Bagi sebagian orang, anak adalah anugerah yang ditunggu bahkan diperjuangkan kehadirannya. Hingga banyak muncul program kesuburan yang mahal, namun tetap dilakukan agar bisa punya anak. Namun, ada saja orangtua yang tega membuang bayi hanya karena jenis kelamin bayi tersebut tidak sesuai keinginannya.
Seperti yang dilakukan oleh seorang ayah di Cina, ia tega membuang bayi perempuannya ke jurang hanya karena dia tidak senang anaknya bukan laki-laki.
Artikel terkait: Miris! Seorang ayah membuang bayinya lantaran malu punya anak banyak
Ayah tega membuang bayi ke jurang karena terlahir sebagai perempuan
Melansir dari laman Channel News Asia, seorang bayi perempuan dinyatakan hilang dari RS Magui di Gaozhou, Provinsi Guangdong, Cina. Setelah polisi melakukan penyelidikan, bukti-bukti yang mereka dapatkan mengarah pada Li, ayah si bayi.
Li pada akhirnya mengaku kepada polisi bahwa ia membuang bayi perempuannya ke jurang. Li kemudian menunjukkan lokasi di mana ia membuang bayi malang tersebut. Kepolisian segera mengerahkan timnya untuk melakukan pencarian.
Li juga mengaku, ia membungkus bayinya dengan karung nilon sebelum melemparnya ke jurang. Alasan Li melakukan hal tersebut adalah karena ia kecewa bayinya bukan laki-laki seperti yang ia harapkan.
Untungnya bayi malang yang dibuang ayahnya ke jurang tersebut berhasil selamat. Karung nilon melindunginya dari benturan, dan posisi jatuhnya pun sempat terhalang oleh dahan pepohonan. Selama 12 jam, bayi itu bertahan di dasar jurang sebelum akhirnya diselamatkan polisi.
Ayah si bayi kemudian di tahan oleh polisi sedangkan bayinya mendapatkan perawatan medis. Video saat penyelamatan bayi perempuan itu menjadi viral di Cina.
Mengapa bayi perempuan sering dianggap tak berharga?
Dalam banyak kebudayaan dan tradisi di berbagai belahan dunia, anak perempuan seringkali dianggap tak berharga. Di Cina, memiliki anak lelaki dianggap sebagai jaminan finansial di hari tua, karena saat anak lelaki dewasa, dia yang akan mengurus orangtuanya.
Selain itu, anak laki-laki dianggap bisa meneruskan nama keluarga dan jauh lebih kuat dibanding anak perempuan.
Dalam kasus ini, Li sebelumnya telah memiliki 3 orang anak, dua perempuan dan satu laki-laki. Dan dia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sehingga memicunya melakukan tindakan ekstrim tersebut. Tentu saja hal tersebut tidak bisa dibenarkan.
Masih ada jalan adopsi atau menyerahkan anak ke panti asuhan daripada harus membunuhnya dengan kejam.
Semoga kisah ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
Disadur dari artikel Sarah Voon di theAsianparent Singapura
Baca juga:
Bayi menggemaskan ini dibuang di jalan, mengapa orangtuanya tega?