Di masa pandemi dan menjalani fase new normal, masker menjadi benda yang sangat penting bahkan wajib dipakai. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun menggunakan masker untuk melindungi agar tidak terpapar Virus Corona. Namun, baru-baru ini asosiasi dokter di Jepang menyebut menggunakan masker tidak cocok untuk anak.
Masker tidak cocok untuk anak di bawah usia dua tahun
Asosiasi Pediatrik (dokter anak) Jepang memperingatkan orang tua bahwa masker terlalu berisiko untuk bayi dan balita terutama anak di bawah usia dua tahun. Pasalnya, masker dapat membuat mereka sulit bernapas dan meningkatkan risiko tersedak.
“Masker dapat membuat sulit bernapas karena bayi memiliki saluran udara yang sempit,” kata asosiasi itu mengutip Reuters, Selasa (26/5/2020).
“Mari kita hentikan penggunaan masker untuk anak di bawah dua tahun,” kata asosiasi dalam sebuah pemberitahuan di situs webnya.
Selain Asosiasi Pediatrik Jepang, Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC) dan Akademi Pediatri Amerika juga mengatakan hal serupa, bahwa anak-anak di bawah usia dua tahun tidak boleh memakai masker dari kain.
Risiko penggunaan masker pada anak di bawah 2 tahun
Menurut Nation Wide Childrens, penggunaan masker pada anak usia dua tahun ke bawah juga tidak disarankan, hal ini dikarenakan:
- Saluran udara bayi lebih kecil, sehingga bernapas melalui masker membuat lebih sulit. Menggunakan masker pada bayi dapat meningkatkan risiko mati lemas.
- Pemakaian masker lebih sulit untuk bernapas. Dalam posisi ketat akan memberi mereka lebih sedikit akses ke udara, dan posisi longgar tidak memberikan banyak perlindungan.
- Jika mereka mengalami kesulitan bernapas, bayi tidak dapat melepaskan topengnya sendiri dan bisa mati lemas.
- Balita atau anak kecil yang memakai masker kemungkinan akan mencoba melepasnya, serta lebih banyak menyentuh wajah mereka.
- Tidak ada masker N95 yang disetujui untuk anak kecil.
Artikel terkait: Ada jadwal imunisasi anak saat pandemi corona? Ini yang wajib Parents tahu!
Jika masker tidak cocok untuk anak, apa yang harus Parents lakukan untuk melindungi si kecil?
Dr. Arifianto memberi saran akan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan anak usia di bawah 2 tahun untuk terlindung dari infeksi Virus Corona.
Menurutnya, daripada memakaikan face shield pada bayi, ada baiknya jika jika bayi diberi perlindungan dengan ditempatkan di lingkungan yang aman dan jauh dari penyebaran Virus Corona, rumah misalnya.
Selain itu, yang lebih penting adalah mengondisikan lingkungan sekitarnya agar virus tidak masuk ke saluran napas bayi. Orang dewasa yang pakai masker. Cuci tangan dan tidak menyentuh wajah.
“Sebisa mungkin di rumah saja dan hanya ke luar rumah saat mendesak, misalnya ketika kunjungan Imunisasi. Inipun harus temu janji, dadakan datang langsung suntik. Tempat yang dituju juga sudah mengatur kunjungan.” papar dr. Arifianto.
“Ajari anak-anak cuci tangan dan menghindari menyentuh wajah. Pastikan permukaan yang mereka sentuh sudah dibersihkan.” tambahnya.
Bayi baru lahir rentan terhadap penyakit karena sistem imun yang masih lemah. Sistem kekebalan bayi belum matang hingga sekitar 2 sampai 3 bulan. Dalam beberapa bulan pertama, sistem kekebalan tubuh, terutama kekebalan yang diperantarai sel menjadi lebih berkembang.
Karena alasan tersebut, banyak orang dewasa yang memakaikan face shield pada bayi sebagai upaya pencegahan bayi terinfeksi virus corona. Bahkan, beberapa waktu lalu sempat diberitakan salah satu Puskesmas di Jakarta Timur secara suka rela memproduksi face shield untuk para bayi yang baru lahir.
Namun, apakah pemakaian face shield pada bayi tidak mengancam keselamatannya alih-alih mencegah sang bayi dari virus corona?
Artikel terkait: Persalinan saat pandemi COVID-19, ini yang perlu Bunda persiapkan
Penggunaan face shield pada bayi juga tidak disarankan
Dalam hal ini, seorang dokter spesialis anak, dr. Arifianto, Sp.A, menyebutkan pemakaian face shield pada bayi justru bisa menghalang keluar masuknya oksigen.
“Meskipun tampak cukup longgar, tetap ada risiko halangan keluar masuknya udara (oksigen). Padahal bayi kecil sangat mengandalkan pertukaran oksigen lewat paru-parunya yang tak boleh terhalang.” tulis dr. Arifianto, dikutip dari cuitannya (@dokterapin), Senin, (4/5/20).
Tak hanya itu, dr. Arifianto juga menjelaskan, penggunaan masker di bawah usia dua tahun juga tidak diperlukan.
“Risiko kekurangan oksigen karena terhalang masker. Tapi kalau terlalu longgar, proteksi berkurang. terlalu rapat, menyulitkan napas” sambungnya terkait masker tidak cocok untuk anak.
Baca juga:
Waspada defisiensi imun yang bikin gampang sakit, ini gejalanya!