HIV bisa menular dari suami ke istri, simak cara pencegahannya berikut ini

Kasus HIV/AIDS di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Tak hanya yang mereka yang melakukan seks bebas, yang sudah menikah pun bisa terinfeksi. Simak cara mencegah HIV berikut ini.

Selama ini, banyak orang menganggap bahwa HIV hanya bisa terjadi pada orang yang melakukan seks tanpa menikah. Padahal, suami istri juga bisa terkena HIV. Mencegah HIV bisa dilakukan dengan memakai kondom, tidak memakai narkoba dan selalu setia pada satu pasangan.

Kisah Ayu Oktariani, wanita yang tertular HIV dari suami

Adalah Ayu Oktariani, seorang ibu berusia 32 tahun, dia tertular HIV dari suaminya yang pecandu narkoba. Setelah sang suami meninggal, ia berjuang untuk bisa hidup normal meski mengidap HIV/AIDS. Ayu juga aktif melakukan kampanye edukasi tentang HIV terutama mencegah HIV melalui berbagai lembaga. 

Ayu juga mematahkan anggapan bahwa pengidap HIV/AIDS tidak bisa menikah dan punya anak. Beberapa tahun setelah suaminya meninggal, dan ia telah membekali diri dengan banyak pengetahuan seputar HIV/AIDS juga ODHA, Ayu berani menjalin hubungan dengan lawan jenis, hingga akhirnya menikah.

Suami kedua Ayu bukan seorang pengidap HIV, namun ia paham betul seluk beluk tentang HIV dan AIDS. Sehingga tak masalah baginya menikah dengan Ayu. Keduanya sadar betul bahwa Ayu bisa menulari suaminya virus HIV, karena itu mereka selalu menggunakan kondom untuk mencegah HIV saat berhubungan intim. 

Mereka juga selalu melakukan komunikasi terbuka, dan memahami peran masing-masing baik sebagai ODHA maupun non-ODHA. 

Selengkapnya: Ketangguhan Ayu Oktariani, Pengidap HIV yang Tak Lelah Berjuang Hidup dan Mengedukasi Sesama

Mencegah HIV dengan menghindari faktor penularannya

Menurut survei Demografi Kesehatan Indonesia 2017, hanya 49% wanita dan 55% pria di Indonesia yang tahu bahwa mencegah HIV bisa dilakukan dengan setia kepada satu pasangan, dan memakai kondom secara konsisten.  Ayu dan suaminya termasuk pasangan yang sudah peduli tentang hal ini.

Dan mereka juga termasuk ke dalam 15% wanita dan 16% pria di Indonesia yang memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang HIV. 

Hal ini bisa dipahami, karena keduanya bersentuhan langsung dengan kasus HIV, dengan kondisi Ayu sebagai ODHA dan aktivis kampanye pencegahan HIV. 

Lalu bagaimanakah dengan orang awam, yang sama sekali tidak tahu persoalan HIV? Masih banyak orang yang belum tahu bahwa mencegah HIV bisa dilakukan dengan metode TTM, yakni Tahan diri (untuk tidak melakukan hubungan seksual yang tidak aman), Tetap setia (pada satu pasangan) dan Main aman (dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual).

Akibat pengetahuan HIV yang masih minim, kasus orang yang tertular HIV terus meningkat dari tahun ke tahun. Data dari Kemenkes RI menyebut, kasus infeksi HIV hingga bulan Juni 2018 dilaporkan ada sebanyak 301.959 orang. Dan 76,2% di antaranya tertular akibat hubungan seksual yang tidak aman. 

Berikut adalah beberapa hal yang berisiko menularkan virus HIV/AIDS.

1. Hubungan seksual

Hubungan HIV dengan ODHA meningkatkan risiko penularan virus HIV. Apalagi jika hubungan seks dilakukan tanpa pengaman. Hal ini bisa terjadi dengan pasangan beda jenis kelamin maupun pasangan sesama jenis. Bahkan seks anal dan oral seks juga tetap berisiko tertular HIV. Memakai kondom saat berhubungan bisa mencegah penularan virus HIV/AIDS.

2. Jarum

Jarum suntik yang terkontaminasi darah penderita HIV, bila terpapar pada orang yang sehat, maka ia bisa tertular virus HIV. Karena itulah, jarum suntik hanya bisa digunakan sekali pakai dan langsung dibuang. Tidak bisa digunakan lebih dari satu kali. 

Penggunaan jarum untuk tato dan pengguna narkoba juga bisa menjadi media penularan virus HIV jika jarumnya tidak disterilkan terlebih dulu setelah dipakai.

3. Hamil dan menyusui

Ibu yang ODHA bisa menularkan virus HIV pada bayinya selama masa kehamilan, atau saat menyusui. Oleh sebab itu, ibu penderita HIV harus berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan HIV yang ia derita agar bsia menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.

4. Transfusi darah

Transfusi darah dari donor yang tidak melalui tes darah bisa berisiko menularkan penyakit HIV. Oleh sebab itulah, sebelum transfusi darah dilakukan biasanya darah dari donor akan diperiksa terlebih dulu sebelum diberikan pada pasien. Hal ini untuk menghindari risiko penularan penyakit berbahaya seperti HIV kepada pasien.

Seberapa efektif penggunaan kondom untuk mencegah HIV?

Penggunaan kondom secara konsisten saat berhubungan seksual bisa menurunkan risiko penularan virus HIV. Usahakan selalu menggunakan kondom setiap kali berhubungan intim dengan pasangan Anda. Baik secara vaginal, anal, maupun oral. Wanita juga bisa menggunakan kondom khusus wanita. 

Dr Andrie Ronggani, SpOG, seorang dokter di RS Gading Pluit mengatakan, memakai kondom secara konsisten tergolong efektif untuk mencegah HIV dan penyakit menular seksual lainnya. 

"Untuk penyakit HIV, efektivitas kondom ialah sebesar 80-90%. Sisanya masih berisiko tertular," tuturnya seperti dikutip dari Kompas.

Selain memakai kondom, disarankan juga untuk menjauhi perilaku seks berisiko. Seperti seks anal, yang berisiko tinggi menularkan virus HIV.  

Artikel terkait: Sebelum mencoba seks anal, perhatikan hal berikut ini

Cara melindungi diri dari virus HIV

Selain mempraktikkan perilaku seks yang aman dan menggunakan kondom, berikut ini adalah hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri dari penyakit HIV. 

  • Menghindari penggunaan jarum bekas.
  • Setia pada satu pasangan
  • Memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui potensi terkena HIV
  • Berkomunikasi dengan pasangan Anda, apakah dia memiliki kemungkinan mengidap HIV untuk mencegah penularan sejak dini
  • Pre-exposure prophylaxis (PrEP), yakni metode pencegahan HIV dengan konsumsi obat antiretroviral. Hal ini biasanya dilakukan oleh mereka yang berisiko tinggi terkena HIV. Contohnya orang yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu, punya pasangan ODHA, menggunakan jarum suntik berisiko, atau sering berhubungan seksual tanpa pengaman.

Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Sumber referensi: Alodokter, DKT Indonesia 

Baca juga:

id.theasianparent.com/penyakit-infeksi-menular-seksual/hiv/

Penulis

Fitriyani