekolahnya. Anak laki-laki yang tidak diketahui namanya tersebut berasal dari wilayah Shaanxi.
Kejadian berawal saat anak itu merasa sangat putus asa ketika hendak mengerjakan tugas sekolahnya. Agar tetap terjaga, ia pun menusukkan jarum sepanjang 10cm ke dalam uretra-nya.
Wang Shengxing, seorang ahli urologi di rumah sakit, menyatakan bahwa jarum itu dimasukkan begitu dalam ke dalam uretra bocah berusia 12 tahun itu sehingga hampir memasuki kandung kemihnya.
Ibu sang anak mengatakan pada media bahwa putranya sempat menolak untuk pergi ke latihan hariannya setelah makan siang pada 25 Juli lalu. Setelah memaksanya keluar dari rumah untuk berjalan-jalan, ibunya melihat si anak berjalan sangat lambat. Dia berasumsi bahwa bocah itu hanya ingin membuat ulah.
Baru pada jam 10 malam, anak laki-laki itu mengakui alasan sebenarnya atas keengganannya untuk berjalan-jalan. Dia mengakui telah menusukkan sebuah jarum ke dalam uretra-nya.
Dia mengaku melakukannya karena merasa mengantuk saat mengerjakan tugas sekolahnya dan ingin tetap terjaga.
Anak itu segera dibawa ke rumah sakit Xi’an Children Hospital. Pada 26 Juli lalu ia harus menjalani operasi selama 2 jam untuk mengeluarkan jarum akupuntur yang bersarang di tubuhnya.
Jarum yang digunakan anak tersebut untuk menusuk uretranya adalah jarum akupuntur yang biasa digunakan neneknya untuk pengobatan.
Pelajaran untuk orangtua
Wang Shengxing, dokter urologi ini mengungkapkan bahwa kasus remaja laki-laki memasukkan benda asing seperti jarum jahit, kalung, bola baja ke dalam uretra mereka adalah hal biasa di Cina. Faktanya, dia telah melihat tiga atau empat pasien serupa pada musim panas ini.
Dia menyarankan agar orang tua dapat memberi anak-anak remaja mereka buku-buku tentang pubertas dan kesehatan. Orang tua juga harus menjaga saluran komunikasi tetap terbuka dan menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin dimiliki anak-anak mereka.
Semoga kasus Xi’an ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua agar lebih terbuka dalam memberikan pendidikan seks sejak dini pada anak. Terutama pentingnya menjaga alat kelamin mereka.
****
Anda bisa bergabung dengan jutaan ibu lainnya di aplikasi theAsianparent untuk berinteraksi dan saling berbagi informasi terkait kehamilan, menyusui, dan perkembangan bayi dengan cara klik gambar di bawah ini.
Baca juga
Penelitian: Sering pindah sekolah berdampak negatif bagi anak