Di era digital seperti sekarang, kita sudah tidak asing lagi dengan platform yang bernama youtube. Dari kegiatan bekerja, belajar, olahraga, hingga istirahat pun, youtube tak jarang kita gunakan untuk membantu kita merelakskan pikiran hingga akhirnya terlelap tidur. Demikian juga dalam kegiatan merawat anak. Sering kali kita, khususnya saya pribadi menggunakan youtube untuk mempermudah pekerjaan saya.
Youtube sendiri sebagai salah satu platform yang digunakan di seluruh dunia telah meraih peringkat kedua setelah facebook , jika dilihat dari jumlah penggunanya.
Lebih serunya lagi, data dari youtube menyatakan, bahwa pengguna terbanyak youtube adalah kalangan Millenial dan generasi Z atau Zellinial. Bagaimana dengan generasi anak-anak dari generasi Millenial atau yang sering di sebut generasi Alpha?
Lebih spektakuler lagi, karena data dari youtube pemutaran terbanyak hingga 9 miliar kali adalah video Baby Shark dan Jhony-Jhony Yes Papa.. Tentu video-video itu para konsumennya tak lain dan tak bukan adalah anak-anak generasi Alpha, yang saat ini berada di usia sekitar 0-10 tahun. Termasuk anak saya sendiri.
Bak pisau bermata dua, youtube sebagai platform besar di dunia ini, tentu memiliki sisi positif dan sisi negatif. Seperti yang dijelaskan pada beberapa penilitian, youtube memiliki dampak negatif seperti pada sisi psikis, emosi anak menjadi tidak stabil akibat video yang ditonton berubah-ubah. Pada sisi kesehatan berdampak pada mata yang terkena radiasi atau menjadi kering.
Di sisi sosial, anak menjadi terganggu saat berkomunikasi dengan teman-temannya karena terbiasa pasif menonton video. Bahkan speach delay pun mengancam anak akibat terpapar yputube terlalu sering. Begitu pula di sisi ekonomi, akan lebih menghabiskan kuota data yang memerukan anggaran dana.
Manfaat Youtube untuk Anakku, Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Bahasa
Adapun dampak positif youtube bagi anak seperti menambah kreatifitas dan meningkatkan kemampuan bahasa anak. Nah, saya sendiri juga merasa dampak positif dari youtube. Anak saya yang berusia dua tahun menuju tiga tahun ini, memang sedang cepat-cepatnya meresap kosa kata.
Saya pun tidak sadar ketika memberikannya youtube, ternyata dia menyerap dengan cepat semua yang dia dengar. Beberapa kejadiannya membuat saya terkejut, seperti saat dia menyebutkan nama-nama makanan yang saya berikan, sementara saya sendiri belum perrnah mengenalkannya. Setelah dia menyebut makanannya dengan menyanyikannya, barulah saya sadar dia mendapatkan kosa kata itu dari youtube yang pernah saya putarkan untuknya.
Kedua, anak saya menjadi cepat belajar Bahasa Inggris.
Hal ini saya sadari ketika dia mampu menyebut warna dalam Bahasa Indonesia, kemudian dalam Bahasa Inggris. “Merah…. Red…. Kuning….. Yellow….. Hijau…. Green…”
Seperti itu anak saya menyebutkan warna satu per satu. Saya yang mendengarkan dengan nadanya seketika teringat youtube yang sering dia putar. Sesangkan saya sendiri jarang, bahkan bekum pernah mengajarkan ank saya Bahasa Inggris karena saya dan suami saya berkomitmen untuk menggunakan Bahas Indonesia hingga dia sekolah TK. Tidak hanya warna, angka dalam Bahasa Inggris pun dia sudah hafal karena sering memutar youtube.
Saat saya menjemput suami saya menggunakan mobil, suami saya iseng menanyakan anak saya Bahasa Inggrisnya angka satu. Kemudian anak saya sanggup menjawab, “One..” lalu meneruskan lagi hingga sepuluh, “two.. three.. four.. five.. six.. seven.. eight.. nine.. ten..”. Saat itu saya benar-benar terkejut karena saya belum pernah mengajarkan anak saya Bahasa Inggris, bahkan menggunakan Bahasa Inggris di depannya.
Ketiga, anak saya dapat menyebutkan dan huruf hijaiya dari alif sampai yak.
Suatu ketika saya mengajak anak saya mengaji di Masjid untuk pertama kalinya. Saya terkejut dia dapat menyanyikan huruf hijaiya dari alif sampai yak, sedangkan saya juga belum pernah mengajarkan ya huruf hijaiyah.
Keempat, dia mampu memahami konteks masalah di sekitarnya.
Seperti saat mengendarai kendaraan ketika lampu merah kita harus berhenti, kuning artinya jalan pelan-pelan, dan hijau kita harus jalan. Belum ada yang mengajarkannya, namun dia memang suka memutar video truk-truk yang berjalan melakui lampu lalu lintas juga.
Tidak hanya ini, mengenai memahami kondisi orang lain seperti sedih, sakit, dan marah pun, dia secara reflek memeluk, kadang juga mengucapkan maaf, terima kasih, dan tolong jika membutuhkan pertolongan. Ini pun saya belum mengajarkannya secara detail tapi dia telah memahaminya.
Terakhir, mampu mengambil sikap yang tepat.
Seperti saat makan harus cuci tangan dan berdoa dulu. Namun, saya sendiri juga belum pernah mengajarinya. Kecuali, setelah dari luar runah memang saya biasakan cuci tangan dan cuci kaki. Setelah saya ingat-ingat, ternyata dia melihat kebiasaan Nusa yang sering dia tonton di youtube.
Beberapa pengalaman saya di atas, bukan berarti saya mengamini sepenuhnya youtube untuk anak usia dini. Namun, akan lebih tepat jika kita bersikap bijak dalam menggunakan youtube. Youtube memiliki banyak manfaat jika kita kontrol penggunaannya, sama halnya saat digunakan anak kita. Kita harus aktif mendampinginya, dan melindunginya dari konten-konten yang tidak sesuai untuk anak kita. Jadi sudah berapa lama nonton youtube hari ini parents?
Referensi
Amelia, Riski Fauzi. Lestari, Triana. 2021, Tanggapan Orang Tua Mengenai Pengaruh Youtube Terhadap Emosi Anak Usia Sekolah Dasar, Cibubur, Universitas Pendidikan Indonesia.
Burroughs, Benjamin, 2017, Youtube Kids: The App Economy and Mobile Parenting, SAGE Journals.
Kurniati, Mulia. Nuryani, 2020, Pengaruh Sosial Media Yotube terhadap Pemerolehan Bahasa Anak Usia 3-4 Tahun, Journal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Mastanora, Refika, 2018, Dampak Tontonan Video Youtube
Pada Perkembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Batusangkar, Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak.
Noor, Fasiyah. Mumpuni, Ayu Restu. Laksimawati, Indah. Amaliyah, Anita. 2020, Pendampingan Ibu Bekerja Terhadap Penggunaan Youyuba pada Anak, Semarang, Jurnal Komunikasi dan Tekhnologi Informasi.
Putra, Asaas. Patmaningrum, Diah Ayu. 2018. Pengaruh Youtube di Smartphone Terhadap Perkembangan Komunikasi Interpersonal Anak, Bandung, Jurnal Komunikasi.
backlinko.com/youtube-users (Sabtu, 13 Mei 2022, 11.00)
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.