Di bulan Ramadhan ini, Parents tentu ingin melatih anak berpuasa. Ibadah ini memang memang bisa dikenalkan sejak dini. Namun, tidak sedikit yang bertanya-tanya usia yang ideal mengajarkan anak berpuasa. Apakah bisa dimulai sejak balita?
Perlu dipahami lebih dulu, bahwa di dalam agama pun seorang anak yang belum berusia baligh sebenarnya tidak diwajibkan untuk berpuasa. Anak baru diwajibkan puasa ketika ia sudah baligh secara syariat, yakni berusia sekitar 10 – 14 tahun.
Lalu, adakah risiko yang timbul saat melatih anak berpuasa sebelum usia baligh?
Secara umum, beberapa jurnal ilmiah menjelaskan bahwa memang sebaiknya anak di bawah usia 7 tahun jangan dulu dilatih berpuasa penuh. Penjelasan tersebut juga ditegaskan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Metabolik dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A (K).
Secara umum, dokter anak yang praktik di RS. Pondok Indah, Pondok Indah ini menjelaskan bahwa berpuasa sebenarnya mengubah kondisi tubuh seorang anak. Setelah berpuasa selama 6 jam, tubuh akan memecah cadangan gula atau glikogen dalam tubuh untuk menjaga kadar gula darah.
“Nah, semakin kecil usia seorang anak, maka cadangan glikogen pun akan semakin sedikit. Akibatnya, bayi dan balita akan lebih berisiko mengalami hipoglikemia, yaitu berkurangnya kadar gula gula darah dalam tubuh,” jelasnya.
Menurutnya, anak di bawah usia 7 tahun juga masih termasuk ke dalam kelompok yang rentan mengalami hipoglikemia saat puasa. Sehingga memang, melatih berpuasa pada anak sebaiknya dilakukan ketika ia sudah berusia 7 tahun ke atas.
“Selain itu, kelompok usia ini juga lebih rentan mengalami kekurangan cairan. Perubahan pola tidur akibat bangun sahur juga dapat berdampak pada kemampuan dia saat beraktivitas,” jelas dokter Nurul kepada theAsianparent ID.
Meski demikian, dokter Nurul juga mengungkap bahwa sebenarnya tidak ada salahnya mengenalkan anak tentang puasa sejak dini. Asalkan, latihan puasa yang diberikan anak tidak bersifat memaksa.
Artikel terkait: Anak berpuasa, perlukah vitamin untuk tingkatkan daya tahan tubuh?
Jangan memaksakan anak belajar puasa
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Dokter Spesialis Anak Meta Hanindita, Sp.A (K) dari RSUD Dr Soetomo Surabaya. Ia menjelaskan, bahwa sebenarnya tidak ada umur pasti kapan sebaiknya anak mulai diajarkan berpuasa. Namun, tidak ada salahnya juga melatih anak puasa sejak usia dini secara perlahan.
“Kalau ditanya, umur berapa? Nggak bisa dipastikan, karena perkembangan anak itu beda-beda. Tapi memang, anak di bawah 7 tahun tidak perlu dipaksakan,” ungkap dokter Meta pada acara Instagram Live theAsianparent Indonesia beberapa waktu lalu.
Perempuan yang akrab disapa Dokmet ini juga memaparkan, melatih anak puasa ini juga sebaiknya dilakukan secara bertahap. Jadi, di kecil tidak perlu langsung puasa penuh selama waktu yang diwajibkan.
“Jadi sebaiknya dimulai secara gradual, pelan-pelan. Misalnya, 4 jam dulu. Setelah itu, ditambah jadi 6 jam, terus 8 jam atau sampai full puasa. Tapi tentunya, itu pun nggak boleh dipaksa. Awalnya, sebaiknya kenalkan dulu konsep puasa itu seperti apa,” ungkapnya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melatih anak berpuasa sejak dini
Secara umum, Parents memang dianjurkan untuk mulai melatih anak puasa ketika ia sudah berusia 7 tahun. Di bawah usia itu, Anda bisa memulai untuk menjelaskan hakikat atau makna dari ibadah puasa itu sendiri.
