Selamat datang bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan. Menyambut bulan Ramadhan ini, apakah Parents sudah menyiapkan segalanya, termasuk mandi wajib sebelum puasa?
Beberapa orang pernah bertanya terkait perlukah mandi wajib sebelum puasa Ramadhan? Seperti mandi besar yang dilakukan setelah menstruasi atau junub yang tujuannya untuk menyucikan diri sebelum beribadah di bulan Ramadhan.
Mengutip dari laman Islam Pos, sebenarnya mandi besar itu tergantung dari niat orang tersebut. Namun, dalam rukun puasa, tidak ada aturan khusus yang menyatakan agar mandi wajib atau besar menjelang bulan Ramadhan.
Artikel terkait : Tata cara mandi junub saat puasa, bolehkah dilakukan setelah terbitnya fajar?
Dengan demikian, memasuki bulan Ramadhan ini tidak ada syarat mandi besar. Begitu juga dalam hadis, tidak ada yang bercerita tentang Rasulullah mandi besar menjelang bulan Ramadhan.
Kecuali jika Parents berada dalam keadaan junub dan akan berpuasa. Rasulullah mandi besar di waktu dini hari karena hendak puasa, sedangkan beliau dalam keadaan junub dini hari tersebut.
Ketentuan mandi wajib sebelum puasa
Mandi wajib sebelum puasa dilakukan untuk membersihkan diri dari hadas besar. Lalu, bagaimana jika semalam melakukan hubungan intim atau mimpi basah, tapi sampai azan subuh belum juga mandi junub? Apakah bisa berpuasa di hari itu?
Dalam sebuah hadist, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.” (HR. Muslim no. 1109)
Kesimpulan hadist ini, seperti disampaikan oleh para ulama, jika sudah masuk waktu subuh maka segera mandi wajib. Walaupun terlanjur sudah masuk waktu subuh dan melewati imsak, tetap harus berpuasa dengan syarat mandi wajib terlebih dahulu.
Cukup mandi junub lalu berpuasa hingga matahari tenggelam. Puasanya terbilang sah tanpa perlu mengganti puasanya.
Hadis tentang cara mandi wajib sebelum puasa
Berikut ini hadist yang menjelaskan tentang tata cara mandi wajib:
Hadis pertama
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya. (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316)
Hadis kedua
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di tempat yang berbeda). (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317)
Tata cara mandi wajib
Dari dua hadis itu menggambarkan langkah-langkah mandi wajib yang dapat disimpulkan menjadi urutan tata cara mandi wajib, yaitu :
Pertama: Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah mengatakan, “boleh jadi tujuan untuk mencuci tangan terlebih dahulu di sini adalah untuk membersihkan tangan dari kotoran. Juga boleh jadi tujuannya adalah karena mandi tersebut dilakukan setelah bangun tidur,”.
Kedua : Membersihkan kemaluan dan kotoran yang ada dengan tangan kiri.
Ketiga : Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dengan menggosokkan ke tanah atau dengan menggunakan sabun.
An Nawawi rahimahullah mengatakan, “disunnahkan bagi orang yang beristinja’ (membersihkan kotoran) dengan air, ketika selesai, hendaklah ia mencuci tangannya dengan debu atau semacam sabun, atau hendaklah ia menggosokkan tangannya ke tanah atau tembok untuk menghilangkan kotoran yang ada,”.
Keempat : Berwudu dengan wudu yang sempurna seperti ketika hendak shalat.
Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “adapun mendahulukan mencuci anggota wudu ketika mandi itu tidaklah wajib. Cukup dengan seseorang mengguyur badan ke seluruh badan tanpa didahului dengan berwudu, maka itu sudah disebut mandi (al ghuslu),”.
Artikel terkait : Doa niat puasa dan buka puasa di bulan Ramadan, jangan sampai lupa!
Kapan cuci kaki ketika wudu setelah mandi wajib?
Jika kita melihat dari hadits Maimunah di atas, dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau membasuh anggota wudunya dulu sampai membasuh kepala, lalu mengguyur air ke seluruh tubuh, sedangkan kaki dicuci terakhir.
Akan tetapi, hadits ‘Aisyah menerangkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudu secara sempurna atau sampai mencuci kaki. Setelah itu, beliau mengguyur air ke seluruh tubuh.
Demikian informasi tentang mandi wajib sebelum puasa Ramadhan. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Referensi : Rumaysho dan Islam Pos
Baca juga :
10 Resep menu buka puasa yang mudah, nikmat, menggugah selera keluarga