Tidak bisa berdamai dengan masa lalu suami, Bunda ini ceritakan kekhawatirannya

"Bagaimana ya, bun, cara agar kita bisa berdamai dengan masa lalu pasangan maupun diri sendiri?" tanya sang bunda

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bunda pernah mendengar atau mengetahui masa lalu suami yang kelam? Sebuah kondisi atau peristiwa yang bisa saja membuat Bunda merasa khawatir dan was-was menjalani pernikahan?

Setidaknya, hal inilah yang dialami oleh salah seorang Bunda komunitas TheAsianparent Indonesia yang baru mengetahui masa lalu suami.

Dalam aplikasi theAsianparent, Bunda yang tidak ingin diketahui identitasnya ini menceritakan kisahnya di forum diskusi, terkait dengan pengalaman masa lalu bersama mantan kekasih. Ketakutannya tersebut rupanya kembali muncul tatkala ia baru mengetahui masa lalu suami ketika menikah.

”Pengalaman pahit membuatku khawatir akan masa lalu suami”

“Halo bun, perkenalkan saya seorang istri umur 23 taun. Saya sama suami beda 10 tahun (lebih tua suami). Saya mau minta pendapat bunda, mungkin pengalaman bunda sudah lebih banyak dibanding saya yang baru menikah selama 2 tahun.

Jadi bun, dulu ini saya sebenarnya punya pacar (sekarang sudah jadi mantan ya). Beda 3 tahun lebih tua dibanding saya. Jujur saja bun, saya tipe perempuan yang nggak pernah neko-neko, sama mantan pacar saya ini saya niat serius.

Tapi ternyata Allah sayang sama saya. Allah Maha Baik menunjukkan saya kalo dia bukan laki laki yang terbaik buat saya. Ya, saya ditinggal tanpa alasan yang jelas, ternyata dia balikan sama mantan pacarnya. Dunia saya rasanya berantakan banget waktu itu, maklum masih umur 20 tahun, masih labil, hehe.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait : Benarkah suami penyebab stres ibu dua kali lipat dibandingkan anak? Suami wajib tahu!

Sang suami selalu ada sejak dulu

Dan suami saya ini selalu ada buat saya, bahkan sudah ngejar-ngejar saya dari sebelum saya jadian sama mantan pacar saya.

Tapi sayangnya saya nggak memilih dia waktu itu, selama saya patah hati pun suami saya selalu ada, sampai semua biaya hidup saya dulu dia yang tanggung. Termasuk makeup, pulsa, dan jajan saya (padahal dulu saya juga kerja dengan gaji yang lumayan).

Dia berkali-kali minta saya jadi istrinya tapi saya tolak (dia duda, bahkan sudah ngejar-ngejar saya sebelum akta cerainya keluar dulu). Lambat laun saya luluh, jalan setahun, lalu menikah.

Artikel Terkait : Tips suami siaga, ini persiapan menjelang persalinan yang perlu Ayah ketahui!

Banyak mengetahui masa lalu suami setelah menikah

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Permasalahannya setelah menikah saya jadi banyak tahu soal masalalu suami saya pernah deket sama perempuan sebut aja si A. Si A ini temen kerja suami saya sewaktu bujangan, bahkan suami saya juga berteman baik sama suami si A ini.

Tapi ternyata suami saya dan si A ini sama-sama nyaman. Sampe akhirnya si A hamil di luar nikah akhirnya menikah dengan pacarnya yang sekarang jadi suaminya (dia nggak pernah ngapa ngapain sama suami saya).

Tapi bun, saya seperti jijik sama suami saya sendiri setiap saya tahu si A hubungi suami saya. Saya jijik, kaya nggak bisa terima masa lalu suami saya. Saya merasa ditipu karena tahu segalanya setelah nikah.

Dulu waktu masih pacaran suami saya tutup tutupin terus padahal si A ini sering DM suami saya. Sampe puncaknya setelah nikah dia berani WA suami saya dan suami takut saya tahu, makanya langsung diblokir nomer si A ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memiliki ketakutan berlebih

Saya harus gimana bun buat damai sama keadaan? Saya ngerasa jijik sama suami saya, sama masa lalunya. Karna saya merasa berhak dapat pasangan yang baik.

Dan masalah kedua, tiap saya ada problem sama suami tapi yang saya ingat mantan pacar saya dulu lagi, saya suka jadi tiba tiba nangis.

Saya selalu merasa berdosa sama suami, padahal saya sudah menikah tapi kenapa tiap merasa sedih saya selalu ingat mantan pacar saya (padahal dengar kabarnya saja udah nggak pernah).

Capek rasanya. Saya nggak tahu harus cerita sama siapa. Saya kaya ada trauma setelah ditinggal mantan pacar saya dulu bun, jadi saya susah percaya sama suami saya.

Jadi saya pikir semua laki-laki sama. Saya selalu ketakutan ditinggal lagi bun. Makannya saya sama suami sering ribut karna ketakutan saya yang dianggap berlebih,” papar sang Bunda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Masa suami membuat timbulnya rasa insecure

Menjalani pernikahan tentu saja tak hanya melulu menjalankan momen indah dan menyenangkan. Namun juga bagaimana bisa mengatasi konflik yang muncul.

Ketika pasangan suami istri dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan, termasuk timbulnya insecurity. Kondisi ini tentu saja perlu diselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak.

Insecurity bisa diartikan sebagai 'bayangan hitam' yang menghantui hubungan, tak dalam terkecuali pernikahan.

Saat insecurity ini timbul, termasuk ketika mengetahui masa lalu pasangan, adalah hal yang wajar dirasakan. Memiliki pengalaman pahit, nyatanya memang bisa menjadi penyebab seseorang memiliki persepsi irasional terhadap dirinya atau orang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Insecurity dalam hubungan ini ada beberapa jenis, salah satunya adalah kecemburuan. Suatu hal yang paling sering dialami oleh semua pasangan.

Jika kondisi ini sedang Anda alami, sebenarnta ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

1. Insecure tidak akan menyelesaikan masalah, justru hanya membuat hubungan semakin runyam. Oleh karena itu, sadarilah bahwa jika dibiarkan terus menerus, hal ini justru akan merusak hubungan.

2. Tidak perlu berasumsi atau menduga-duga. Hal ini justru hanya akan memperburuk situasi. Hal yang justru perlu dilakukan adalah mengomunikasikannya secara terbuka dengan pasangan. Serta percaya dengan diri sendiri, termasuk pasangan Anda.

3. Jika kondisi insecure sudah sangat mengganggu dan tidak bisa diselesaikan, maka tak ada salahnya untuk bisa dapat ke tenaga ahli yang bisa membantu dalam menyelesaikannya

Dilansir dari Klik Dokter, dr. Nadia Octavia mengungkapkan kunci dari berdamai dengan masa lalu tersebut ialah dengan menoleransi dan memaafkan. Tentu, hal tersebut bukan hal yang mudah. Diperlukan jiwa besar untuk menghadapi rasa sakit yang pernah terjadi.

Namun, menurutnya hal tersebut perlu dilakukan agar kesehatan fisik bisa terjaga. “Memaafkan dapat mengurangi risiko depresi, kecemasan, dan masalah kejiwaan lainnya. Sementara itu, orang yang mudah dendam cenderung mengalami risiko depresi berat dan post traumatic stress disorder (PTSD) lebih tinggi,” pungkasnya dr. Nadia.

Semoga kita bisa menjadi seseorang yang berjiwa besar untuk memaafkan diri sendiri maupun orang lain di masa lalu, ya.

Baca Juga :

id.theasianparent.com/suami-yang-romantis

 

 

Penulis

nisya