Tentunya, penjelasan yang diberikan juga perlu diberikan secara perlahan dan menggunakan bahasa yang disesuaikan dengan usia anak. Hal ini dilakukan agar ketika anak sudah mulai belajar berpuasa, ia jadi sudah mengerti mengapa dia harus berpuasa.
Nah, bagi Parents yang sudah akan memulai melatih anak berpuasa, ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ia tetap sehat ketika belajar melaksanan ibadah tersebut.
Berikut merupakan 3 panduan penting dalam melatih puasa pada anak menurut dokter Cut Nurul yang bisa diterapkan, yakni:
-
Ajarkan secara perlahan
Untuk langkah awal, Parents bisa mengajari anak puasa mengonsumsi makanan padat, tetapi biarkan ia tetap bisa minum air putih. Hal ini dilakukan agar anak bisa beradaptasi terlebih dahulu, serta agar ia tidak dehidrasi karena kekurangan cairan.
Dokter Nurul menjelaskan, “Izinkan mereka tetap minum dulu. Ini untuk menghindari anak kekurangan cairan, terutama bila cuaca sedang panas.”
“Ajarkan juga berpuasa makanan padat selama 6 jam dulu. Dengan pola ini, anak akan bisa belajar menahan lapar. Setelah itu, Anda juga bisa mulai mengajarinya menahan haus. Dalam tahap ini, umumnya anak masih dapat menoleransi tidak minum selama 2 – 4 jam,” ungkapnya.
Sementara dr. Meta mengingatkan, usia anak umumnya membutuhkan cairan sebanyak 8 gelas sehari.
-
Berikan asupan gizi yang seimbang
Saat melatih anak berpuasa, pastikan si kecil mengonsumsi makanan bernutrisi agar kebutuhan gizinya tetap seimbang. Berikan makanan bergizi saat sahur dan berbuka, yakni makanan yang mengandung makronutrien dan mikronutrien.
Lebih lanjut, makronutrien yang dimaksud adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan jenis mikronutrien adalah kebutuhan vitamin dan mineral.
“Misalnya, berikan makanan yang mengenyangkan pada saat sahur yang mengandung karbohidrat komples, protein, dan lemak. Berikan juga susu yang merupakan sumber zat gizi lengkap untuk anak saat sahur dan berbuka,” jelas dokter Nurul.
Artikel terkait: 11 Asupan penting yang perlu dikonsumsi si kecil agar sehat dan kuat berpuasa
-
Berikan semangat dan dukungan, bukan paksaan
Salah satu langkah penting mengajarkan puasa pada anak adalah mendukungnya sepenuh hati tanpa ambisi. Jangan paksa anak untuk langsung bisa berpuasa penuh. Berikan waktu baginya untuk beradaptasi dalam menjalankan ibadah ini.
Tidak lupa, Parents juga perlu memberikan ia semangat. Jangan ragu juga untuk berterima kasih pada si kecil ketika ia berhasil menahan lapar dan haus.
-
Selalu pantau kondisi kesehatan anak
Saat berpuasa, Parents juga dianjurkan untuk selalu memantau kondisi anak. Dokter Nurul menjelaskan, “Awasi juga tanda bahaya apakah anak dehidrasi atau mengalami hipoglikemia saat puasa. Segera sudahi puasa bila anak tidak sanggup melanjutkan.”
“Jangan memaksakan. Karena pada saatnya, anak akan terbiasa berpuasa Ramadhan secara perlahan tapi pasti,” pungkas dr. Nurul.
Artikel terkait: Ramadhan tiba, ajarkan 7 makna puasa ini pada si kecil, yuk!
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melatih anak berpuasa. Selalu ingat, jangan memaksakan anak untuk bisa melaksanakan kewajiban ini. Berikan pemahaman mengenai hakikat puasa sebagai bentuk pengenalan.
Setelah itu, barulah ajarkan ia berpuasa secara perlahan. Biarkan si kecil beradaptasi terlebih dulu sampai ia terbiasa melakukan ibadah puasa secara penuh, ya, Parents.
***
Baca juga:
Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!