Mencukur Rambut Kemaluan Tingkatkan Risiko Infeksi Menular Seksual

Sebuah sutdi di Amerika Serikat menemukan bahwa mencukur rambut kemaluan bisa meningkatkan risiko terjangkit penyakit dari virus Infeksi Menular Seksual

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memotong rambut kemaluan biasanya dilakukan demi alasan kesehatan dan untuk lebih memuaskan pasangan. Namun ternyata, beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mencukur rambut kemaluan bisa meningkatkan risiko terkena Infeksi Menular Seksual atau IMS.

Dr. Francois Desruelles dari Departemen Dermatologi di Rumah Sakit Archet di Nice, meneliti kaitan antara mencukur rambut kemaluan dengan risiko terjangkit virus IMS. Iritasi kulit yang terjadi saat mencukur menyebabkan virus Molluscum lebih mudah masuk ke dalam tubuh.

Dr. Desruelles mengungkapkan bahwa baru-baru ini terjadi peningkatan pada kasus penderita yang tertular virus Molluscum Contagiosum. Dia yakin bahwa meningkatnya tren mencukur rambut kemaluan menjadi penyebabnya.

Tren ini juga bisa meningkatkan risiko terkena kutil kemaluan yang disebabkan oleh infeksi papillomavirus.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dr. Desruelles dan rekannya meneliti 30 orang pasien Perancis yang mencari perawatan kulit pribadi di Nice pada tahun 2011 dan 2012. Dengan rentang usia rata-rata 30 tahun dan 24 diantaranya adalah lelaki. Mereka semua menunjukkan tanda-tanda infeksi dalam tingkatan berbeda. Benjolan sebesar mutiara, dalam 4 kasus, benjolannya menyebar hingga ke perut dan juga paha.

Hampir semua pasien yang diteliti Dr. Desruelles pernah menjalani proses menghilangkan rambut kemaluan. 70% dengan metode mencukur, 10 % memilih waxing dan 13% dengan memotong menggunakan gunting.

Sepertiga dari pasiean yang mereka teliti menderita berbagai masalah kulit seperti kutil, infeksi bakteri, kista, bekas luka, bahkan rambut yang tumbuh ke dalam. Mencukur rambut kemaluan menyebabkan rasa gatal pada kulit yang teriritasi, itulah yang membuat virus menyebar dengan sendirinya.

Bacaan terkait: Waspadai kutu rambut di vagina yang sebabkan iritasi, benjolan, dan gatal-gatal.

Studi tentang dampak mencukur rambut di kemaluan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

DR. E. Charles Osterberg seorang asisten profesor di Universitas Texas juga melakukan studi tentang kaitan antara mencukur rambut kemaluan dengan risiko penyakit IMS. Penelitian ini melibatkan 7.580 orang responden yang dipilih secara acak dengan rentang usia 18-65 tahun.

Mereka ditanyai tentang kebiasaan mencukur rambut kemaluan, alat yang digunakan, dan seberapa sering mereka melakukannya. Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang secara rutin memotong rambut kemaluannya 80% lebih rentan terkena IMS dibandingkan mereka yang tidak pernah memotong rambut kemaluannya.

Peneliti juga menanyakan berapa jumlah pasangan seksual yang mereka miliki sepanjang hidup. Mereka menemukan bahwa 7.470 partisipan tersebut setidaknya pernah memiliki satu pasangan seksual selama hidupnya.

Dari jumlah tersebut, setidaknya 13% dari partisipan atau sekitar 943 orang menyatakan bahwa mereka pernah terkena salah satu dari penyakit IMS. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus STI seperti Sifilis, HIV, kutu kemaluan, herpes, HPV, kencing nanah, dan molluscum.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dr. E. Charles Osterberg menyatakan bahwa studi ini memang menampilkan kaitan antara memotong  bulu kemaluan dengan peningkatan risiko tertular IMS. Namun tidak membuktikan secara langsung bahwa mencukur rambut kemaluan meningkatkan risiko seseorang tertular IMS.

Lebih lanjut, Dr. Osterberg berkata bahwa ada dua cara menjelaskan tentang hasil studi ini:

Pertama adalah, orang-orang yang mencukur rambut kemaluannya lebih rentan terkena IMS. Karena ada sobekan kecil di kulit hasil dari mencukur yang menjadi jalan masuknya bakteri dan virus IMS masuk ke dalam tubuh.

Kedua, mereka yang rutin mencukur rambut kemaluannya adalah orang yang lebih aktif secara seksual dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mencukur rambut kemaluan. Karena itulah, mereka yang lebih sering mencukur rambut kemaluan rentan terpapar dengan sumber dari virus IMS.

Peneliti menjelaskan bahwa kaitan antara memotong rambut kemaluan dengan risiko tinggi tertular penyakit IMS jelas terjadi pada orang-orang yang memotong habis rambut kemaluannya paling tidak 12 kali dalam setahun. Mereka empat kali lebih berisiko terkena penyakit IMS dibandingkan dengan orang yang tidak pernah mencukur rambut kemaluannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, peneliti juga menemukan fakta bahwa mereka yang tak pernah mencukur rambut kemaluannya dua kali lebih berisiko terkena kutu di rambut kemaluannya. Rambut kemaluan yang bersih dan sering dicukur membuat kutu sulit tumbuh.

Dampak mencukur rambut kemaluan

Karenanya, sebelum anda memutuskan untuk mencukur habis rambut kemaluan anda. Perhatikan fakta penting di bawah ini.

  1. Mencukur bulu kemaluan bisa menyebabkan sobekan kecil di kulit pada area genital yang sangat sensitif, serta membuat peradangan pada folikel rambut hingga jadi lebih rentan pada infeksi tertentu seperti virus IMS.
  2. Jika anda sudah terinfeksi Molluscum Contagiosum, maka mencukur rambut kemaluan bisa menyebabkan virusnya menyebar ke bagian tubuh yang lain dan memperbesar kemungkinan menularkannya pada pasangan anda.
  3. Rambut kemaluan sebenarnya memiliki fungsi sebagai bantalan ketika berhubungan seksual, dengan mencukurnya fungsi tersebut menjadi hilang. Gesekan yang terjadi antar kulit saat sedang berhubungan membuat potensi tertular virus IMS menjadi lebih besar.
  4. Anda juga bisa mengalami infeksi dari proses mencukur yang tidak higienis. Karena itu pilihlah alat cukur yang bersih atau pergi ke salon yang menyediakan layanan mencukur rambut kemaluan dengan kebersihan dan higienitas yang terjamin.

Untuk menghindari risiko terkena penyakit IMS, sebaiknya Anda setia hanya kepada pasangan anda. Tidak lupa menggunakan kondom saat akan berhubungan sebagai bentuk pencegahan dan perlindungan diri.

Referensi: livescience.com, webmd.com, verywell.com

 

Baca juga:

Wanita Rentan Penyakit Jantung

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Fitriyani