Apa yang paling banyak dilakukan anak balita kita di siang hari? Apakah menonton TV, tidur, atau bermain? Mungkin jawaban kita berbeda-beda, tetapi yang paling baik adalah bermain. Bermain adalah salah satu proses belajar pada anak-anak. Melalui bermain, mereka belajar mengenal dunia. Kali ini theAsianParent akan membahas tentang cara memilih mainan anak 2 tahun.
Mainan anak disesuaikan perkembangannya
Berikan mainan kepada anak, dan kemungkinan besar, Bunda akan punya anak yang bahagia. Fungsi mainan lebih dari sekadar mainan. “Bermain sangat penting dalam perkembangan sosial, mental, fisik, dan emosional anak-anak,” kata Vicki Panaccione, PhD, seorang psikolog anak dan pendiri Better Parenting Institute. “Mainan harus dianggap sebagai alat pembelajaran perkembangan,” katanya.
Artikel Terkait: Pilih Permainan Sesuai Zodiak Anak, Lihat Efeknya yang Luar Biasa
Itu sebabnya, memilih mainan anak tidak hanya sekedar memilih yang bentuknya bagus dan sedang menjadi tren. Memilih mainan anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, sehingga kita dapat memaksimalkan proses belajar selama mereka bermain.
Untuk anak 2 tahun, perkembangan mereka adalah :
- Anak sudah tahu mana yang aman dan mana yang berbahaya
- Lebih bersosialisasi dengan anak-anak lain yang sebaya
- Mereka sering membawa mainan kecil ke tempat tidur
- Sudah dapat menyusun benda-benda seperti balok-balok kecil
- Mulai menggunakan imajinasi dalam bermain
- Mampu memecahkan masalah melalui coba-coba
- Keinginan untuk mendiri semakin besar
Jenis mainan anak yang sesuai untuk anak berusia 2 tahun adalah :
1. Mainan yang dapat dinaiki dan dijalankan dengan pedal dan kaki
Contohnya : mobil-mobilan
- Mainan ini melatih gerak motorik anak
- Melatih keseimbangan badan
- Membangun rasa percaya diri pada anak ketika mengendarainya
- Merangsang keingintahuan, karena ia dapat menelusuri tempat-tempat yang diinginkan dengan ‘kendaraan’ tersebut
- Melatih koordinasi otak, tangan, dan kaki
Ketika memainkannya, kita dapat menambah beberapa ‘pelajaran’ misalnya memperkenalkan belok kanan dan belok kiri kepadanya.
Artikel Terkait: 10 Games PS3 untuk Anak, Pilihlah Permainan yang Baik
2. Permainan tentang aktivitas sehari-hari
Contohnya : permainan masak-masakan, dokter-dokteran
- Mainan ini melatih interaksi sosial anak
- Melatih anak agar saling berbagi dan bekerja sama
- Merangsang imajinasi anak
- Mengembangkan kreativitas anak
Kita dapat menambahkan ‘pelajaran’ ketika mengajak mereka bermain masak-masakan, misalnya membiasakan agar mencuci tangan sebelum memegang makanan.
Selain itu, bila anak-anak sering pilih-pilih makanan atau sulit makan, ketika bermain masak-masakan inilah waktu yang tepat untuk menciptakan ketertarikan mereka pada makanan yang biasanya mereka tolak.
Artikel Terkait: Selain Seru, Ini 7 Manfaat Permainan Mencari Kata untuk Anak Sekolah
Ketika bermain dokter-dokteran, ambilah penyakit yang umum sebagai contoh dalam permainan. Misalnya flu atau batuk. Lalu, ajarkan bagaimana supaya tidak mudah tertular penyakit tersebut, misalnya harus makan yang bergizi, menutup mulut ketika bersin atau batuk, dan sebagainya.
3. Permainan olah raga
Contohnya : basket untuk anak kecil, bola
- Permainan ini melatih koordinasi otak, tangan, dan kaki
- Melatih keseimbangan tubuh
- Merangsang gerak motorik
- Membuat anak berolah raga, sehingga sehat dan mengurangi obesitas (kegemukan)
- Mengembangkan aspek sosial anak, karena ada sistem giliran bermain, serta memperkenalkan anak dengan menang dan kalah. Ia harus belajar bisa menerima kekalahan dan juga melatih sifat kompetitifnya.
Hal yang harus diingat saat belanja mainan:
- Batasi permainan komputer dan video game
Total waktu bermain gadget, termasuk penggunaan televisi dan komputer, harus kurang dari 1 jam per hari untuk anak-anak 2 tahun, dan dihindari bagi mereka yang lebih muda dari 2 tahun. Anak-anak di bawah 5 tahun hanya boleh diizinkan bermain dengan komputer atau video game yang sesuai dengan perkembangannya, dan idealnya harus ditemani oleh orangtua atau pengasuh.
- Jangan mudah tergiur oleh label ‘mainan edukatif’
Hati-hati, karena banyak games dan aplikasi yang diiklankan sebagai ‘permainan edukatif’, padahal sebenarnya tidak. Penelitian menunjukkan mainan berbasis tablet sebenarnya dapat menunda perkembangan sosial untuk bayi dan anak kecil, karena mereka tidak termasuk ekspresi wajah nyata, gerak tubuh, dan vokalisasi.
Artikel Terkait: 15 Jenis Mainan Jadul yang Populer, Pernahkah Parents Memainkannya?
- Jangan memilih mainan berdasarkan gender
Jenis mainan telah berubah dari waktu ke waktu. Begitu juga dengan harapan kita tentang ‘apa yang dilakukan anak perempuan’ dan ‘apa yang dilakukan anak laki-laki’. Semua anak membutuhkan kesempatan untuk mengeksplorasi peran gender dan gaya permainan yang berbeda.
Tawarkan buku-buku anak atau teka-teki yang menunjukkan laki-laki dan perempuan dalam peran gender yang tidak stereotip dan beragam. Misalnya perawat laki-laki, petugas polisi perempuan. Miliki beragam mainan untuk dipilih oleh anak 2 tahun, termasuk boneka bayi, mobil-mobilan, action figure, dan balok. Menarik ya, Parents!
Baca juga:
6 Permainan yang dianjurkan untuk anak ADHD, Parents harus tahu!
Kumpulan Permainan Melatih Motorik Si Kecil yang Sudah Siap Cetak