Jangan takut kotor, ini 5 manfaat mengajak anak memasak bersama

Mengajak anak terjun ke dapur, siapa takut? Ini manfaatnya untuk tumbuh kembang anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada beragam cara atau aktivitas yang bisa Parents lakukan untuk menjalin hubungan semakin hangat dengan anak, misalnya memasak bersama. Para ahli menemukan, memasak dapat membantu anak mempelajari hal baru selain itu juga meningkatkan kepercayaan dirinya.

Susan Moores, MS, RD, juru bicara the American Dietetic Association menyebutkan memasak dapat mengajarkan anak tentang pola hidup sehat. Ingin ajak anak memasak bersama? Berikut ini waktu ideal mengajak anak memasak bersama.

Usia tepat mengajak anak memasak bersama

Parents bisa mengajak anak memasak kapan pun ia siap. Di usia 2 tahun, Anda bisa mengajak si kecil ke dapur dan melakukan pekerjaan ringan.

Anak berusia 2-3 tahun bisa menata meja, memeras lemon, memilih warna saat membeli perlengkapan memasak baru, memilih sayuran dan rempah segar, belajar mengaduk dan menghaluskan kentang.

Jika anak sudah berusia lebih besar, Bunda bisa memberikannya tugas yang lebih menantang namun tetap dalam pengawasan Anda. Misalnya mencuci buah dan sayur, dan menata makanan di piring.

Untuk usia lebih dari 6 tahun, anak bisa diajarkan mencampur sayuran, dan memotong bahan makanan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pastikan Parents tetap mengawasi dengan seksama apa yang dilakukan anak di dapur, dan anak melakukan apa yang mereka suka. Ditambah lagi, ada banyak manfaat yang bisa diraih jika anak terbiasa memasak bersama sejak dini.

#1 : Memasak bersama orangtua meningkatkan kemampuan dasar

Siapa sangka Bun, memasak bisa menjadi media untuk anak meningkatkan prestasinya di sekolah. Dengan memasak, kemampuan matematika si kecil akan terlatih saat mereka melakukan aktivitas seperti menghitung telur atau menimbang bahan makanan.

Di samping itu, anak turut belajar membaca dan menambah kosakata saat Parents mengajaknya membaca resep masakan bersama.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

#2 : Eksplorasi rasa

Anak mendadak pemilih dalam makanan tentu memusingkan ya, Bun. Padahal  ia membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Jangan khawatir, Bunda bisa menyiasati dengan mengajaknya memasak bersama.

Biarkan anak memanjakan lidahnya dengan rasa baru dan mencicipi makanan yang belum pernah ia coba sebelumnya. Di sini, Bunda pun bisa mengetahui makanan apa yang disukai anak dan anak belajar cara membuatnya.

#3 : Menjalin hubungan erat antara anak dan orangtua

Jika selama ini Parents terlalu sibuk dengan pekerjaan di kantor, mengapa tak meluangkan waktu untuk menyibukkan diri bersamaanak? Dapur bisa menjadi tempat yang menyenangkan untuk Anda menjalin bonding yang erat.

Saat Anda bersama anak mencuci sayuran, mengolah salad dan memanggang kue dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan agar Anda semakin kompak dengan buah hati.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

#4 : Meningkatkan kepercayaan diri

Kepercayaan diri menjadi komponen penting untuk pertumbuhan anak hingga dewasa. Memupuknya sejak dini penting untuk dilakukan, salah satunya dengan memasak bersama.

Tak hanya mengenal makanan, memasak akan mengajarkan banyak hal pada anak. Saat ia membaca resep dan mengikuti langkah yang ada di dalamnya, mencium dan mengetes rasa makanan maka saat itulah ia belajar meningkatkan rasa percaya diri.

Selain itu, kemampuan sosial anak akan ikut berkembang dalam hal perencanaan dan menyelesaikan masalah.

#5 : Media belajar pola hidup sehat

Sayuran memang menyehatkan, namun membuat anak menyukainya bisa menjadi tantangan tersendiri. Mengajak anak pergi ke dapur sejak dini bisa menjadi sarana menyenangkan untuk Bunda mengajarkan anak hidup sehat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda bisa memulainya dengan memilih bahan makanan segar di supermarket, lalu ajak si kecil berdiskusi mengapa sayuran dan ikan sangat penting untuk membuat tubuh tetap sehat. Pastikan Anda mengemasnya dengan kata yang sederhana agar anak mengerti dan tidak bosan.

 

Referensi : Kids Health, The New York Times, Tuned in Parents, Momables.com

Baca juga :

id.theasianparent.com/cara-berpikir-kritis

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan