Memahami gaya belajar anak memiliki peran yang sangat penting bagi orang tua juga buah hati kita.
Saat ia tak mampu memahami beberapa materi di sekolah pada standar yang tidak sama dengan teman-temannya. Solusi pertama yang terlintas dalam pikiran kita bisa jadi mendaftarkan si kecil pada sebuah bimbingan belajar atau menjadawalkan les privat, meski bisa jadi si kecil justru tak menginginkannya.
Permasalahan anak yang tidak memahami materi, bisa jadi terletak pada cara penyampaian materi yang digunakan. Anak memiliki kemampuan berbeda dalam menyerap informasi (dalam hal ini adalah materi pelajaran).
Hampir sebagian siswa menguasai semua hal yang mereka baca atau lihat. Sementara sebagian cukup degan mendengar saja, dan sisanya harus mengalami, kemudian menuliskan atau menggambarkan materi yang dihadapi untuk kemudian barulah mereka dapat menyerap) materi tersebut.
Kemampuan inilah yang kemudian mempengaruhi gaya belajar anak.
Beberapa gaya belajar anak
Gaya belajar anak dapat dikelompokkan menjadi 3, dan setiap gaya menuntut cara khusus sebagai solusinya.
1. Anak Visual
Anak dengan tipe ini biasanya cenderung rapi, teratur dan necis dalam berpakaian. Sebagai orang tua sering kita memujinya sebagai anak yang sangat teratur dan paling rapi dikelas. Karena ia sanggup duduk memperhatikan guru mengajar dengan baik.
Hanya saja saat dalam kelompok ia tidak begitu banyak bicara, dan ketika mendapat instruksi, ia akan menunggu teman-temannya bergerak barulah ia mengikuti. Gaya belajar anak visual adalah dengan memberikannya contoh-contoh nyata tentang materi yang diberikan.
Ketika kita bicara tentang proses terjadinya hujan, maka ajak dia untuk menjerang air dalam panci dan kemudian mengamati tetesan uap air yang jatuh dari tutup ketika suhu disekitarnya turun.
2. Anak Auditory
Gaya belajar anak auditory sangatlah unik. Saat hendak ujian, anak dengan tipe ini malah meminta kita untuk membacakan materi yang hendak diujikan.
Sementara ia dengan asik memeluk boneka Teddy atau mainan mobil kesayangannya. Meski kita sering dibuat kebat-kebit karena menganggapnya tidak serius belajar, ia sering kali berhasil membawa pulang nilai ujian yang tinggi.
Jangan berharap ia akan mengisi buku penghubung atau memperhatikan papan pengumuman di pojok kelas, karena ia lebih suka diajak ngobrol dan berbicara tentang isi pengumuman itu.
Untuk membantunya belajar cukup bicarakan materi tersebut beberapa kali (tapi jangan dalam waktu yang sama), dan ia akan mengingatnya kemudian.
Misalkan ketika melihat hujan, maka katakan padanya,”Oh, air yang menguap dari kolam itu sekarang menjadi hujan setelah titik-titik uapnya yang terkumpul di awan itu terkena angin dan menjadi dingin.”
3. Anak Kinestis-taktil
Anak dengan tipe ini hampir tidak pernah dapat berdiam diri. Ia akan menggambar atau memainkan pensilnya saat guru menerangkan. Simbol, peta, lambang adalah hal tersulit baginya.
Kita dapat memberikan padanya kartu urutan proses terjadinya hujan, acaklah kartu tersebut dan kemudian minta ia menempelkannya pada sebidang kertas atau papan tulis. Yang pengting kita bergerak dari tempat semula dia duduk. Alat peraga adalah teman belajar paling tepat bagi anak dengan gaya belajar tipe ini.
Sebagian besar anak, belajar dengan gabungan dari kedua gaya diatas, dan hanya sebagian kecil yang hanya memiliki satu gaya belajar. Untuk itu, perlu bagi kita meluangkan lebih banyak waktu guna memahami apa gaya belajar anak kita.
Baca juga
Agar anak suka Matematika, lakukan 4 tips berikut ini
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.