Cerita Masa Kecil Cristiano Ronaldo, Diejek Karena Profesi Sang Ayah

Sebelum mencapai kondisi hari ini, ada kisah masa lalu yang harus Ronaldo lalui.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai seorang sosok megabintang dunia, Cristiano Ronaldo terlihat memiliki segalanya. Kenyataannya, hidupnya pun sempat punya kisah pilu di masa kecilnya dulu. Masa kecil Cristiano Ronaldo bisa dibilang cukup memprihatinkan.

Cristiano Ronaldo adalah salah satu pesepakbola terhebat yang pernah ada. Lima trofi Ballon d’Or adalah bukti kehebatannya sebagai pesepakbola. Ia pernah menguasai Inggris, Spanyol, dan kini Italia. Gelar juara Piala Eropa 2016 pun ia raih bersama timnas Portugal. 

Kendati mengagumkan di atas lapangan, tapi siapa sangka catatan Ronaldo di dunia pendidikan kurang mengesankan. CR7 bahkan tidak lulus sekolah menengah. 

Semasa sekolah, pemain kelahiran Funchal, Portugal, itu sangat populer di kalangan pelajar lain di sekolah, tetapi tidak dengan para gurunya. Bagi guru-guru, Cristiano Ronaldo mungkin dicap sebagai siswa bengal. 

Kenangan terburuknya saat duduk di bangku sekolah adalah dikeluarkan dari sekolah ketika masih 14 tahun. Cristiano Ronaldo terpaksa melakukan itu karena sang guru menghina keluarganya yang miskin. 

Melansir dari beberapa sumber, berikut kisah masa kecil Cristiano Ronaldo yang menjadi titik balik dari untuk kesuksesan dirinya sekarang.

Artikel terkait: Tak Bertato dan Family Man, Ini 10 Fakta Menarik Cristiano Ronaldo

6 Potret Masa Kecil Cristiano Ronaldo

1. Berasal Dari Komunitas Miskin di Madeira, Portugal

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di salah satu lingkungan termiskin di Funchal, ibu kota Madeira, sebuah kepulauan Portugis yang otonom di Atlantik di lepas pantai Afrika. 

Ibunyanya, Dolores Aveiro, adalah seorang juru masak dan ayahnya, José Dinis Aveiro, seorang tukang kebun di kota. Mengingat berbagai kesulitan yang dihadapi keluarga sebelum Ronaldo lahir, Dolores mempertimbangkan untuk mengaborsi kehamilan.

Ya, Ronaldo sempat menjadi ‘anak yang tidak diinginkan’. Tetapi seperti yang dia katakan dalam film dokumenter 2015 “Ronaldo”, iman Katoliknya mencegahnya untuk melakukannya.

2. Diejek Karena Pekerjaan Sang Ayah

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika Ronaldo bermain untuk tim yunior pertamanya Andorinha, sang ayah, Jose Dinis Aveiro harus bekerja sebagai kit man yang bertugas merapikan ruang ganti dan harus mencuci semua perlengkapan pemain. 

Aveiro mendapatkan pekerjaan itu karena Ronaldo bermain untuk tim tersebut. Tapi Ronaldo justru diejek rekan-rekan setimnya karena profesi sampingan ayahnya untuk menambah penghasilan sebagai tukang kebun. 

3. Kehilangan Ayahnya Akibat Minuman Keras

Eks Real Madrid tersebut menyebut salah satu penyesalan terbesar dalam kehidupannya adalah meninggalnya sang ayah karena pengaruh alkohol. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sang ayah meninggal tepat pada tahun 2005 karena penyakit liver, dimana saat itu Ronaldo masih berumur 20 tahun dan baru menjalani tahun keduanya bermain bersama Manchester United. 

“Saya benar-benar tidak mengetahui kondisi ayah saya 100 persen semasa waktu itu,” jujur Ronaldo. “Ternyata dia pemabuk, saya tidak pernah berbicara dengannya seperti percakapan biasa. Hal itu begitu sulit kami lakukan,” bebernya. 

Artikel terkait: Cara Diet Cristiano Ronaldo yang Membuatnya Masih Hebat di Usia 36 Tahun

4. Dulunya Anak Sensitif yang Dijuluki ‘Si Cengeng’

Walaupun Cristiano Ronaldo mungkin memiliki reputasi sebagai orang yang angkuh dan arogan, dia tidak selalu seperti itu. 

Seperti yang dikatakan Ricardo Santos, mantan rekan setimnya di CF Andorinha, “Yang saya ingat tentang dia adalah bahwa dia adalah anak yang rendah hati. Dan ketika dia tidak menguasai bola, dia menangis. Ketika rekan satu timnya bertarung, dia menangis. Cristiano sangat suka menang. Ketika itu tidak terjadi, Ronaldo menangis. Sedemikian rupa sehingga dia mendapat julukan ‘cengeng.'”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ronaldo tidak takut dengan sisi sensitif dalam dirinya. “Saya memiliki banyak air mata yang tersisa… senang menangis… Saya telah banyak menangis. Orang-orang yang mengenal saya atau bekerja dengan saya tahu,” katanya.

5. Putus Sekolah Pada Umur 14 Tahun untuk Fokus Pada Karier Sepak Bola

Setelah bermain untuk akademi sepak bola pemuda Sporting selama dua tahun, Cristiano Ronaldo merasa siap untuk bermain semi-profesional. 

Sementara keterampilan menggiring bola dan kecepatannya mengesankan banyak orang, kemampuannya di sekolah tidak, meskipun dia populer di kalangan mahasiswa. 

“Saya tidak kaya tapi saya tidak tertarik sekolah. Saya dikeluarkan setelah saya melemparkan kursi ke guru. Kenapa? Karena dia tidak menghormati saya,” kata Ronaldo.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Intip Sumber Kekayaan Cristiano Ronaldo, Atlet Terkaya di Dunia

6. Jauh Dari Rumah

Saat berumur 11 tahun, Ronaldo bergabung dengan akademi Sporting Clube de Portugal di ibukota Portugal. Ia pun harus meninggalkan keluarga untuk menempuh mimpi ke kota yang berjarak sekitar 972 kilometer tersebut. 

“Saya menangis hampir setiap hari karena rasanya seperti pindah ke negara lain,” tutur Ronaldo.

Parents, itulah kisah masa kecil salah satu atlet tersukses di dunia, Cristiano Ronaldo. Kini, Ronaldo dapat berbahagia karena semua pengorbanan masa kecilnya terbayar lunas dengan menjadi pesepak bola profesional. Sangat inspiratif bukan?

Baca juga:

6 Potret Masa Kecil Joanna Alexandra, Mirip Sekali dengan Anak-anaknya Saat Ini

Profil Yeremia Rambitan, Atlet Badminton yang Alami Cedera di Indonesia Open 2022

Joe Taslim, Sejak Kecil Hidup Serba Terbatas, Hingga Kini Jadi Aktor Laga Papan Atas