Ibu hamil dengan mata minus tidak bisa melahirkan normal? Ini faktanya!

Benarkah ibu yang memiliki mata minus tidak boleh melahirkan secara normal? Simak penjelasannya di sini, yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Gimana, nih, saya kok, khawatir ya nanti nggak bisa melahirkan normal karena kondisi mata minus. Sebenarnya, masih ada tidak, sih, kesempatan untuk ibu hamil dengan angka minus tinggi untuk melahirkan normal?"

Siapa di antara Bunda yang memiliki pertanyaan serupa seperti di atas?

Menjelang persalinan, Bunda yang memiliki mata minus mungkin merasa ragu saat ingin melahirkan secara normal. Pasalnya, orang dengan permasalahan tersebut disebut tidak boleh melahirkan secara normal karena berisiko mengalami kebutaan.

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya pun melakukan wawancara dengan dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG(K), MSc dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah.

Artikel terkait: Mungkinkah Melahirkan Normal Setelah Operasi Caesar?

Beberapa fakta mengenai mata minus dan melahirkan normal

Mata minus, dalam istilah medis dikenal sebagai miopi, sebuah jenis gangguan penglihatan yang membuat penderitanya kesulitan melihat benda dari jarak jauh. Kondisi ini juga busa disebut dengan sebagai rabun jauh.

Umumnya, hal tersebut diakibatkan oleh adanya kelainan pada bola mata. Kondisi ini menyebabkan cahaya dari luar jatuh di depan retina mata, tidak tepat di retina mata. Sehingga hal tersebut pun menyebabkan penglihatan cenderung buram saat melihat dari jarak jauh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Risiko melahirkan normal bagi penderita miopi

Saat melahirkan normal, Bumil perlu mengejan sebagai usaha untuk melahirkan bayi. Tentunya, mengejan juga membutuhkan usaha yang tidak mudah.

Usaha mengejan tersebut dapat meningkatkan tekanan pada beberapa otot tubuh, termasuk pada bola mata. Sehingga hal ini dapat berisiko merusak struktur yang ada di dalam mata.

Sementara itu, seseorang yang mengalami miopi, terutama dengan minus tinggi, dinilai berisiko mengalami komplikasi. Seperti terbentuknya pembuluh baru di retina yang rentan mengalami pendarahan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat melahirkan normal, penderita miopi juga dikhawatirkan rentan mengalami kerusakan retina akibat tekanan yang didapatkan saat mengejan.

Seperti yang dilansir dari laman Alodokter, saat proses melahirkan normal, pembuluh baru yang ada di retina berisiko pecah dan menimbulkan perdarahan pada retina. Kerusakan strukur retina yang terjadi sebelumnya juga dikhawatirkan dapat menyebabkan retina robek saat melahirkan.

Nah, hal tersebutlah yang dinilai berisiko sehingga ibu hamil dengan miopi memiliki banyak pertimbangan tersendiri saat ingin melahirkan secara normal.

Lalu, apakah ibu hamil dengan mata minus masih bisa melahirkan normal?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Meski demikian, anggapan bahwa ibu hamil yang memiliki miopi dilarang melahirkan secara normal juga dinilai kurang tepat. Pasalnya, hal tersebut belum bisa dibuktikan secara medis dan masih kontroversial di kalangan para ahli.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di National Institute of Health menjelaskan, seorang ibu dengan miopi mungkin saja bisa melahirkan normal.

Penelitian tersebut dilakukan pada 10 perempuan yang memiliki penurunan gangguan penghilatan, sampai pada mereka yang memiliki riwayat retina lepas atau ablasio retina. Namun, penelitian tidak menemukan adanya masalah pada retina mata saat ibu hamil dengan miopi melahirkan secara normal.

Di sisi lain, penelitian berbeda juga memberikan kuisioner kepada 74 ahli kandungan mengenai hal ini. Berdasarkan jawaban yang didapatkan, penelitian menjelaskan bahwa 76% dokter menganjurkan ibu hamil yang memiliki miopi tinggi melahirkan secara caecar atau dengan alat bantu. Sedangkan yang lainnya, menyarankan agar ibu hamil yang memiliki miopi bisa saja tetap melahirkan secara normal.

Artikel terkait: 9 Kondisi ini mengharuskan Bunda melahirkan caesar

Dari kedua penelitian tersebut pun pada akhirnya bisa ditarik sebuah simpulan, bahwa ibu hamil yang memiliki miopi sebenarnya masih tetap bisa melahirkan secara normal. Namun, perlu diingat juga bahwa kondisi setiap individu tentu saja berbeda-beda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artinya, konsultasi dengan dokter mata maupun dokter kandungan merupakan langkah penting yang perlu dilakukan sebelum mengambil keputusan. Agar ke depannya, Bunda bisa mendapat gambaran pasti untuk mempertimbangan cara melahirkan terbaik sesuai kondisi kesehatan.

Kepada theAsianparent ID, dr. Kanadi Sumapraja, Sp.OG(K), MSc dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Inda juga menjelaskan, biasanya ibu hamil yang memiliki minus berat seperti 4 atau 5 ke atas, memang disarankan langsung berkonsultasi dulu ke dokter mata.

“Kebijakan mempertimbangan cara melahirkan yang tepat untuk ibu dengan miopi sebenarnya ada dari dokter mata. Dokter mata harus melihat ibu hamil itu minusnya berapa. Biasanya, orang dengan minusnya berat, dia sudah mendapatkan warning dari dokter mata. Tapi kalau minusnya rendah, cuma setengah atau satu, mungkin tidak perlu,” ujarnya.

Artikel terkait: Amankah pakai obat tetes mata saat hamil? Ini penjelasannya!

Beberapa hal yang dapat dilakukan

Maka, bagi Bunda yang memiliki miopi, berikut merupakan langkah yang bisa dilakukan untuk menemukan keputusan terbaik terkait persalinan, di antaranya adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Berkonsultasi dengan dokter mata mengenai kondisi miopi yang dialami. Seberapa tinggi minus yang dimiliki. Apakah bisa melahirkan secara normal, atau pun dianjurkan untuk melakukan caesar.
  • Rutin memeriksa kondisi mata selama kehamilan. Pasalnya, selama kehamilan bisa saja minus meningkat.
  • Berkonsultasi dengan dokter mata dan juga dokter kandungan untuk mengetahui beberapa kemungkinan risiko yang terjadi jika melahirkan secara normal. Serta untuk berdiskusi mengenai metode melahirkan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan Bunda.

Perlu diingat, melahirkan secara normal maupun caecar sebenarnya sama baiknya, kok, Bun. Keduanya memiliki manfaat dan risikonya masing-masing, disesuaikan dengan kondisi kesehatan Bunda dan janin.

Maka, jangan ragu untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang bersangkutan untuk mendapat keputusan terbaik, ya.

Semoga bermanfaat!

***

Referensi: Alodokter, Hello Sehat

Baca juga:

id.theasianparent.com/infeksi-mata-pada-bayi