Bintitan merupakan salah satu masalah kesehatan mata yang dapat terjadi pada anak. Bagaimana gejala dan cara mengobati mata bintitan pada anak? Berikut informasi selengkapnya.
Bintitan merupakan salah satu keluhan mata yang cukup sering terjadi, termasuk pada anak-anak. Dalam dunia medis, istilah ini disebut dengan hordeolum. Hordeolum merupakan kondisi di mana terdapat benjolan pada kelopak mata yang terasa nyeri dan disertai tanda peradangan.
Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, usia, maupun ras. Pada anak, bintitan biasanya berhubungan dengan adanya penyakit lain seperti dermatitis.
Artikel Terkait: Hindari Kerusakan Mata Anak Sejak Dini, Ikuti 6 Tips Kesehatan Mata Berikut
Penyebab dan Jenis Mata Bintitan pada Anak
Bintitan atau hordeolum umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri dan yang paling sering adalah akibat Staphylococcus. Infeksi terjadi pada kelenjar di kelopak mata akibat adanya sumbatan pada kelenjar-kelenjar di area tersebut.
Berdasarkan jenis kelenjar yang terkena dan lokasinya, hordeolum dibagi menjadi dua jenis, yakni:
-
Hordeolum eksterna
Hordeolum eksterna disebabkan oleh sumbatan pada kelenjar Zeis atau Moll pada kelopak mata. Sumbatan tersebut terjadi pada garis bulu mata (lash line) sehingga benjolan akan tampak di sebelah luar kelopak mata.
-
Hordeolum interna
Hordeolum interna disebabkan oleh sumbatan pada kelenjar Meibom dan benjolan terbentuk mengarah ke permukaan bagian dalam dari kelopak mata.
Baik hordeolum eksterna maupun interna dapat terjadi pada kelopak mata atas maupun bawah.
Gejala Bintitan
Umumnya, mata bintitan pada anak mudah dikenali melalui benjolan di kelopak mata yang terlihat jelas.
Selain itu, beberapa gejala bintitan lain yang dapat terjadi pada anak adalah:
- Benjolan tampak berwarna kemerahan dan terasa nyeri saat ditekan
- Ada rasa mengganjal pada kelopak mata
- Kelopak mata tampak bengkak
- Pada hordeolum interna, benjolan akan tampak jelas saat kelopak dibuka
- Dapat disertai mata berair dan mudah silau saat terkena cahaya
- Jarang disertai gangguan penglihatan
Gejala-gejala di atas biasanya terjadi secara perlahan dan semakin progresif (memberat). Meski tidak berbahaya, adanya bintitan kerap mengganggu penderitanya, khususnya karena rasa nyeri yang ditimbulkan.
Untuk mendiagnosis bintitan pada anak, dokter akan melakukan wawancara serta pemeriksaan fisik, dalam hal ini pemeriksaan mata. Dokter akan memastikan tidak ada riwayat terkena atau tertusuk benda asing pada mata. Benjolan pada bintitan biasanya muncul tanpa didahului cedera.
Bila didapati keluhan seperti pandangan kabur, anak akan menjalani pemeriksaan tajam penglihatan serta penilaian pada bagian kornea mata untuk memastikan ada tidaknya iritasi pada bagian tersebut.
Umumnya, tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk kasus bintitan pada anak. Pemeriksaan ini baru akan dilakukan bila anak mengalami komplikasi dari hordeolum akibat infeksi yang meluas. Misalnya pada kondisi selulitis orbital (peradangan di jaringan bawah kulit sekitar mata) serta abrasi kornea (rusaknya jaringan kornea mata).
Artikel Terkait: Mata anak bengkak? Jangan panik, ini cara jitu mengatasinya
Kondisi yang Mirip Bintitan pada Anak
Salah satu kondisi yang mirip dengan bintitan adalah kalazion. Sekilas melalui tampilannya, kalazion tampak serupa dengan bintitan pada umumnya, yakni benjolan pada kelopak mata. Hanya saja, pada kalazion benjolan tersebut tidak mengalami tanda-tanda peradangan akut sehingga tidak ada rasa nyeri dan tidak tampak kemerahan. Benjolan pada kalazion terjadi berminggu-minggu tanpa ada rasa nyeri.
Cara Mengobati Bintitan pada Anak
Secara umum, bintitan pada anak merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Dalam satu hingga dua minggu, kondisi peradangan akan berangsur membaik. Akan tetapi, Anda dapat melakukan kompres hangat untuk membantu mengurangi keluhan.
Kompres hangat dapat membantu mengatasi sumbatan kelenjar di kelopak mata sehingga nanah akibat infeksi lebih mudah keluar. Berikut langkah-langkah mengompresnya:
- Siapkan waslap yang telah dibasahi dengan air hangat.
- Tempelkan pada kelopak mata anak selama 10-15 menit. Lakukan pengompersan sebanyak 3-5 kali sehari.
- Setelah dikompres, lakukan pijatan lembut menggunakan jari yang bersih di area tersebut untuk mengoptimalkan pembersihan saluran dari sumbatan kelenjar.
- Ingat untuk tidak memecahkan benjolan dan mencoba mengeluarkan nanah dari benjolan karena hal tersebut hanya akan memperberat kondisi infeksi.
Apabila dengan kompres hangat kondisi bintitan belum membaik, Anda dapat berkonsultasi ke dokter. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik salep untuk bagian yang terinfeksi.
Bila bintitan tidak juga membaik dengan pengobatan atau benjolan pada kelopak tampak semakin membesar dan mempengaruhi penglihatan anak, segera kembali berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah terjadi komplikasi tertentu atau perluasan infeksi dari bintitan tersebut.
Bintitan pada anak pada umumnya dapat dicegah dengan menjaga kebersihan area mata. Ajari anak untuk tidak memegang atau mengucek area mata menggunakan tangan, khususnya tangan yang belum dicuci. Selain itu, bimbing juga si Kecil untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dengan langkah yang tepat.
Jadi, sudah tidak perlu panik jika melihat bintitan pada anak, ya, Parents!
Baca juga :
Amankah pakai obat tetes mata saat hamil? Ini penjelasannya!
Mata Juling pada Bayi: Penyebab, Gejala, Diagnosis, hingga Jenisnya
Keajaiban terjadi saat Anda bertatapan dengan bayi Anda yang manis!